Nasional
Terungkap Ternyata Ini Dampak yang Akan Indonesia Rasakan Jika Konflik Rusia-Ukraina Terus Terjadi
Indonesia akan menjadi negara yang terdampak atas konflik Rusia dan Ukraina. Diungkap oleh Menteri Luar Negeri Indonesia (Menlu RI) Retno Marsudi.
Penulis: Handhika Dawangi | Editor: Handhika Dawangi
TRIBUNMANADO.CO.ID - Indonesia akan menjadi negara yang terdampak atas konflik Rusia dan Ukraina.
Diungkap oleh Menteri Luar Negeri Indonesia (Menlu RI) Retno Marsudi.
Menlu mengatakan meski jauh namun Indonesia tetap akan merasakan dampak tak baik dari konflik tersebut.
Untuk itu Menteri Luar Negeri Indonesia berharap konflik mereka segera berakhir.
"Kita ingin ini segera selesai," ujar Menlu Retno Marsudi saat hadir pada acara Deddy Corbuzier Podcast yang tayang 8 Maret 2022.
Dampak Konflik Rusia VS Ukraina di Indonesia
Menteri Luar Negeri Indonesia (Menlu RI) Retno Marsudi kemudian mengungkap apa saja yang akan berdampak bagi Indonesia dengan adanya konflik Rusia VS Ukraina.
Ada beberapa yang akan berdampak di bidang energi.
"Misalnya harga minyak dunia. Saat ini mencapai 115 dollar AS per barel sesuai data per 4 Maret 2022. Itu adalah harga tertinggi sejak tahun 2014," ujar Retno Marsudi.
Retno Marsudi menjelaskan bahwa Rusia itu adalah produsen ketiga terbesar di dunia setelah Amerika dan Arab Saudi.
"11 persen dari produksi global," ujar Menlu.
Lanjut Menlu, selain minyak gas juga akan berpengaruh.
"Semua harga pasti akan tinggi sekali," ujar menlu.
Menlu menambahkan belum lagi gandum di Ukraina.
"Impor kita dari Ukraina (Indonesia) lebih dari sepertiga. Dampaknya nanti mie Instan akan naik. Walaupun kita jauh. Semua negara akan terdampak.," ujar Menlu. (dik)

Invasi Rusia ke Ukraina Hari ke 14
Invasi Rusia ke Ukraina memasuki hari ke-14, Rabu (9/3/2022).
Pemerintah Ukraina menuduh Rusia melanggar perjanjian gencatan senjata, dengan menembaki rute evakuasi warga sipil dari kota Mariupol.
Sebelumnya, Rusia mengatakan akan membuka koridor kemanusiaan dari Kyiv, Chernihiv, Sumy, Kharkiv, dan Mariupol.
Berikut ini Tribunnews.com rangkum peristiwa yang terjadi selama invasi Rusia ke Ukraina di hari ke-14, dikutip The Guardian.
- Pentagon menolak rencana Polandia untuk menyerahkan jet tempur MiG-29 ke AS.
Rencananya, jet tempur MiG-29 itu akan disumbangkan ke Ukraina melalui Amerika Serikat.
Menteri luar negeri Polandia, Zbigniew Rau mengatakan bahwa pemerintahnya “siap untuk mengerahkan semua jet MiG-29 mereka ke pangkalan udara Ramstein dan menempatkannya di tangan pemerintah Amerika Serikat”.

Sejumlah pengunjuk rasa membawa poster saat melakukan demonstrasi menentang invasi Rusia ke Ukraina, di kawasan Monumen Bajra Sandhi, Kota Denpasar, Bali, Selasa (1/3/2022). AFP/SONNY TUMBELAKA (AFP/SONNY TUMBELAKA)
Pernyataan Rau disampaikan di tengah peringatan badan intelijen bahwa Vladimir Putin akan "menggandakan" invasinya ke Ukraina.
Namun, Pentagon tampaknya menolak proposal tersebut.
Pentagon mengatakan rencana tersebut tidak dapat "dipertahankan".
Departemen Pertahanan AS mengatakan prospek jet yang berangkat dari pangkalan di Jerman "untuk terbang ke wilayah udara yang diperebutkan dengan Rusia atas Ukraina menimbulkan kekhawatiran serius bagi seluruh aliansi NATO".
