Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Presiden Jokowi Tetap Undang Vladimir Putin di KTT G20 Meski Ditentang, Ini Alasannya

Rencana kedatangan Presiden Rusia, Vladimir Putin ke KTT G20 di Bali ditentang oleh Amerika Serikat dan sejumlah negara Barat.

Editor: Alpen Martinus
Reuters/Sergei Karpukhin
Presiden RI Jokowi dan Presiden Rusia Vladimir Putin. (perihal presiden dua periode) 

TRIBUNAMANADO.CO.ID- Meski ditentang beberapa negara, nyatanya Presiden Jokowi tetap mengundang Vladimir Putin Presiden Rusia untuk hadir dalam KTT G20.

Wajar saja, lantaran memang Rusia masih termasuk anggota G20.

Sehingga semua anggota G20 tetap diundang untuk hadir.

Baca juga: PM Australia Minta Jokowi tak Undang Putin di KTT G20, Tuding Presiden Rusia Penjahat Perang

Jokowi Banjir Ucapan Selamat di KTT G20
Jokowi Banjir Ucapan Selamat di KTT G20 (Screenshot Video)

Rencana kedatangan Presiden Rusia, Vladimir Putin ke KTT G20 di Bali ditentang oleh Amerika Serikat dan sejumlah negara Barat.

Sementara Indonesia diminta oleh Inggris untuk meninjau ulang mengundang Vladimir Putin ke KTT G20, yang akan digelar Oktober 2022 mendatang di Bali.

Diketahui Amerika Serikat dan negara barat menolak kehadiran Vladimir Putin ke KTT G20.

Bahkan Amerika Serikat bakal menekan negara sekutunya untuk mengeluarkan Rusia dari G20.

Baca juga: Presiden Jokowi Utarakan Peran UMKM dan Perempuan di KTT G20, Yakinkan Indonesia Bangkit

Hal ini dilakukan imbas dari invasi Rusia ke Ukraina. 

Amerika Serikta dan sekutunya ingin mengisolasi Rusia dari dunia international.

Namun Indonesia selaku tuan rumah KTT G20 tak terpengaruh dan akan tetap mengundang Presiden Rusia, Vladimir Putin.

Kementerian Luar Negeri Indonesia ( Kemenlu RI) menegaskan Presidensi RI akan tetap mengundang seluruh anggota G20, termasuk Rusia.

Baca juga: Presiden Joko Widodo Sampaikan Pidato di KTT G20: Indonesia Ingin Melakukan Transformasi Besar

Hal itu mengacu pada ketentuaan G20 sebelumnya.

Dubes RI dan Perwakilan Tetap untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York (AS), Dian Triansyah Djani mengatakan diplomasi Indonesia selalu berdasarkan prinsip dasar dan aturan prosedur yang berlaku, demikian juga di G20.

“Oleh karena itu, kewajiban Presidensi G20 untuk mengundang semua anggotanya,” kata Dubes Triansyah Djani pada konferensi pers, Kamis (24/3/2022).

Penegasan ini juga disepakati Satgas G20 RI yakni Bank Indonesia, Kementerian Keuangan, Kementerian Perekonomian, maupun Kemlu RI.

Dubes Triansyah menggarisbawahi pentingnya semua untuk fokus di G20 dalam menangani pemulihan global paska pandemi yang menjadi perhatian dunia hari ini.

Seperti diketahui dunia belum keluar dari pandemi dan banyak negara berkembang yang kesulitan untuk mencapai target SDGs yang diharapkan untuk mendorong pemulihan ekonomi global.

“Kita akan melanjutkan tugas kita seperti presidensi-presidensi sebelumnya,” kata Triansyah.

Disebutkan bahwa undangan pada anggota G20 sudah dikirim pada 22 Februari 2022, termasuk mengundang Rusia.

“Kita sudah mengirim tanggal 22 Februari lalu,” ujarnya.

Rencana Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri KTT G20 di Bali, Indonesia, sebelumnya dikemukakan Duta Besar (Dubes) Rusia di Jakarta, Lyudmila Vorobyova, pada Rabu (23/3/2022).

Seperti diketahui, Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Group of Twenty (G20) di Bali, Indonesia, akhir tahun 2022 mendatang.

Acara ini yang akan dihadiri Presiden Rusia Vladimir Putin.

Rencana kehadiran Putin menjadi pusat perhatian.

Pasalnya, dalam beberapa hari terakhir sejak terjadi perang Ukraina dengan Rusia, muncul seruan dari beberapa negara anggota G20 yang menginginkan agar Rusia dikeluarkan dari kelompok tersebut.

Menanggapi seruan itu, Lyudmila Vorobyova berpendapat bahwa reaksi negara barat terhadap Rusia tidak proporsional.

"Tidak hanya G20, banyak organisasi berusaha untuk mengeluarkan Rusia. Reaksi Barat benar-benar tidak proporsional," katanya dalam konferensi pers pada Rabu (23/3/2022)  seperti dilansir dari Reuters. 

Keinginan Amerika dan sekutu barat untuk mengeluarkan keanggotaan Rusia dalam kelompok G20 tampaknya tidak akan mudah.

Sejumlah negara yang tergabung dalam G20 seperti China, India, dan Arab Saudi, kemungkinan akan menggunakan veto untuk membatalkan usul barat tersebut.

Sebagai informasi, veto adalah hak konstitusional penguasa untuk mencegah, menyatakan, menolak, atau membatalkan keputusan.

Sementara Indonesia saat ini dipercaya sebagai presidensi G20.

Acara puncak pertemuan para pemimpin G20 akan dilaksanakan di Bali akhir tahun ini.

(Tribunnews.com/Larasati Dyah Utami)

Artikel ini telah tayang di PosBelitung.co

Sumber: Pos Belitung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved