Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Internasional

Nasib Pilu Wanita Demi Bertahan Hidup 'Jika Saya Tak Menjual Ginjal, Saya Terpaksa Jual Putri Saya'

Pilu nasib seorang wanita di desa satu ginjal yang terpaksa menjual ginjal demi bertahan hidup.

Editor: Frandi Piring
Dok. 20detik
Ilustrasi. Wanita di Afghanistan Jual Ginjal Demi Bertahan Hidup. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - “Saya menjual ginjal saya seharga 250.000 Afghanis (2.900 dollar AS atau Rp 41 juta),” kata seorang wanita, salah satu warga ' desa satu ginjal ' yang terpaksa menjual ginjal demi bertahan hidup.

Demi menyambung hidup, wanita tersebut memilih menjual ginjal.

Beberapa warga satu desa dengan wanita tersebut juga mengaku tersiksa setelah membuat pilihan ekstrem itu.

Nama desa wanita tersebut yaitu Shenshayba Bazaar, sebuah desa di Afghanistan dekat kota Herat, telah dikenal sebagai ' desa satu ginjal ' karena banyaknya penduduk yang telah menjual salah satu ginjal mereka untuk memenuhi kebutuhan.

Afghanistan tidak terlalu baik secara ekonomi sebelum Taliban berkuasa tahun lalu, tetapi pengambilalihan brutal menyebabkan ekonomi negara Asia itu runtuh dan membuat banyak orang berjuang untuk menyediakan makanan bagi keluarga mereka.

Dalam beberapa kasus, keadaan menjadi sangat buruk sehingga orang memutuskan untuk menjual salah satu ginjal mereka untuk membayar utang dan membeli makanan.

Satu desa kecil di Provinsi Herat dikenal sebagai ' desa satu ginjal ', karena banyaknya penduduk yang menjual salah satu ginjal mereka di pasar gelap.

“Aku tidak mau, tapi aku tidak punya pilihan. Aku melakukannya untuk anak-anakku,” kata Nooruddin, 32 tahun, kepada Agence France Presse.

“Saya menyesal sekarang, saya tidak bisa lagi bekerja, saya kesakitan dan saya tidak bisa mengangkat sesuatu yang berat.”

Menjual atau membeli organ tubuh manusia adalah ilegal di sebagian besar negara di seluruh dunia, tetapi di Afghanistan hal itu tidak diatur dan selama persetujuan tertulis diungkapkan oleh donor, dokter sudah jelas.

Apa yang terjadi setelah donasi, ke mana organ itu pergi, tidak ada yang benar-benar tahu, dan dokter mengakui bahwa mereka tidak pernah menyelidiki masalah ini, karena “bukan tugas mereka” untuk melakukannya.

Meskipun tidak mungkin untuk mengetahui secara pasti berapa banyak ginjal yang telah dijual di Afghanistan, catatan menunjukkan bahwa ratusan operasi pengangkatan ginjal telah dilakukan di Provinsi Herat saja dalam beberapa tahun terakhir.

Dan ketika masalah ekonomi rakyat memburuk, jumlah prosedur seperti itu hanya bertambah.

“Saya menjual ginjal saya seharga 250.000 Afghanis (2.900 dollar AS atau Rp 41 juta),” kata seorang wanita.

"Saya harus melakukannya. Suami saya tidak bekerja, kami punya utang.”

Halaman
12
Sumber: TribunMedan.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved