Digital Activity
Ikmawan Prakarsa Ulas Potensi Tanaman Porang Menghasilkan Cuan bagi Petani
Luas areal perkebunan terdata sudah mencapai 800 haktare, bahkan dalam waktu dekat akan dibangun Pabrik Tepung Porang di Minahasa.
Penulis: Ryo_Noor | Editor: Rizali Posumah
Mereka (produsen) yang sudah ada itu, tidak kuat lagi mensuplai, akhirnya banyak yang menanam karena banyak permintaan.
Permintaan paling banyak dari negara mana?
Paling banyak dari Cina, 70 persen pangsa porang ke Cina.
Orang mulai ramai tanam Porang, bagaimana potensinya?
Kalau kita menjual bahan baku kita kalah, makanya kita di koperasi berusaha menciptakan lingkungan bisnisnya.
Pertama, itu suplai dari petani. Kedua, proses pengolahan. Ketiga, produk akhir.
Di lokal sebenarnya sudah dikenal produknya. salah satunya, itu ada Beras Siratake, Mie Siratake, ada Tahu Konyaku, itu semua makanan yang tinggi serat, low kalori.
Gluten free. Nanti pangsa pasar terganggu, Indonesia juga bisa, lokal juga.
Harganya tidak murah, Beras Siratake itu sekilo Rp 200.000, dan dibeli orang karena faktor kesehatan.
Sekarang lagi di develop daging sintetis, ayam, sapi bahannya dari Porang.
Seerapa jauh pengembangan porang di Sulut, terutama di tingkat petani?
Untuk data kami punya, sekitar 800 hektare yang yang sudah menanam, total se Sulut.
Sangihe, Bolmut, Minsel, Minahasa, Minut, dan Manado. Ada 400 petani dalam komunitas.
Di Koperasi sekitar 60 petani. Industri sudah siap, bukan sesuatu yang baru
Hanya ada satu benih porang yang bersertifikasi namanya Madiun 1 dari Jawa Timur.