Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Pantas Pernikahan Ayu Dewi Stafus Presiden Jokowi Tuai Sorotan, Ternyata Ada yang Beda

Hal tersebut dilakukan karena keduanya berbeda agama. Ayu sebagai muslim dan Gerald penganut Katolik.

Editor: Alpen Martinus
YOUTUBE.COM/AYU KARTIKA DEWI
Pasangan Ayu Kartika Dewi dan Gerald Bastian didampingi orangtua foto bersama seusai misa pemberkatan di Gereja Katedral, Jakarta, Jumat (18/3/2022). Pasangan ini menikah beda agama. 

TRIBUNMANADO.CO.ID- Pernikahan Ayu Kartika Dewi staf khusus (stafsus) Presiden RI Joko Widodo, Jumat (18/3/2022) sepintas bias saja.

Namun belakangan menuai sorotan lantaran dua prosesi nikah yang mereka lakukan.

Ya, mereka menggelar akad nikah dan pemberkatan.

Baca juga: Stafsus Presiden, Ayu Kartika Dewi Positif Terinfeksi Virus Corona: Perasaan Baik-baik Saja


Gerald Sebastian, Suami Ayu Kartika Dewi.(Instagram Gerald Bastian)

ia menikah dengan Gerald Sebastian.

Hal tersebut dilakukan karena keduanya berbeda agama. Ayu sebagai muslim dan Gerald penganut Katolik.

Pernikahan Staf Khusus Presiden RI Joko Widodo atau Jokowi Bidang Sosial, Ayu Kartika Dewi dengan Co-Founder Kok Bisa?, Gerald Bastian sedang ramai jadi pembicaraan dalam 2 hingga 3 hari terakhir.

Pemicunya adalah prosesi pernikahan mereka dilangsungkan dalam 2 dua agama berbeda karena Ayu Kartika Dewi dan Gerald Bastian beda agama.

Baca juga: Pantas Dua Polisi Penembak 6 Anggota FPI Divonis Bebas, Ternyata Hakim Punya Dua Pertimbangan

Ayu Kartika Dewi memeluk Islam, sedangkan Gerald Bastian adalah memeluk Katolik.

Pada Jumat (18/3/2022) pagi kemarin, pasangan Ayu Kartika Dewi dan Gerald Bastian terlebih dahulu menjalani prosesi akad nikah di Hotel Borobudur, Jakarta.

Pernikahan secara Islam dipimpin penghulu dari UIN Syarif Hidayatullah, Prof Dr Zainun Kamal.

Selanjutnya, menjalani misa pemberkatan di Gereja Katedral, Jakarta yang dipimpin Kardinal Romo Ignatius Suharyo.

Kedua prosesi tersebut berjalan lancar sebagaimana disaksikan melalui siaran live streaming.

Baca juga: Pantas Indra Kenz Tak Disukai Tetangga di Medan, Ternyata Lima Hal Ini Buatnya Disebut Kena Karma

Namun, setelahnya, koementar pro dan kontra pun bermunculan di media sosial.

Nama Ayu Kartika Dewi bahkan menjadi trending topic di media sosial Twitter, Jumat malam kemarin.

Tokoh Muslim dunia sekaligus imam di Islamic Center of New York dan Direktur Jamaica Muslim Center, Muhammad Syamsi Ali atau Imam Shamsi Ali turut berkomentar. 

Dia menyoroti maraknya fenomena nikah beda agama dan yang menjadi persoalan lain adalah ketika yang menikah beda agama itu adalah orang yang punya pengaruh.

"Anda mau nikah dengan siapa saja silahkan. Itu hak dan tanggung jawab anda dunia akhirat. Tapi dalam tatanan hukum Nasional Indonesia bolehkan menikah lintas agama/keyakinan? Kenapa akhir-akhir ini marak dan nampak didiamkan? Apalagi orang itu punya posisi di istana..," demikian kicuannya Imam Shamsi Ali melalui akunnya @ShamsiAli2.

Alasan Ayu Kartika Dewi menerima Gerald Bastian

Di tengah kontroversi yang muncul, Ayu Karitika Dewi dan Gerald Bastian kini resmi menjadi sepasang suami istri.

Ayu Kartika Dewi baru memutuskan mengkahiri masa lajangnya di usia hampir 4 dekade sebab dia sangat selektif memilih calon pendamping.

Dia bahkan memasang 100 kriteria calon suami idamannya.

