Ternyata Dokter Terawan Bisa Gabung IDI Lagi, Pemecatan Tak Permanen, Asal Penuhi Syarat Ini
Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Adib Khumaidi menegaskan bahwa pemecatan dr Terawan Agus Putranto sebagai anggota IDI tidak permanen
"Terkait putusan dokter Terawan ini proses panjang sejak dari 2013 berdasarkan laporan MKEK," kata Ketua Bidang Hukum Pembelaan dan Pembinaan Anggota (BHP2A) IDI, Beni Satria dalam konferensi pers virtual, Kamis (31/3).
Sementara Ketua Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Ikatan IDI, dr Djoko Widyarto JS menjelaskan keputusan pemberhentian Terawan sudah dimulai dalam muktamar Samarinda tahun 2018. Saat itu keputusan belum sempat terlaksana.
"Artinya sempat ditunda pelaksanaannya dengan pertimbangan-pertimbangan khusus," ujar Djoko. "Jadi sebenarnya muktamar di Banda Aceh yang ke-31 kemarin adalah kelanjutan dari apa yang diputuskan oleh muktamar di Samarinda muktamar yang ke-30," imbuh dia.
Meski dipecat dari keanggotaan IDI, sejauh ini Terawan masih tetap berpraktik di rumah sakit. Ia diketahui masih menangani pasien di RSPAD Gatot Soebroto. "(Terawan) masih berpraktik," kata Direktur Utama (Dirut) RSPAD Gatot Soebroto, Letjen TNI A. Budi Sulisty
Selain di RSPAD, Terawan juga masih menangani pasien di Rumah Sakit Dinas Kesehatan Tentara (RSDKT) Slamet Riyadi Solo, Jawa Tengah. Hal itu dikatakan oleh Andi yang merupakan mantan Tenaga Ahli Menteri Kesehatan saat Terawan menjadi menteri.
Andi mengatakan bahwa Terawan juga masih bangga menjadi anggota IDI. "Sampai hari ini saya masih sangat bangga dan merasa terhormat berhimpun di sana (IDI)," kata Terawan seperti ditirukan Andi. Terawan menyebut IDI merupakan menjadi rumah keduanya, tempat ia bernaung bersama saudara-saudara sejawat dokter lainnya.
"Pak Terawan mengimbau teman-teman sejawat dan yang lain agar bisa menahan diri untuk tidak menimbulkan kekisruhan publik, karena kita masih menghadapi pandemi Covid -19. Kasihan masyarakat dan saudara-saudara sejawat yang di daerah, puskesmas, rumah sakit, dll, ikut terganggu," ujarnya.
Terawan kemudian menyinggung sumpah dokter yang dijadikan landasan dalam setiap langkah.
"Saya sudah disumpah akan selalu membaktikan hidup guna perikemanusiaan, mengutamakan kesehatan pasien dan kepentingan masyarakat," ujar Andi.
Terawan juga mengaku sangat menyayangi saudara-saudara sejawatnya dan hormat kepada para guru. "Semua dokter itu sesuai sumpah kita, teman sejawat itu seperti saudara kandung, jadi saya menyayangi semua saudara saya di sana (IDI)," ujar Terawan.
Perihal putusan MKEK, Terawan menyerahkan semuanya kepada saudara sejawatnya.
"Biarkanlah saudara-saudara saya yang memutuskan. Apakah saya masih boleh nginep di rumah atau diusir ke jalan," kata Terawan.(tribun network/git/dod)
Artikel ini telah tayang di SerambiNews.com