Digital Activity
K H Muhammad Syarief Azhar Bersyukur Mengenal Toleransi Sejak Kecil
Kini ia adalah Pengasuh Pesantren Lembaga Pendidikan Islam Pondok Karya Manado, Manado, Sulawesi Utara (Sulut).
Penulis: Isvara Savitri | Editor: Rizali Posumah
Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Sering mengikuti almarhum ayah ke luar daerah, membuat K. H. Muhammad Syarief Azhar awalnya bercita-cita menjadi seorang pilot.
Namun, seiring berjalannya waktu, cita-cita tersebut berubah.
Kini ia adalah Pengasuh Pesantren Lembaga Pendidikan Islam Pondok Karya Manado, Manado, Sulawesi Utara (Sulut).
Salah satu yang mempengaruhi adalah kehidupan Syarief di lingkungan pesantren.
Ayahnya, adalah salah seorang perintis Pesantren LPI PKP Manado, yakni K.H Rizali M Noor.
Hal ini diungkapkan K. H. Muhammad Syarief Azhar dalam program Tribun Ramadan: Ramadan Bagi K. H. Muhammad Syarief Azhar.
Kata dia, sejak kecil ia telah dididik di lingkungan pesantren.
Setiap hari, lafaz-lafaz dan lantunan ayat suci Al Quran telah menjadi rutinitasnya.
"Didikan orang tua sejak kecil itu sangat berpengaruh. Apa yang diperdengarkan orangtua itu membekas," terang Syarief, Sabtu (2/4/2022).
Meski hidup di lingkungan pesantren, namun Syarif kecil memulai pendidikan formalnya di SD N 06 Manado.
Di situlah ia belajar toleransi karena berteman dengan banyak orang dari latar belakang suku, rasa, dan agama yang berbeda-beda.
"Saya tahu bertoleransi sejak SD karena kami diajarkan untuk hadir di dalam perayaan umat bergama lain, tapi bukan ikut ibadahnya. Setidaknya kita hadir mendukung kegiatan tersebut," kata Syarief.
Meski hidup di lingkungan pesantren, Syarief merasa bersyukur tinggal di Manado karena bisa menempatkan diri di mana saja.
Setelah tamat SD, barulah Syarif melanjutkan ke Madrasah Tsanawiyah Pesantren LPI PKP Manado.
Tentang Syarif Azhar