Digital Activity
Ikmawan Prakarsa Ulas Potensi Tanaman Porang Menghasilkan Cuan bagi Petani
Luas areal perkebunan terdata sudah mencapai 800 haktare, bahkan dalam waktu dekat akan dibangun Pabrik Tepung Porang di Minahasa.
Penulis: Ryo_Noor | Editor: Rizali Posumah
Jadi grafik investasi turun, revenue naik. Memang butuh effort.
Banyak keluhan mau tanam modal besar sekali, nggak usah segitu, katakanlah lahan kita sedikit modal 10 juta, beli benihnya jangan dijual umbinya. Beli benih bikin benih lagi. Ini strategi.
Target industri Porang di Sulut?
Tantangan besar, koperasi ini punya kontrak dengan Pabrik di Makassar, 1 bulan 1.500 ton itu 300 haktare.
Jadi kalau 800 haktare itu tidak cukup. Kita akan peletakan batu pertama Pabrik Porang, itu kebutuhan per harinya itu 60 ton.
Tapi kita optimis, kita kenalkan ke teman-teman yang tidak punya lahan terpakai, tanam dulu lah. Jangan dulu pikir untung besar dulu.
Pabrik ini salah satu penyandang dananya koperasi, dan beberapa teman. Pabrik ini nanti membeli hasil dari petani.
Idealnya 15.000 hektare di Sulut. Tidak bisa kerja sendiri. Trigernya bantuan benih, pak gubernur dan jajarannya, bupati.
Trigernya benih diberikan ke petani, kita jamin pasarnya. Ada peningkatan pendapatan.
Porang itu bagusnya di bawah naungan, hany menerima matahari 70 persen, di bawah kelapa bisa.
Ditanam itu kita budayakan menanam dulu, kemudian kalau step naik, masuk industri sudah siap. Sulut bakal menyaingi Jawa Timur.
Bisa dijelaskan, seperti apa Cina memanfaatkan porang ini?
Industri Pangan di Cina sudah lebih maju, yang kita kirim itu tepung porang, istilahnya glukomanan, itu dicari para konsumen.
Bahan serat tinggi, digunakan untuk banyak keperluan. Untuk industri farmasi itu untuk pelapis kapsul.
Kalau industri produksi itu salah satu bahan baku lem.
Susu yang kita minum itu mengandung porang sebagai pengental.
Ada dua yang digunakan, rumput laut disebut karagenan. Kedua glukomanan.
Itu sama berfungsi sebagai pengental. Permen, eskrim ada porangnya. Minuman gel, dan boba ada porangnya.
Bagaimana ketahanan harga Porang, apa ikut harga dunia misalnya seperti Kopra?
Kopra kita buat pas dari zaman Belanda sama tidak ada perubahan.
Sulut hanya mengeluarkan kopra, padahal produk turunan kelapa hanyak sekali.
Makanya harga dimainkan karena ada kartel menguasai itu. Kita tidak mau porang.
Justru kita yang jadi kartelnya, masyarakat jadi kartelnya, bukan perusahaan tertentu.
Saya pernah ke Kerala, India. Kelapanya tidak lebih bagus dari Indonesia, tapi penguasaan pasarnya, tepung kelapa mereka penguasanya. Mereka fokus hulu ke hilir.
Kita kalau cuma ekspor bahan baku, kita akan kalah. Indonesia itu punya pasar 270 juta penduduk, 10 persennya penderita diabetes, berapa 27 juta orang, setiap hari makan porang 100 gram, itu berapa? Besar sekali.
Apa harapan anda untuk mewujudkan industri porang ini?
Rekan rekan petani kami atas nama Koperasi Produsen Petani Porang meminta agar mari mulai menanam porang, kebutuhan porang makin hari makin meningkat.
Kedua kami meminta kepada pemerintah untuk memberi solusi - solusi dari kesulitan petani dan calon petani. (ryo)
• Masih Ingat Hecules? Dulu Preman Paling Ditakuti, Kini Jadi Tenaga Ahli Direksi Perumda Pasar Jaya.
• Rekam Jejak Andi Widjajanto, Dikenal sebagai Pengamat Intelijen Kini Gubernur Lemhanas
• Lobi Hillary Lasut, Mulai Tahun ini Penerimaan Calon Prajurit TNI Jalur Khusus Putra dari Nusa Utara