Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Pohon Tumbang di Bitung

Angin Kencang, 13 Pohon Roboh di Bitung, Ini Penjelasan BMKG Stasiun Maritim

Selain 13 pohon roboh, pihaknya juga mendapati ada sebuah rumah yang bagian atapnya terangkat diterpa angin putting beliung.

Istimewa.
Pohon roboh yang disebabkan karena angin kencanag. 

Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID – Angin kencang yang melanda Kota Bitung, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) selang dua hari ini mengakibatkan belasan pohon tumbang.

Belasan pohon yang tumbang itu, tersebar enam kecamatan yang ada di daratan kota Bitung.

Sementara dua kecamatan di Pulau lembeh, masih dilakukan pengecekan dan laporan ke pihak Badan Penanggulaggan Bencana Daerah (BPBD) kota Bitung.

“Sampai malam hari ini, laporan kami terima ada 13 pohon roboh ke badan jalan dan beberapa roboh ke rumah warga akibat angin kencang.

Tidak ada korban jiwa maupun luka pada peristiwa ini,” tutur Fivy Kadeke Kepala Pelaksana (Kalaks) BPBD Kota Bitung, Senin (21/2/2022).

Selain 13 pohon roboh, pihaknya juga mendapati ada sebuah rumah yang bagian atapnya terangkat diterpa angin putting beliung.

Untuk itulah, selama cuaca ekatrim angin kencanang yang terjadi di kota Bitung pihaknya menghimbau warga tinggal di seputaran pohon tinggi dan besar untuk selalu waspada.

Apalagi saat keluar rumah, lebih berhati-hati.

Terpisah informasi dari BMKG Maritim Stasiun Bitung, mengeluarkan peringatan angin kencang disertai hujam ringan hingga lebat.

Terjadi di wilayah Sulawsi Utara dalam sepekan kedepan, sehingga warga diminta untuk selalu waspada karena angin kencang juga menyebabkan gelombang tinggi di perairan Sulawesi Utara.

“Dalam catatan stasium meteorologi maritim Bitung, kecepatan angin mencapai 28 knot atau selitar 52 kilo meter per jam. Tidak ada siklon tropis,  dan untuk penyebab angin kencang yang bertiup di Sulut,” jelas Iga Rosmala Prakirawan BMKG Stasium MAritim Bitung.

Pihanya juga sudah menyampaikan himbauan kepada para nelayan, untuk menunda keberangkatan kerena gelombang tinggi dan angin kencang membahayakan pelayaran kapal ikam tradisional.

Iga Rosmala menerangkan, penyebab angin kencang yakni adanya udara bertekamam rendah di perairan laut Arafura.

Angin yang bertiup dari Samudera Pasifik, berubah arah ke arah tenggara hingga menyebkam angin kencang di wilayah Sulut.

Adapun untuk prakiraan cuaca, pada Selasa (22/2/2022) pukul 20.00 wita sampai (24/2/2022) pukul 20.00 wita, peringatan waspada tinggi gelombang tinggi berpeluang terjadi di Laut Sulawesi, Perairan Kepulauan Sangihe dan Talaud.

Perairan Kepulauan Sitaro, Perairan Bitung-Likupang, Perairan Utara dan Selatan Sulawesi Utara, Teluk Tomini, dan Laut Maluku.

Dengan kondisi Sinoptik, pada umumnya Indonesia bagian utara ekuator angin dari Barat Laut - Timur Laut.

Di Indonesia bagian selatan ekuator angin dari Barat Daya - Barat Laut. (crz)

Warga Desa Kayumoyondi Boltim Ditemukan Meninggal

Keluarga Korban Longsor di Sumompo Manado: Sempat Ada Orang Hendak Mendirikan Rumah di Atas Tebing

Masih Ingat Film Bajaj Bajuri? 20 Tahun Berlalu, Nasib Para Pemain Film Sekarang Seperti Ini

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved