Rusia Vs Ukraina
Akhirnya Terjawab Penyebab Amerika dan NATO Tak Mau Kirim Pasukan Militer ke Ukraina
Rusia menyerbu Ukraina lewat darat, laut dan udara sejak Kamis (24/2/2022).
Kini, setelah dua hari invasi, pasukan Rusia telah merebut pembangkit listrik tenaga nuklir Chernobyl.
Pejabat Ukraina menyatakan pendudukan pembangkit listrik tersebut merupakan ancaman serius.
Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin memperingatkan seluruh Eropa termasuk Rusia akan terkena dampak jika reaktor Chernobyl meledak lagi. "Ini merupakan salah satu ancaman paling serius di Eropa saat ini," kata dia, dikutip dari Reuters dan Kompas.com, Jumat (25/2/2022).
Rusia menyerbu Ukraina lewat darat, laut dan udara sejak Kamis (24/2/2022).
Ini serangan terbesar terhadap sebuah negara Eropa sejak Perang Dunia II.
Sumber militer Rusia mengatakan, mereka menguasai reaktor nuklir Chernobyl untuk memberi pesan kepada Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) agar tidak ikut campur.
"Para pejuang kami mengorbankan nyawa sehingga tragedi 1986 tidak akan terulang," kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy di Twitter beberapa saat sebelum pembangkit itu dikuasai Rusia.
Setelah Chernobyl Dikuasai Rusia, NATO dan Amerika Serikat Tegaskan Tak Kirim Bantuan ke Ukraina
Ukraina Tembak Jatuh Pesawat Rusia Berisi Pasukan Militer Terjun Payung. (via Kompas.com/DW Indonesia)
Setelah militer Rusia kuasai reaktor nuklir Chernobyl, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden langsung menyampaikan bahwa tidak akan mengirim tentara ke Ukraina.
"Pasukan kami tidak dan tidak akan terlibat dalam konflik,” kata Biden, Jumat (25/2/2022).
Namun, ia menyampaikan sanksi baru terhadap Rusia karena memulai invasi.
"Pasukan kami tidak pergi ke Eropa untuk berperang di Ukraina, tetapi membela sekutu NATO dan meyakinkan sekutu di timur."
Biden juga sangat berhati-hati untuk menjelaskan bahwa AS tidak agresif terhadap Rusia.