Rusia vs Ukraina
Jenderal Kelima Rusia Tewas, Pejabat Tinggi Vladimir Putin Terpecah, Komandan Intelijen Kini Ditahan
Letnan Jenderal Andrei Mordvichev menjadi jenderal kelima dari pasukan Vladimir Putin yang tewas sejak invasi ke Ukraina dimulai.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Ukraina melaporkan salah satu komandan paling senior Rusia, Andrei Mordvichev telah tewas dalam pertempuran, Sabtu (19/3/2022).
Letnan Jenderal Andrei Mordvichev menjadi jenderal kelima dari pasukan Vladimir Putin yang tewas sejak invasi ke Ukraina dimulai.
Hal ini membuat Internal pemerintah Rusia terpecah terkait invasi ke Ukraina, dengan seorang komandan intelijen Rusia ditempatkan di bawah tahanan rumah.
Baca juga: Ingat Bocah 11 Tahun Alami Obesitas di Bekasi? Bobot Tubuh Capai 115 Kg, Kini Dikabarkan Meninggal
Kolonel Jenderal Sergei Beseda, Kepala Dinas Kelima dari Dinas Intelijen FSB Rusia, dan Wakil Beseda ditahan di bawah tahanan rumah, menurut sebuah laporan oleh lembaga pemikir non-partisan Pusat Analisis Kebijakan Eropa (CEPA) dilansir dari The Jerusalem Post pada Sabtu (19/3/2022).
Divisi Kelima Dinas Intelijen FSB Rusia bertanggung jawab untuk informasi intelijen kepada Presiden Rusia Vladimir Putin tentang Ukraina menjelang perang.
"Sepertinya dua minggu perang, Putin sadar bahwa dia benar-benar melakukan kesalahan. Kementerian, takut akan tanggapannya, dan hanya akan memberi tahu Putin apa yang ingin dia dengar," tulis jurnalis investigasi Rusia Irina Borogan dan Andrei Soldatov dalam laporan CEPA.
Kedua wartawan menambahkan bahwa mereka telah memantau Departemen Informasi Operasi (DOI), cabang intelijen asing FSB, sejak didirikan sebagai direktorat pada akhir 1990-an.
Pihak Rusia belum mengonfirmasi laporan bahwa Kolonel Jenderal Beseda berada di bawah tahanan rumah.
Beseda juga menjadi sasaran sanksi yang diterapkan oleh Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Uni Eropa pada 2014, ketika konflik pecah di Ukraina dan Rusia menduduki Krimea.
Pada Sabtu (19/3/2022), seorang pejabat AS mengatakan kepada The Wall Street Journal bahwa laporan-laporan soal Beseda yang ditempatkan di bawah tahanan adalah "kredibel".
Pejabat itu juga mengeklaim perpecahan terjadi antara FSB dan Kementerian Pertahanan Rusia mengenai invasi ke Ukraina.
Sementara laporan media asing dan pejabat asing menunjukkan bahwa pihak pertama Rusia pada awalnya meyakini dapat mengambil alih Kyiv, ibu kota Ukraina, dalam hitungan hari.
Akan tetapi, hampir sebulan kemudian pasukan Rusia masih gagal melakukannya, karena perlawanan yang kuat dari Ukraina dan bantuan Barat mengalir ke negara itu.
"Sulit membayangkan beberapa intelijen senior (Rusia) berbicara dengan Putin dan tidak memberi tahu Putin apa yang ingin dia dengar, terutama jika itu keyakinan yang dipegang teguh (keunggulan dalam perang), keyakinan Putin tentang Ukraina," kata Jeffrey Edmonds, mantan pejabat CIA dan Dewan Keamanan yang memiliki pengetahuan khusus di kawasan itu.
Vladimir Osechkin, seorang aktivis hak asasi manusia Rusia yang diasingkan, mengonfirmasi penahanan intelijen tersebut kepada The Times.
Dilaporkan juga bahwa petugas FSB menggeledah lebih dari 20 alamat di sekitar Moskwa dari sesama petugas FSB, yang dicurigai melakukan kontak dengan wartawan.
"Dasar formal untuk melakukan penggeledahan ini adalah tuduhan penggelapan dana yang dialokasikan untuk kegiatan subversif di Ukraina. Alasan sebenarnya adalah informasi yang tidak dapat diandalkan, tidak lengkap, dan sebagian palsu tentang situasi politik di Ukraina," tambah Osechkin.
Dia juga menganalisis laporan pelapor yang diklaim ditulis oleh FSB beberapa terakhir di situs web miliknya "Gulagu.ru".
Di dalamnya, seorang analis FSB menulis "sekarang mereka (Kremlin) secara metodis menyalahkan kami (FSB). Kami dicerca karena analisa yang kami berikan".
Sejumlah pejabat pendukung pemerintah telah dicopot dari posisi mereka di tengah serangan Rusia ke Ukraina.
Ini termasuk Jenderal Roman Gavrilov, dengan laporan media Rusia terpecah tentang apakah dia dipecat atau mengundurkan diri.
Penyelidik Bellingcat Christo Grozev melaporkan bahwa Gavrilov ditahan juga, mungkin karena "kebocoran (informasi) militer yang menyebabkan hilangnya nyawa."
Jendral kelima tewas
Sementara itu dari Kyiv, Ukraina mengumumkan telah membunuh salah satu komandan paling senior Rusia, yang akan menjadi kematian kelima jenderal dari pasukan Vladimir Putin sejak invasi Rusia ke Ukraina dimulai.
Dilansir dari Newsweek pada Sabtu (19/3/2022), staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina mengatakan Letnan Jenderal Andrei Mordvichev, Komandan Angkatan Darat Umum ke-8 Distrik Militer Selatan Angkatan Bersenjata Rusia, telah tewas.
Pernyataan itu tidak mengatakan di mana dia meninggal.
Tetapi mantan penasihat kandidat presiden Oleksiy Arestovych mengatakan dia terbunuh ketika pasukan Ukraina menyerang sebuah lapangan terbang di Chornobayivka, di wilayah Kherson, menurut laporan Interfax.
Berita itu juga dilaporkan oleh Kyiv Independent dan sejumlah outlet Barat.
Kementerian pertahanan Rusia, yang telah dihubungi Newsweek untuk dimintai komentar, belum mengonfirmasi kematian Mordvichev, sikapnya sesuai dengan penanganan sebagian besar klaim sebelumnya oleh Ukraina tentang kematian beberapa jenderal.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com