Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Rusia vs Ukraina

Hari Ke-9 Perang Rusia Vs Ukraina: 9.166 Tentara dan Jenderal Ahli Strategi Terbaik Rusia Tewas

Terbaru, Jumat (4/3/2022), Kementerian Pertahanan Ukraina mengklaim lebih dari 9.100 tentara Rusia  tewas di tangan tentara Rusia.

(ARIS MESSINIS / AFP)
Petugas polisi mengevakuasi mayat seorang pejalan kaki yang tewas dalam serangan udara yang menghantam menara televisi utama Kyiv pada 2 Maret 2022. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Berikut ini update Hari kesembilan invasi militer Rusia ke Ukraina.

Perang antara Rusia dan Ukraina terus memakan korban warga sipil dan militer.

Kedua negara pun mengumumkan jumlah korban tewas, terluka, hingga kerusakan atas invasi Rusia ke Ukraina.

Baca juga: Kabar Buruk bagi Vladimir Putin, Jenderal Ahli Strategi Terbaik Rusia Tewas Ditembak Sniper Ukraina

Otoritas Rusia dan Ukraina akhirnya merilis data terbaru dampak perang.

Klaim Ukraina

Terbaru, Jumat (4/3/2022), Kementerian Pertahanan Ukraina mengklaim lebih dari 9.100 tentara Rusia  tewas di tangan tentara Rusia.

Dikutip dari Kyiv Independent,  sebanyak 9.166 tentara Rusia meninggal sejak invasi.

Dilaporkan juga bahwa pihak Rusia telah kehilangan 50 MLRS, 33 pesawat, 2 kapal, 37 helikopter, 404 mobil, 251 tank, 60 tangki bahan bakar, 150 artileri, 3 UAV, 939 pengangkut personel bersenjata, dan 18 perang anti-pesawat.

Sementara Rusia mengatakan bahwa hanya 500 tentaranya yang tewas dan sekitar 1.600 orang terluka dalam konflik tersebut.

Komandan Jenderal Divisi Lintas Udara ke-7 Rusia, Mayor Jenderal Andrei Sukhovetsky tewas awal pekan ini dalam pertempuran di Ukraina.

Seperti dikutip dari The Sun, Kamis (3/3/2022), Mayjen Sukhovetsky tewas dalam pertempuran di Pangkalan Udara Hostomel, sekitar 30 mil di luar ibu kota Ukraina, Kiev.

Sumber militer mengungkapkan, Mayjen Sukhovetsky tewas karena tertembak oleh sniper atau penembak jitu.

Sejauh ini, ia menjadi sosok senior pertama yang tewas dalam pertempuran di Ukraina.

Klaim Rusia

Sementara itu, Rusia kemarin untuk pertama kalinya memberikan angka spesifik untuk korban pasukannya di Ukraina.

Sebanyak 498 tentara Rusia tewas dan hampir 1.600 terluka.

Disebutkan tentara Rusia telah membunuh 2.870 tentara Ukraina dan para pembelanya.

Rp 650 Juta untuk Tentara yang Gugur

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan akan ada pembayaran hingga 5 juta rubel atau sekitar Rp 650 juta kepada keluarga tentara Rusia yang gugur.

Hal ini dia katakan setelah Pemerintah Rusia akhirnya mengonfirmasi korban perang Rusia Ukraina dan mengatakan lebih dari 500 tentara mereka tewas.

“Sayangnya, kami mengalami kerugian, dan tugas kami adalah mendukung keluarga militer kami yang berjuang untuk rakyat kami, rakyat Rusia,” kata Putin dalam pidato yang disiarkan televisi pada Kamis (3/3/2022), atau hari kedelapan serangan Rusia ke Ukraina.

Putin menyebut orang-orang Ukraina yang membela tanah air mereka sebagai gangster ekstrim.

"Kepada semua anggota keluarga dari semua Prajurit yang gugur, mereka akan menerima pembayaran asuransi dan setiap anggota keluarga mereka akan menerima kompensasi finansial," kata dia dalam pertemuan virtual dengan dewan keamanannya, dikutip dari Daily Mail.

“Tetapi lebih dari itu, saya percaya bahwa perlu untuk menetapkan pembayaran tambahan kepada militer dan pasukan lain yang berpartisipasi dalam operasi ini dalam jumlah 5 juta Rubel,” tambah Putin dalam bahasa Rusia yang diterjemahkan dan ditayangkan oleh Sky News.

Kemudian Putin menguraikan soal kompensiasi khusus kepada tentara Rusia yang terluka.

Semua militer yang berpartisipasi dalam operasi ini juga akan menerima pembayaran tambahan, pembayaran asuransi, ditambah kompensasi untuk cedera apa pun jika seorang prajurit tidak dapat melanjutkan dinas militernya sebagai akibat dari operasi ini.

“Mereka akan menerima pembayaran 2,9 juta rubel (sekitar Rp 370 juta) dan ini sudah diatur dalam undang-undang," kata Putin.

“Saya juga percaya kita perlu memastikan pembayaran tambahan kepada staf menteri Pertahanan dan personel yang terluka dalam jumlah 3 juta rubel (sekitar Rp 390 juta). Saya ingin menekankan lagi bahwa perwira dan tentara kami berjuang untuk Rusia demi kehidupan damai warga Donbass untuk demiliterisasi dan de-Nazifikasi Ukraina sehingga kami tidak memiliki siapa pun yang mengancam kami di perbatasan kami, termasuk mengancam kami dengan senjata,” ungkap Putin.

Jenderal Ahli Strategi Terbaik Rusia Tewas Ditembak Sniper Ukraina

Kabar buruk buat Presiden Vladimir Putin.

Pasalnya jenderal paling hebat Rusia dan ahli strategi perang, Andrei Sukhovetsky, tewas ditembak sniper atau penembak jitu Ukraina.

Rupanya Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengubah taktik perang baru dengan menyebar armada penembak jitunya di berbagai sudut kota Kiev.

Perang yang telah dimulai dengan invasi Rusia ke Ukraina itu juga memakan korban seorang jenderal perang angkatan bersenjata Rusia

Jenderal besar Rusia yang disegani itu tewas ditembak sniper Ukraina saat tengah bertempur.

Kematian sang jenderal disebut sebagai pukulan telak untuk Presiden Rusia Vladimir Putin.

Mayor Jenderal Andrei Sukhovetsky adalah Komandan Jenderal Divisi Lintas Udara ke-7 Rusia dan Wakil Komandan Angkatan Darat Gabungan ke-41.

Seperti dikutip dari The Sun, Kamis (3/3/2022), Mayjen Sukhovetsky tewas dalam pertempuran di Pangkalan Udara Hostomel, sekitar 30 mil di luar ibu kota Ukraina, Kiev.

Sumber militer mengungkapkan, Mayjen Sukhovetsky tewas karena tertembak oleh sniper atau penembak jitu.

Sejauh ini, ia menjadi sosok senior pertama yang tewas dalam pertempuran di Ukraina.

Dilansir dari The Independent, Putin mengonfirmasikan bahwa seorang jenderal telah terbunuh pada pertempuran di Ukraina.

Menurut ahli, terbunuhnya Mayjen Sukhovetsky menjadi gambaran bahwa usaha Putin menyerang Ukraina tak sesuai rencana.

Ia merupakan pasukan penerjun payung yang disegani, terlatih dalam misi di wilayah musuh, dan memiliki peran penting dalam pencaplokan Krimea pada 2014 lalu.

Direktur Eksekutif laman jurnalisme investigatif Bellingcat, Christo Grozev, mencuitkan bahwa kematiannya akan menjadi penurunan motivasi utama bagi tentara Rusia.

Rusia sendiri saat ini mengeklaim jumlah tentara Rusia yang tewas di Ukraina adalah 498 orang, dan sekitar 1.597 tentara lainnya terluka.

Namun, pejabat Inggris mengungkapkan, jumlah pasti tentara Rusia yang tewas dan terluka sudah pasti lebih tinggi dan akan terus bertambah.

Kantor Hak Asasi Manusia PBB mengungkapkan, setidaknya 227 warga sipil telah tewas dan 525 orang terluka di Ukraina sejak serangan dimulai pekan lalu.

Sementara, layanan gawat darurat Ukraina menegaskan, lebih dari 2.000 penduduk sipil telah tewas.

Sniper Ukraina dari Belanda

Pada Februari 2022 lalu, Belanda dikabarkan mengirim peralatan militer ke Ukraina termasuk senapan sniper dan helm, untuk mempertahankan diri dari kemungkinan serangan Rusia.

Langkah anggota NATO itu dilakukan meskipun negata tetangganya, Jerman, diejek oleh Wali Kota Kiev karena mengirim helm ke Ukraina guna menghadapi invasi Rusia.

"Ukraina harus mampu mempertahankan diri terhadap kemungkinan serangan bersenjata Rusia di wilayahnya sendiri," kata Menteri Luar Negeri Belanda Wopke Hoekstra dikutip dari AFP beberapa waktu lalu.

"Itulah sebabnya kabinet memutuskan untuk memasok barang-barang militer ini ke Ukraina."

Satu-satunya persenjataan mematikan yang akan dikirim Pemerintah Belanda ke Ukraina terdiri dari 100 senapan sniper dengan 30.000 butir amunisi, kata Kementerian Luar Negeri.

Belanda juga akan memasok 3.000 helm tempur dan 2.000 rompi lapis baja untuk perlindungan pribadi bagian tubuh vital, katanya.

Belanda selanjutnya akan memasok 30 detektor logam, dua robot untuk mendeteksi ranjau laut, dua radar pengawasan medan perang, dan lima radar lokasi senjata yang membantu tentara mengetahui dari mana datangnya tembakan, katanya.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved