Berita Viral
Potret Kepala Desa Bertato, Dicintai Warganya, Pernah Sumbang Mobil untuk Operasional Desa
Hoho Alkaf, seorang pria bertato, resmi menjabat sebagai Kepala Desa Purwasaba Kecamatan Mandiraja Kabupaten Banjarnegara.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Sosok Hoho Alkaff menjadi sorotan pada 2020 lalu karena penampilan bertatonya.
Hoho Alkaff menjabat sebagai Kepala Desa Purwasaba, Kecamatan Mandiraja, Banjarnegara.
Berikut ini fakta serta potret kepala desa bertato yang disegani warga Banjarnegara.

Hoho Alkaf terkenal dengan ciri khas yakni tubuh yang dipenuhi tato, termasuk tangan hingga kaki.
Hoho Alkaff terpilih sebagai kepala desa pada 2019 lalu.
Hoho Alkaf resmi menjabat sebagai Kepala Desa Purwasaba Kecamatan Mandiraja Kabupaten Banjarnegara.
Saat pemilihan lalu, Hoho Alkaff mengalahkan dua kandidat yang lain.
"Selisih suara saya dengan lawan 1000 an, menang mutlak," katanya dikutip dari TribunJateng.com, (10/9/2020).
"Saya dapat suara sekitar 1.900, sementara suara dua calon lain kalau digabung pun saya masih unggul," ujarnya lagi dalam sebuah wawancara.
Hoho sendiri mulai menato tubuhnya sejak SMA.
Tato di tubuh Hoho Alkaff jumlahnya mencapai 30 motif.
Jadi sosok pemimpin yang disegani, Hoho Alkaff dikabarkan menyumbangkan mobil pribadinya untuk desa tak lama setelah dilantik.

Mobil tersebut khusus digunakan untuk kebutuhan mobilisasi warganya, mulai dari alat transportasi untuk ibu yang akan melahirkan, warga sakit, hingga keperluan lain.
Selain itu, Hoho juga membangun jalan di desanya dengan menggunakan dana pribadi.
Jalan sepanjang 700 meter yang dibangun Hoho Alkaff tersebut menghubungkan Desa Purwasaba dengan desa tetangga.
Hoho membangun jalan selebar 3 meter yang hingga kini dapat dilalui oleh kendaraan roda empat.
Hoho juga merencanakan pengadaan ambulans gratis khusus untuk warganya yang sakit.
Aksi Mulia Hoho Alkaff
Menjabat sebagai kades, Hoho Alkaf mengaku memilih fokus membangun desa daripada memikirkan komentar miring orang.
Meski penampilan sangar, Hoho Alkaf memiliki hati yang mulia.
Ia bahkan rela merogoh kocek pribadi untuk membantu masyarakat.
Baru-baru ini, Hoho Alkaf menghibahkan satu unit mobil pribadi miliknya untuk operasional desa.
"Masyarakat kecil sangat terbebani kalau harus mengeluarkan biaya transportasi ke rumah sakit. Saya sudah serahkan surat-surat mobil ke desa," ujar Hoho Alkaf.
Rencananya, tahun depan Hoho Alkaf ingin membeli mobil untuk ambulans desa.
Tentu saja uang untuk membeli ambulans tersebut ia rogoh dari kocek pribadinya.
"Enggak pakai APBDes, karena terbatas, paling setahun Rp 1 miliar. Untuk infrastruktur saja (APBDes) belum mencukupi, kurang banget," kata Hoho Alkaf.
Bahkan sebelum menjabat sebagai kades, Hoho Alkaf pernah mengaspal jalan desa dengan uang pribadinya.
Jalan aspal sepanjang sekitar 800 an meter yang menghubungkan warga antar dusun itu mulanya masih tanah.
Padahal akses itu penting untuk menunjang mobilitas warga.
Sebelum menjadi kades, Hoho Alkaf berlatar belakang sebagai pengusaha.
Ia menjadi kontraktor dan memiliki usaha penyewaan alat berat.
Almarhum ayah Hoho Alkaf, Siswoyo Siswo Harsono, pernah menjabat sebagai kades dan anggota DPRD Banjarnegara.
Dulu biasa dimanja, Hoho Alkaf kini mengaku tulus mengabdikan dirinya untuk masyarakat desa.
"Jadi kades kan enggak ada apa-apanya, gaji Rp 3 juta ditambah penghasilan dari tanah desa. Buat kondangan atau biaya sosial lain saja tidak cukup," ujar Hoho Alkaf.
"Kades-kades terdahulu sudah baik, tapi saya akan berusaha lebih baik lagi," pungkasnya.
Rajin Puasa Sunah Ajaran Nabi
Tahun 2020 lalu, saat ditemui di ruangannya, Hoho sibuk menandatangani banyak berkas yang menjadi tugasnya.
Beberapa anak buahnya hilir mudik masuk ruangannya. Ia menyuruh anak buahnya membuatkan kopi untuk jurnalis yang menjadi tamunya.
Dua gelas kopi hitam panas menggoda lidah.
Hoho mempersilakan, tapi tidak ikut meminumnya.

Perasaan kami jadi tak enak setelah tahu alasannya.
"Saya puasa,"katanya, Kamis (10/9)
Hoho mengaku sedang mentradisikan puasa Daud, yakni sehari puasa, sehari tidak.
Sekalian ia berpuasa Senin Kamis sesuai sunnah rasul.
Amalan ini seperti kontras dengan keberadaan tato di sekujur tubuhnya.
Ia pun menyadari, sebagian orang masih berpandangan miring terhadap orang bertato.
Dari dicap orang nakal, hingga dihakimi ibadahnya tidak akan diterima Tuhan.
Hoho tak ambil pusing soal komentar orang. Mereka bebas berpandangan.
Hoho tak memungkiri masa lalunya cukup kelam.
Sejak muda ia nakal. Saat sekolah ia suka tawuran, juga mabuk-mabukan.
Tapi hidupnya kini telah berubah.
Hoho punya kepribadian yang membuatnya dicintai banyak orang.
Nyatanya, ia berhasil terpilih sebagai Kepala Desa Purwasaba dalam pesta demokrasi di desanya.
"Selisih suara saya dengan lawan 1000 an, menang mutlak,"katanya
Kemenangan itu sekaligus membuktikan, keberadaan tato di sekujur tubuhnya tidak disoal masyarakat.
Masyarakat menurutnya sudah cerdas dalam memilih pemimpin.
Hoho pun mengaku tidak akan menambah tato lagi di tubuhnya.
Ia pun lebih sering mengenakan pakaian lengan panjang untuk menutupi tato di tangannya.
Terutama saat acara kedinasan, atau kegiatan sosial keagamaan di masyarakat.
"Taubatnya orang bertato itu dengan tidak menambah tato. Saya tidak ingin lagi menambah tato, meski ada saja yang menawari," katanya.
Sebagian diolah dari di TribunJateng.com