Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kabar Papua

Petinggi Benny Wenda dan ULMWP Gagal Merdekakan OPM, Akedemisi Bungkam Propaganda Sesat yang Mencuat

Salah satu petinggi OPM, Benny Wenda dan ULMWP dinilai gagal merdekakan OPM. Akademisi Uncen Marinus Yaung bungkam propaganda sesat yang beredar.

Editor: Frandi Piring
timipotu.com
Benny Wenda Dinilai gagal merdekakan Papua Barat OPM. Akademisi Uncen Marinus Yaung bungkam propaganda sesat yang beredar. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Wilayah Papua Barat disebut tidak akan pernah merdeka karena keputusan Benny Wenda dan United Liberation Movement for West Papua ( ULMWP ).

Peinggi OPM itu disebut telah menolak nasehat dari negara-negara benua Afrika.

Dengan demikian, Benny Wenda serta ULMWP dinilai gagal memerdekakan Papua Barat.

Hal itu dikatakan Akademisi Universitas Cenderawasih (Uncen), Marinus Yaung.

Marinus, dalam tulisannya di media sosial, dikutip Tribun-Papua.com, Rabu (23/03/2022).

"Setelah saya mengikuti perkembangan pembentukan opini publik yang semakin menyesatkan hingga menimbulkan polarisasi dan tajam di masyarakat, yang didirigen oleh Dewan Gereja Papua, para elit, pejabat publik,

dan Bennny Wenda bersama organisasi ULMWP tentang isu Daerah Otonomi Baru (DOB) -- itu sebagai ancaman terhadap kemanusian dan isu perut Bumi Papua, membuat saya berpikir untuk meresponnya," tulis Marinus.

(Akademisi Uncen Marinus Yaung bungkam propaganda sesat yang beredar./Foto Radar Merauke)

Analisanya tentu punya alasan tersendiri. Mengingat, karen opini itu membuat elemen masyarakat sipil di Papua menolak kebijakan DOB dan implementasi UU Otsus Papua dalam perubahan kedua, karena telah meyakini Papua akan merdeka.

"Mereka percaya bahwa dewan gereja dan Benny Wenda akan mewujudkan Referendum di Papua," katanya.

Menurut Marinus, mahasiswa bersama masyarakat telah mengorbankan masa depan serta nyawanya demi mendukung asumsi-asumsi propaganda dari dewan gereja di Papua, termasuk Benny Wenda soal klaim internasionalisasi isu Papua.

"Klaim sepihak, dewan gereja di Papua dan Benny Wenda bersama ULMWP bahwa 49 negara Afrika dan 79 negara APC telah mendukung perjuangan kemerdekaan Papua. Itu hanyalah asumsi dan opini sesat belaka," ujarnya.

Hingga kini belum ada bukti atau data maupun informasi resmi tentang pernyataan dukungan diplomatik dari para pemimpin berbagai negara yang diklaim Benny Wenda mendukung Papua merdeka.

"Negara-negara di Afrika memang benar menaruh simpati terhadap perjuangan Benny Wenda dan situasi Papua, dan telah memberikan nasihat kepada dia

untuk tidak berjuang sendiri, namun dia diminta agar berdamai dengan tokoh-tokoh politik seperti Oktovianus Mote dan beberapa elemen perjuangan," jelasnya.

(Klaim kemerdekaan Papua Barat, Benny Wenda umumkan 12 Departemen Kabinet Papua Barat OPM. (Twitter.com/@BennyWenda)

Namun, menurut akademisi Uncen itu, Benny Wenda malah tak mengindahkan semuanya.

"Selain itu, mereka juga menasehati untuk Benny mengikuti pola diplomasi Fretellin di Timor Leste, agar bisa efektif.

Tetapi nasihat itu tidak dilakukan Benny karena ego sektoral dan kebanggaan identitas kesukuan," katanya.

Bahkan kata Marinus, negara-negara di Afrika juga menyarakan Benny Wenda mencontoh perjuangan diplomasi Timor Leste.

Sebab, Timor Leste berhasil mendapatkan dukungan diplomatik dari 49 negara Afrika karena Xanana Gusmao tidak berjuang sendiri.

"Dimana untuk diplomasi ke Afrika, dilakukan dalam bentuk sebuah tim yang terdiri dari Francisco Xavier do Amaral, Mari Alkatiri, dan Roque Rodrigues.

Sememtata untuk diplomasi ke Australia, China dan Pasifik dilakukan oleh Jose Ramos Horta dan Alarico Fernandes," jelasnya.

Kata marinus, persatuan tersebut perlu dilakuan sebagai kunci keberhasilan diplomasi internasional.

"Sebab tidak mudah untuk meyakinkan komunitas internasional tentang ide Papua merdeka hanya satu individu," ujarnya.

Diplomasi Dinilai Gagal

Sementara itu, Marinus mengatakan perjuangan Benny Wenda telah gagal total dalam menjalankan nasehat negara-negara Afrika.

"Benny juga telah merusak kesatuan ULMWP sejak 2017 lalu yang dibentuk di Port Villa pada akhir tahun 2014 atas dasar semangat solidaritas Melanesia.”

“Sementara negara-negara Afrika sudah menasehati Benny sejak 2019 lalu untuk segera membenahi organisasi ULMWP sebelum perubahan kedua UU Otsus Papua tahun 2021,” ujarnya.

Namun, dia gagal membenahi ULMWP dan dampaknya negara-negara Afrika sekarang menghargai dan menghormati kedaulatan Indonesia atas Papua.

Sebab menurut Marinus, negara-negara Afrika telah mendukung implementasi kebijakan Presiden Joko Widodo untuk membangun masa depan Papua dalam bingkai otonomi khusus dalam perubahan kedua.

Dikatakanya, masyarakat sipil dan para mahasiswa Papua, juga tidak akan merdeka dalam waktu dekat.

"Oleh sebab itu, mari kita cerdas dan berhikmat dalam mengikuti perkembangan isu-isu Papua saat ini, serta perkembangan geopolitik regional dan global,"

Jangan terus-menerus jadi korban ke dalam pembentukan opini sesat dan bias, yang dilakukan oleh dewan gereja Papua dan Benny Wenda bersama ULMWP.

"Jangan percaya narasi-narasi buatan manusia yang yang tidak membawa kedamaian, ketentraman dan kesejukan di tanah Papua," pungkasnya.

(*)

Artikel ini telah tayang di Tribun-Papua.com

Sumber: Tribun Papua
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved