Sejarah
Semangat Bushido Tentara Jepang Dalam Bait Puisi Pada Monumen di Kota Bitung
Bak tawon marah, pesawat-pesawat tersebut menggempur pertahanan tentara Jepang di pulau tersebut.
Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Rizali Posumah
Ya, Akhir kekuasaan Jepang di Indonesia bisa terlacak di Kota Cakalang ini.
Selain monumen, ada pula reruntuhan kapal perang Jepang di Kelurahan Mawali Kecamatan Lembeh.
Kapal tersebut merupakan satu-satunya peninggalan Kapal Perang Jepang dalam Perang Dunia II di Sulut.
Bangkai kapal itu masih utuh.
Sebenarnya ada beberapa bangkai kapal jepang lagi di sejumlah wilayah di Bitung. Tapi sudah tidak utuh lagi.
Kapal tersebut disebut merupakan produk nomor satu.
Hal itu nampak dari besi kapal yang sangat kokoh.
Sayang hal ini disalahgunakan sejumlah oknum yang mencuri besi itu.
Berbagai mitos menyelimuti kapal perang itu.
Ada yang menyebut di sana terdapat harta karun. Hal itu tak pernah terbukti.
Mitos itu malah membuat kapal itu semakin diminati.
Peninggalan Jepang lainnya di Pulau Lembeh adalah Aerprang.
Dulunya, air itu dipakai tentara Jepang untuk minum.
Sebelum berperang di front Leyte Filipina, sejumlah kapal perang singgah di sana untuk mengisi persediaan air.
Untuk itu dibangunlah dermaga. Dermaga itu masih ada hingga kini.