- Pemerintah Ukraina menuduh Rusia melanggar perjanjian gencatan senjata.
Pasukan Rusia dilaporkan menembaki rute yang dimaksudkan untuk memungkinkan warga sipil melarikan diri dari kota Mariupol yang terkepung.
Tidak hanya penduduk kota pelabuhan yang menderita pemboman Rusia, mereka juga hidup tanpa pemanas, air, sistem sanitasi, atau telepon.
- Rusia sebelumnya mengatakan akan membuka koridor kemanusiaan dari Kyiv, Chernihiv, Sumy, Kharkiv dan Mariupol sehingga warga sipil dapat dievakuasi.
Beberapa warga Sumy, termasuk pelajar Nigeria dan India, kini telah meninggalkan kota dengan bus.
Dua juta orang telah meninggalkan Ukraina sejak perang dimulai kurang dari dua minggu lalu, badan pengungsi PBB melaporkan.
Para pejabat Rusia telah menjanjikan gencatan senjata baru pada pukul 7 pagi GMT pada Rabu (9/3/2022).
- Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, sependapat dengan Winston Churchill dan menyerukan perang melawan Nazisme saat ia mengajukan permohonan langsung kepada anggota parlemen Inggris dalam pidato video yang berapi-api untuk berbuat lebih banyak guna membantu melindungi negaranya dalam perang melawan invasi Rusia.
- Joe Biden mengumumkan bahwa Amerika Serikat akan melarang impor minyak Rusia "untuk menimbulkan rasa sakit lebih lanjut pada Vladimir Putin".
Uni Eropa belum bergabung dengan larangan tersebut, tetapi Komisi Eropa mengatakan ada kemungkinan untuk mengurangi penggunaan bahan bakar fosil oleh Uni Eropa hingga dua pertiga tahun ini.
Pemerintah Inggris berjanji untuk menghentikan impor minyak Rusia pada akhir tahun.
- McDonald's menjadi perusahaan barat terbaru yang mengumumkan penghentian operasinya di Rusia, setelah menghadapi reaksi keras dari pengguna media sosial karena tidak mengambil sikap terhadap perang di Ukraina.
Sebelumnya pada Selasa (8/3/2022), Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba, mengeluarkan seruan kepada perusahaan internasional untuk berhenti melakukan bisnis di Rusia.
Al Jazeera melaporkan, Shell, Coca-Cola, Starbucks, PepsiCo Inc, dan Estee Lauder juga termasuk di antara perusahaan yang berhenti berbisnis di Rusia.
- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan serangan terhadap rumah sakit Ukraina, ambulans dan fasilitas kesehatan lainnya telah meningkat "dengan cepat" dalam beberapa hari terakhir dan pasokan medis penting hampir habis.
Badan kesehatan di bawah naungan PBB itu mengatakan sedang bekerja untuk segera mendapatkan pasokan medis ke Ukraina.
Di antara persediaan yang menipis adalah oksigen, insulin, APD, persediaan bedah, dan produk darah.
- Komisi Eropa telah menyiapkan paket sanksi baru terhadap Rusia dan Belarusia yang akan memukul tambahan oligarki dan politisi Rusia serta tiga bank Belarusia, Reuters melaporkan.
Sumber mengatakan kepada kantor berita bahwa sanksi akan melarang tiga bank Belarusia dari sistem perbankan Swift dan menambahkan lebih banyak oligarki dan politisi Rusia ke daftar hitam Uni Eropa.
- Kementerian luar negeri Ukraina mengatakan bahwa 12.000 personel Rusia telah tewas dalam penilaian terbaru atas kerugian mereka hingga saat ini.
Mereka mengatakan sejauh ini pasukan Rusia juga kehilangan 48 pesawat, 80 helikopter, 303 tank, 1.036 kendaraan bersenjata, 120 artileri dan 27 sistem perang anti-pesawat.
Kepala CIA mengatakan kepada anggota parlemen AS pada hari Selasa bahwa mereka percaya antara 2.000-4.000 tentara Rusia telah tewas.
Berita lain terkait dengan Konflik Rusia Vs Ukraina
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)
Sebagian telah tayang di Tribunnews.com