Pilihan jatuh kepada Gerald Bastian sebab dia memenuhi 97 kriteria yang terdiri, antara lain suka mendonorkan darahnya, tak merokok, menyukai traveling, memiliki lengan yang kuat, menguasai seni bela diri, jujur, berpikir saya cantik, nyaman bersama saya, nyaman menjadi diri sendiri.

Lalu bermeditasi, menjadi pemecah masalah yang baik, pembelajar diri sendiri, mengerti ketakutanku, percaya pendidikan, mempunyai kulit bersih, dewasa secara emosional, mampu memainkan alat musik, peduli kesehatannya, dan tak percaya poligami.

Namun, ada 3 kriteria tak mampu dipenuhi Gerald Bastian.

Ketiga kriteria tersebut, yakni memiliki kulit gelap, menyukai serial F.R.I.E.N.D.S., dan bisa mengemudikan mobil.

"Dulu banget, saya pernah mencoba menulis 100 kriteria teman hidup yang saya inginkan. Butuh waktu berbulan-bulan untuk bisa nulis sampai ke angka 100.

Beberapa tahun kemudian, saya dikenalkan dengan orang ini. Ternyata dia memenuhi 97 dari 100 kriteria.

Jadi, ya gitu deh 

Setelah pacaran lebih dari 2 tahun, kami mau nikah 

#AyuGerald," demikian ditulis Ayu Kartika Dewi di akunnya di Instagram @ayukartikadewi saat menceritakan secara singkat kenapa dia memutuskan menikah dengan Gerald Bastian, pendiri Kok Bisa?, platform media yang bergerak pada bidang edukasi yang menyampaikannya dengan sebuah video cerita beranimasi.

Postingan Stafsus Milenial Presiden Jokowi, Ayu Kartika Dewi di Instagram terkait asmaranya dengan Gerald Bastian. (INSTAGRAM.COM/@AYUKARTIKADEWI)
Dia juga mem-posting foto close up-nya dengan Gerald Bastian yang berlatar belakang biru, seperti yang biasa digunakan di buku nikah.

Tak terima angpau

Berbeda dengan lazimnya acara pernikahan di Indonesia, Ayu dan Gerald Bastian meminta kepada siapa saja agar tak memberikan hadiah barang, tak menerima uang atau angpau, tak mengirim karangan bunga terkait pernikahannya.

Jika ada yang memberikan kado, isi kado tersebut 100 persen akan digunakan untuk kegiatan sosial melalui platform KitaBisa.

Sebagaimana dalam tayangan video live streaming akad nikah dan pemberkatan, sejumlah tamu hadir meramaikan prosesi sakral tersebut di gereja dan hotel.

Ucapan selamat atas pernikahan mereka juga banyak disampaikan di media sosial.

Namun, ada pula yang memersoalkan pernikahan beda agama ini.

Profil Gerald Sebastian

Gerald Sebastian merupakan salah satu pendiri atau Co-Founder Kok Bisa.

Di akun Linkedin pribadinya, Gerald juga menuliskan jabatan lainnya yakni Business Director Kok Bisa.

Kok Bisa adalah sebuah perusahaan rintisan atau startup media pendidikan di Indonesia yang memiliki misi untuk mengomunikasikan dan menjembatani kesenjangan antara sains dan masyarakat.

Pendidikan

Gerald merupakan sarjana ilmu komunikasi lulusan Universitas Indonesia (UI).

Dia menempuh pendudukan selama rentang tahun 2012-2015.

Organisasi

Sewaktu menjadi mahasiswa, Gerald pun aktif di organisasi kampus yakni HMIK (Himpunan Mahasiswa Komunikasi) UI sejak 2013-2014.

Dia didapuk sebagai seorang staf humas atau public relations di organisasi mahasiswa jurusan ilmu komunikasi.

Selain itu, Gerald juga merupakan ketua komunitas Parkour Jakarta untuk Chapter Kota.

Keaktifannya di komunitas tersebut selama dua tahun yakni pada 2010-2012.

Relawan Sosial

Tak hanya sebagai pendiri Kok Bisa, Gerald juga dikenal sebagai seorang yang berjiwa sosial tinggi.

Hal ini dapat diketahui dari beberapa aktivitasnya sebagai relawan di komunitas Earth Hour Global (2011), YouTube Ambassador (2016-2017), dan YouTube Creator for Change (2018 hingga kini).

Artikel ini telah tayang di Sripoku.com dan Tribun-Timur.com 

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved