Perang Rusia Ukraina
Pantas Presiden Rusia Vladimir Putin Mulai Frustasi, Ternyata Harus 'Buang' Rp 287 Triliun Tiap Hari
Menurut dia, Rusia harus mengeluarkan 20 miliar dolar AS atau setara Rp 287 triliun per hari untuk biaya perang.
"Pasukan Rusia mengalami kesulitan menekan pertahanan udara dan kedirgantaraan Ukraina, juga pasukan Ukraina," ujar Mathieu Boulegue, seorang peneliti di Program Rusia dan Eurasia di Chatham House, pada DW.
Pentagon percaya saat ini Rusia telah memindahkan setidaknya 50 persen pasukan ke Ukraina, dari sekitar 150 ribu tentara yang dikumpulkan di perbatasan.
Bukan hanya tentara reguler yang membuat terobosan melawan pasukan Rusia, tetapi juga sukarelawan yang telah membentuk milisi dan mempersenjatai diri dengan bom molotov buatan sendiri.
Mereka memasang penghalang jalan dan menghapus rambu-rambu jalan untuk membingungkan pasukan Rusia.
Sebagian besar analis memperkirakan, fase perang saat ini hanyalah tahap pertama dari taktik multi-cabang, dan bahwa militer Rusia sekarang akan memperluas serangan.
“Mereka mulai dengan semacam perang hibrida yang diharapkan semua orang. Maksud saya Pasukan Khusus, penerjun payung, yang bukan hal klasik yang dikuasai militer Rusia."
"Ini bukan cara pertempuran di Suriah, di mana mereka membebaskan kota-kota Suriah, mengubahnya menjadi tumpukan puing."
"Sekarang kemungkinan besar mereka akan lebih serius, lebih bergaya Rusia, dan lebih agresif dalam menggunakan persenjataan berat," terang Felgenhauer.
Sementara itu, Presiden Rusia, Vladimir Putin telah bereaksi terhadap serangan militer yang terhenti.
Masih mengutip DW, ia telah menempatkan pasukan pencegah nuklir di Rusia dalam siaga tinggi.
Selain terkait serangan, aksi Putin ini dilakukan lantaran buntut dari pernyataan agresif pejabat tinggi anggota NATO.
"Negara-negara Barat tidak hanya mengambil tindakan tidak bersahabat terhadap negara kita di bidang ekonomi, tetapi pejabat tinggi dari anggota NATO terkemuka membuat pernyataan agresif mengenai negara kita," kata Putin dalam komentar yang disiarkan televisi, dilansir Tribunnews.com.
Dalam perkembangan lebih lanjut, dilaporkan ada banyak penampakan peluncur roket termobarik ganda yang dapat dipasang ke sasis tank T-72.
Salah satu peluncur roket tersebut, TOS-1, terlihat di dekat kota Belgorod dekat perbatasan Rusia dengan Ukraina pada Sabtu sore, CNN melaporkan.
TOS-1 adalah salah satu sistem senjata paling menakutkan di gudang senjata konvensional Rusia.