Berita Minahasa
Warga Keluhkan Oknum Kumtua di Kecamatan Kakas Minahasa Tukar-Guling Lahan Pekuburan
Pasalnya, program penyediaan lahan pekuburan yang terletak di dekat jalan Totolan Nyatanya tak terealisasi sesuai dengan pembahasan awal.
Penulis: Mejer Lumantow | Editor: Rizali Posumah
Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Kinerja Oknum Hukum Tua Desa Tountimomor, Kecamatan Kakas Barat, Kabupaten Minahasa OK alias Ornie, belakangan ini menuai sorotan sejumlah warga.
Pasalnya, program penyediaan lahan pekuburan yang terletak di dekat jalan Totolan Nyatanya tak terealisasi sesuai dengan pembahasan awal.
Malahan, dari informasi yang didapat, status kepemilikan tanah seluas kurang lebih 900 M2 yang di beli melalui swadaya masyarakat Tahun 2013 lalu, kini menjadi milik oknum Kumtua OK.
Menurut perwakilan Kelompok Masyarakat Peduli Desa Tountimomor Jantje Watuseke, dari awal penyusunan program ini pun tidak dibarengi dengan sosialisasi yang baik.
Tidak semua warga ikut dilibatkan dalam pembahasan.
"Kalau pun ada, mereka hanya dipilih oleh oknum OK, kalaupun masyarakat tidak mau ke lahan pekuburan tersebut kan bisa ada swadaya masyarakat untuk membeli lahan yang baru tanpa harus tukar guling," ungkap dia.
Lanjutnya, sekarang lahan yang dibeli si hukum tua, sebesar Rp 30 juta kini ditukar guling dengan lahan yang lebih besar.
Karena lebih dekat dengan area pekuburan, yang biasanya digunakan warga desa.
Malahan, dari informasi yang beredar, proses pengumpulan dana swadaya masyarakat, kantin pembangunan hingga dana sukarela masyarakat sebesar Rp.100.000 per kepala keluarga.
Melebihi dari harga tanah yang dibeli di tahun 2013 lalu.
"Bukan hanya itu, sudah ada program pembangunan fisik menggunakan dana desa di lahan pekuburan alternatif. Saya kira ini hanya menguntungkan secara sepihak," keluhnya.
Hal senda disampaikan oleh mantan perangkat desa Jules Mowoka, dugaan penyimpangan program desa dalam hal pengadaan lahan pekuburan alternatif.
Meski tak digunakan sebagaimana mestinya, tidak seharusnya tanah itu ditukar gulingkan kemudian menjadi milik OK.
Malahan, tetap dipertahankan menjadi aset milik desa. Pasalnya, sudah ada beberapa proyek fisik masuk di lokasi lahan pekuburan alternatif.
"Dari awal saja penyusunan atau konsep program ini, sudah tidak mengakomodir kepentingan banyak orang. Dan baiknya, kalau efektivitas program ini tak berjalan sesuai harapan.