Mudik Lebaran 2022
Info Terbaru Harga Tiket PO Raya, Lengkap Waktu Keberangkatan
Berikut info terbaru harga tiket bus Perusahaan Otobus (PO) Raya. Dari Jakarta dan Bodetabek jurusan Solo, Wonogiri dan kota-kota sekitar.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Berikut info terbaru harga tiket bus Perusahaan Otobus (PO) Raya.
Tarif tiket mudik Lebaran 2022 dari Jakarta dan Bodetabek jurusan Solo, Wonogiri dan kota-kota sekitar.
PO Raya menetapkan tarif batas bawah Rp 240.000 untuk kursi kelas Junior Eksekutif dengan keberangkatan H-14 Lebaran.
Hal itu berdasarkan postingan informasi di media sosial Instagram,
Sedangkan untuk tarif batas atasnya adalah Rp 575.000 untuk kelas Super Top keberangkatan H-7 Lebaran.
Untuk keberangkatan hari H Lebaran, terjadi penurunan harga tiket, seperti kelas Eksekutif 24 seat, dari harga Rp 475.000 (H-7 lebaran) turun menjadi Rp 400.000.
Rata-rata penurunan harga tiket untuk semua kelas bus Raya sebesar Rp 75.000.
Sementara itu, pada saat arus balik mulai tanggal 4 sampai 10 Mei 2022, tarif tiket PO Raya berkisar antara Rp 230.000 – Rp 350.000 per penumpang.
Dan mulai tanggal 11 mei 2022 sampai seterusnya, tarif tiket cenderung sedikit menurun, semisal untuk tiket kelas Super Top dari Rp 350.000 turun menjadi Rp 330.000.
Untuk tarif mudik 2022 PO Raya ini berlaku dari seluruh agen di Jabodetabek dengan tujuan Jawa Tengah seperti Solo, Klaten, Sragen, Karanganyar, dan lainnya.
Pemerintah Minta Masyarakat Mudik Hindari Tanggal 28, 29 dan 30 April
Presiden Joko Widodo menyampaikan informasi terbaru terkait mudik lebaran tahun 2022.
Jokowi meminta masyarakat untuk melakukan mudik sebelum tanggal 28, 29 dan 30 April.
Karena sesuai data tiga hari itu adalah puncak arus mudik.
Ditambah lagi kata Presiden Jokowi sesuai data Survei Kementerian Perhubungan akan ada 23 juta mobil dan 17 juta sepeda motor yang akan digunakan oleh pemudik di musim mudik Lebaran 1443 Hijriah kali ini.
Menurut Presiden Joko Widodo (Jokowi), angka tersebut terhitung sangat besar. Sehingga diperkirakan akan terjadi kemacetan parah.
"Karena itu saya mengajak masyarakat untuk menghindari puncak arus mudik tanggal 28,29 dan 30 April 2022," ujarnya pada konferensi pers virtual, Senin (18/4/2022).
Untuk mengantisipasi risiko macet panjang, pemerintah telah menyiapkan rekayasa lalu lintas melalui aturan ganjil genap. Selain itu juga akan ada pemberlakuan satu arah atau one way hingga larangan truk masuk jalan tol.
"Untuk itu, saya mengajak masyarakat untuk mudik lebih awal. Tentu saja menyesuaikan dengan jadwal libur dari tempat bekerja," kata Jokowi.
Dia mengimbau pada masyarakat untuk jangan lupa mematuhi protokol kesehatan. Utamanya memakai masker, cuci tangan dan menjaga jarak.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, pemerintah telah memberikan libur cuti massal bagi ASN dan masyarakat.
Airlangga menyebut, cuti massal ini dapat dimanfaatkan untuk masyarakat untuk mudik Lebaran.
Dia memperkirakan, ada sekitar 80 juta masyarakat akan mudik pada Idul Fitri 1443 H. "Berdasarkan survei yang dilakukan, yang akan mudik lebih dari 80 juta orang," kata Airlangga.
Ketua Umum Partai Golkar ini juga menyebut, ada sekitar 14 juta warga Jabodetabek akan mudik. Tujuan mudik masyarakat, kata Airlangga, adalah wilayah Jawa Tengah.
Sehingga, Airlangga memprediksi akan terjadi kemacetan yang luar biasa di arus mudik tahun 2022 ini.
"Dari Jabodetabek saja 14 juta dan tujuan mudik yang pertama adalah Jawa Tengah. Jadi kira-kira kita paham apa yang terjadi dan kemacetan akan jadi hal yang luar biasa," jelas Airlangga.
Sementara itu, Ahli Epidemiologi Griffith University Dicky Budiman menilai potensi peningkatan kasus pascamudik tentu tetap ada.
"Karena bagaimanapun pun kita masih memiliki populasi yang rawan dan belum memiliki imunitas. Dan jumlah nya itu kurang lebih 20 persen," papar Dicky.
Populasi yang rawan baik pada mereka belum bisa divaksin, dan tidak ingin divaksin. Termasuk juga pada kelompok yang mengalami penurunan efektifitas dari imunitas.
Baik setelah terinfeksi dan divaksinasi Covid-19. Dengan jumlah proporsi 20 persen ini kata Dicky tentu bukan jumlah yang kecil.
Apalagi jika merujuk pada jumlah populasi Indonesia yang mendekati hingga 300 juta. Jumlah 20 persen ini mungkin sudah melebihi populasi Singapura, Kamboja, atau beberapa negara kecil di ASEAN.
"Ini tentu juga membawa kerawanan sendiri," kata Dicky. Khususnya yang bukan daerah aglomerasi ada potensi, sehingga harus memiliki mitigasi.
Tidak hanya mitigasi saat mendekati mudik atau arus balik saja. Sebelum dicapai 90 persen penduduk terproteksi minimal dua dosis minimal dan 50 persen untuk dosis ketiga, maka upaya mitigasi menjadi penting.
"Karena menginjak tahun ketiga, kelompok rawan 20 persen mengerucut ke kelompok yang benar-benar rawan. Mereka bisa saja orang lanjut usia, komorbid, termasuk anak-anak bawah lima tahun," tegas Dicky.
Kelompok ini, ketika masyarakat umum abai dan terpapar, mereka bisa berkontribusi pada beban fasilitas kesehatan maupun dalam bentuk fatalitas. Ini yang terjadi dalam level global.(Tribun Network/ais/yud/wly)
Telah tayang di: