Populer Nasional
Faisal Basri Bungkam Luhut Pandjaitan soal Tunda Pemilu: Bicara Sembarangan, Haram Pejabat Berbohong
Faisal Basri menyoroti pernyataan Menko Marves Luhut Panjdaitan soal data penundaan Pemilu 2024 yang disetujui seratusan juta warganet.
Menurutnya, kemajuan maupun kemunduran suatu negara dipengaruhi oleh banyak faktor.
Misalnya, geografis, sejarah, budaya, hingga sumber daya alam.
Namun, dari sederet faktor tersebut, yang tak kalah penting adalah kepastian institusi.
Menurutnya, institusi ini sebagai pondasi berjalannya segala “aturan main”.
“Kita ingin membangun gedung pencakar langit, membangun kemegahan istana dan macam-macam pondasinya harus kokoh.
Kalau tidak, mudah hancur, mudah rusak,” terang dia.
“Oleh karena itulah maka institusi ya kalau bahasa sederhananya aturan main harus jelas,” imbuh dia.
Diberitakan, wacana penundaan Pemilihan Umum atau Pemilu 2024 santer disuarakan oleh elite politik Indonesia.
Sebelumnya, Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menetapkan bahwa Pemilu 2024 akan digelar pada 14 Februari 2024.
Namun, sejumlah pihak menyuarakan bahwa pemilu sebaiknya ditunda dan memperpanjang masa jabatan Presiden Joko Widodo menjadi tiga periode.
Terbaru, Luhut Binsar Pandjaitan mengeklaim mayoritas masyarakat menginginkan Pemilu 2024 ditunda.
(Faisal Basri bungkam Luhut Pandjaitan soal Tunda Pemilu. (Dok handout)
Dalam sebuah tayangan YouTube, Luhut bahkan mengeklaim memiliki big data 110 juta warganet yang meminta supaya Pemilu 2024 ditunda.
Ia juga menepis tudingan sejumlah pihak yang meragukan validitas data tersebut, maupun tudingan yang menyebut bahwa big data itu tidak benar.
"Ya pasti adalah, masa bohong," kata Luhut usai menghadiri acara Kick-off DEWG Presidensi G-20 2022 di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Selasa (15/3/2022).
Artikel ini tayang di Kompas.com