Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Perang Rusia Vs Ukraina

Jubir Kremlin Ajukan Syarat Hentikan Gempuran ke Ukraina, Tetap Non-Blok, Krimea, DPR & LPR Merdeka

Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa Rusia akan menyelesaikan demiliterisasi Ukraina.

Editor: Aswin_Lumintang
(Photo by Sergei SUPINSKY / AFP) (AFP/SERGEI SUPINSKY)
Anggota layanan Ukraina terlihat di lokasi pertempuran dengan kelompok penyerang Rusia di ibukota Ukraina, Kyiv, pada pagi hari 26 Februari 2022, menurut personel layanan Ukraina di tempat kejadian. 

TRIBUNMANADO.CO.ID, MOSKWA - Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa Rusia akan menyelesaikan demiliterisasi Ukraina.

"Kami benar-benar menyelesaikan demiliterisasi Ukraina, kami akan menyelesaikannya. Namun yang utama adalah Ukraina menghentikan aktivitas militernya. Mereka harus menghentikan aksi militer mereka dan  tidak ada yang akan menembak," kata Peskov.

Dikutip dari laman Sputnik News, Selasa (8/3/2022), Peskov menekankan bahwa Rusia tidak berusaha untuk membuat klaim teritorial lebih lanjut di Ukraina.

Gambar selebaran yang dirilis oleh Layanan Darurat Negara Ukraina ini, menunjukkan petugas pemadam kebakaran memadamkan api di gedung departemen kepolisian regional Kharkiv, yang dikatakan dilanda penembakan baru-baru ini, di Kharkiv pada 2 Maret 2022.
Gambar selebaran yang dirilis oleh Layanan Darurat Negara Ukraina ini, menunjukkan petugas pemadam kebakaran memadamkan api di gedung departemen kepolisian regional Kharkiv, yang dikatakan dilanda penembakan baru-baru ini, di Kharkiv pada 2 Maret 2022. (AFP/-)

"Mereka harus membuat amandemen konstitusi mereka, Ukraina harus menolak setiap tujuan untuk memasuki blok manapun. Kami juga telah berbicara tentang bagaimana mereka harus mengakui bahwa Krimea adalah wilayah Rusia dan bahwa mereka perlu mengakui Republik Rakyat Donetsk (DPR) dan Republik Rakyat Lugansk (LPR) adalah negara merdeka, itu saja, maka (demiliterisasi) itu akan berhenti sebentar lagi," tegas Peskov.

Perlu diketahui, pada 24 Februari lalu, Rusia melancarkan operasi militer khusus di Ukraina setelah DPR dan LPR meminta bantuan untuk membela diri melawan pasukan Ukraina.

Baca juga: Baru Terungkap Ending Malam Pertama Venna Melinda dan Ferry Irawan, Ada Peluang Punya Anak Lagi?

Baca juga: 3 Pelaku Penikaman di Batukota Manado Diringkus Resmob Polsek Malalayang

Presiden Rusia, Vladimir Putin menyebut tujuannya hanya untuk memberi 'perlindungan bagi orang-orang yang telah menjadi sasaran intimidasi dan genosida selama 8 tahun oleh rezim Ukraina'.

Karena itu, ia melakukan 'demiliterisasi dan denazifikasi Ukraina', yang ia klaim untuk mengadili semua penjahat perang yang bertanggung jawab atas 'kejahatan berdarah terhadap warga sipil' di Donbass.

Sebelumnya pada 21 Februari lalu, setelah pertemuan besar luar biasa Dewan Keamanan (DK) Federasi Rusia, Putin berbicara kepada warga Rusia dan mengatakan bahwa ia menganggap perlu membuat keputusan untuk segera mengakui kedaulatan DPR dan LPR.

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved