Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Heboh

Elon Musk Beli Twitter Seharga Rp 634 Triliun, Warganet Malah Takutkan Akan Terjadi Hal ini

Elon Musk hanya membeli 9,2 persen saham Twitter dan menjadikannya sebagai pemegang saham individu terbesar.

Editor: Indry Panigoro
carnewscafe.com
Chairman dan CEO Tesla Motors Elon Musk. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Kabar mengejutkan datang dari Elon Musk.

Orang kaya sejagat yang juga Bos Tesla itu kabarnya bakal membeli Twitter.

Twitter juga telah mengonfirmasi bahwa mereka sepakat menjual perusahaan ke pengusaha miliarder Elon Musk seharga USD 44 miliar atau Rp 634 triliun, Selasa (26/4/2022).

Ya berdasarkan ketentuan kesepakatan, pemegang saham akan menerima USD 54,20 tunai untuk setiap saham Twitter yang mereka miliki, sesuai dengan penawaran asli Musk.

"Dewan Twitter melakukan proses yang bijaksana dan komprehensif untuk menilai proposal Elon dengan fokus pada nilai, kepastian, dan pembiayaan," kata Ketua Dewan Independen Twitter, Bret Taylor.

Dia menyebut kesepakatan itu jalan terbaik ke depan bagi pemegang saham Twitter.

Perjalanan panjang dilalui Musk untuk bisa membeli platform media sosial Twitter (TWTR).

Mulai dari mengkritik, membeli saham sedikit, menolak masuk dewan direksi sampai akhirnya membeli perusahaan itu seharga USD 44 miliar.

Sebelumnya, Elon Musk hanya membeli 9,2 persen saham Twitter dan menjadikannya sebagai pemegang saham individu terbesar.

Sebagai bagian dari pembelian saham itu, ia diminta untuk masuk jajaran dewan direksi.

Namun ia menolak tawaran tersebut di hari yang sama ketika ia ditawarkan. Meski begitu, ia tetap melontarkan kicauan-kicauan soal potensi perombakan di Twitter.

Sampai pada akhirnya ia memutuskan untuk mengajukan penawaran pembelian semua saham Twitter yang belum ia kuasai.

Menurut data pengajuan di SEC, Kamis (14/4), Musk menawarkan untuk mengakuisisi saham di Twitter yang bukan miliknya seharga US$54,20 atau Rp778.282 (kurs Rp14,359 per dolar AS) per lembar saham.

"Elon mengajukan penawaran untuk membeli 100 persen saham Twitter dengan harga USD 54,20 per saham dalam transaksi tunai dan kemudian menjadikannya [milik] pribadi," demikian dikutip dari Forbes.

Musk menambahkan bahwa tawaran USD 54,20 per lembar saham itu merupakan penawaran terbaik dan terakhirnya. Jika tidak diterima, dia akan mempertimbangkan kembali posisinya sebagai pemegang saham terbesar perusahaan.

CEO Tesla dan SpaceX itu, pada data pengajuan tersebut mengungkapkan kepercayaannya pada potensi Twitter untuk menjadi platform kebebasan berbicara dan melayani kebutuhan sosial mendesak.

Setelah berita itu merebak, banyak dari pakar dan netizen yang takut apabila akun Donald Trump kembali.

Diketahui, Twitter melarang Donald Trump mencuit lagi di platform berikon burung tersebut.

Hal ini karena ada dugaan Trump menghasut para pengikutnya setelah pemilihan presiden 2021 lalu untuk melakukan kekerasan.

Elon Musk Jadi Orang Terkaya di Dunia
Elon Musk Jadi Orang Terkaya di Dunia (Tribunnews)

Pada 8 Januari 2021, Presiden Donald J Trump menge-tweet:

“75.000.000 Patriot Amerika hebat yang memilih saya, AMERIKA PERTAMA, dan MEMBUAT AMERIKA HEBAT LAGI, akan memiliki SUARA RAKSASA jauh di masa depan. Mereka tidak akan diremehkan atau diperlakukan tidak adil dengan cara, bentuk, atau bentuk apa pun!!!”

Tak lama kemudian, Presiden men-tweet:

“Kepada semua yang sudah bertanya, saya tidak akan hadir di pelantikan pada 20 Januari.”

Karena ketegangan yang sedang berlangsung di Amerika Serikat saat itu, dan meningkatnya percakapan global mengenai orang-orang yang menyerbu Capitol dengan kekerasan pada 6 Januari 2021, kedua Tweet dibaca dalam konteks peristiwa dan cara bagaimana pernyataan Presiden dapat dimobilisasi oleh khalayak yang berbeda.

Elon Musk Jadi Orang Terkaya di Dunia
Elon Musk Jadi Orang Terkaya di Dunia (Tribunnews)

Termasuk untuk menghasut kekerasan, serta dalam konteks pola perilaku dari akun ini dalam beberapa minggu terakhir.

Pakar industri khawatir bahwa keinginan Musk untuk kebebasan berbicara di Twitter dapat berarti membatalkan beberapa pekerjaan platform untuk mengekang ujaran kebencian, informasi yang salah, pelecehan, dan konten berbahaya lainnya.

Netizen juga mempertanyakan apakah Musk dapat memulihkan akun mantan Presiden Donald Trump.

Langkah seperti itu dapat memiliki konsekuensi yang signifikan untuk pemilihan presiden AS 2024 mendatang.

Meskipun Twitter lebih kecil dari beberapa saingan media sosial, ia memiliki pengaruh yang sangat besar di dunia online dan offline karena digunakan oleh banyak politisi, tokoh masyarakat, dan jurnalis, dan terkadang bertindak sebagai model untuk platform lain dalam cara menangani konten berbahaya.

Elon Musk. CEO Tesla
Elon Musk. CEO Tesla ()

"Jangan biarkan Twitter menjadi cawan petri untuk ujaran kebencian, atau kebohongan yang merusak demokrasi kita," kata Derrick Johnson, presiden NAACP, dalam sebuah pernyataan yang ditujukan kepada Musk, Senin, setelah kesepakatan itu.

Meski begitu, Donald Trump mengatakan kepada CNBC pada hari Senin bahwa dia tidak akan kembali ke Twitter bahkan jika Elon Musk, pemilik baru perusahaan, membatalkan larangan terhadap akunnya.

"Tidak, saya tidak akan kembali ke Twitter," kata Trump kepada Joe Kernen dari CNBC.

“Saya akan berada di Truth Social dalam seminggu. Sesuai jadwal. Kami memiliki banyak orang yang mendaftar. Saya suka Elon Musk. Saya sangat menyukainya. Dia individu yang luar biasa. Kami melakukan banyak hal untuk Twitter ketika saya berada di Gedung Putih. Saya kecewa dengan cara saya diperlakukan oleh Twitter. Saya tidak akan kembali ke Twitter," katanya.

( Tribunjogja.com | Bunga Kartikasari )

Artikel ini telah tayang di TribunJogja.com 

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved