Bacaan Alkitab
Bacaan Alkitab Jumat 18 Februari 2022, 2 Korintus 11:27-29 : Menderita Sebagai Hamba
Dia menjadi suri dan teladan serta profil orang Kristen yang baik dan benar serta sosok hamba Allah bersahaja namun "sempurna" dalam kesetiaan dan ket
TRIBUNMANADO.CO.ID - Paulus adalah "cermin" Kekristenan. Baik bagi jemaat maupun terutama pelayannya atau hamba-hamba Tuhan.
Dia menjadi suri dan teladan serta profil orang Kristen yang baik dan benar serta sosok hamba Allah bersahaja namun "sempurna" dalam kesetiaan dan ketaatan kepada Kristus.
Pengorbanannya dalam penderitaan merupakan bukti betapa kesetiaannya yang tiada batas untuk membalas kasih dan pengorbanan Kristus yang sempurna bagi dirinya dan semua umat manusia.
Dia rela melakukan apa saja dan sudi menerima segala sesuatu risiko dan konsekwensi apapun demi kasih, demi nama Tuhan Yesus diagungkan.
Berjerih lelah, bekerja berat, tidak tidur, kelaparan, kehausan, telanjang dll. Juga turut memelihara kehidupan jemaat, menguatkan yang lemah, mengangkat yang tersandung, menghibur yang berdukacita, menopang yang jatuh dll. Itulah yang menjadi keseharian Paulus dalam pelayanan penginjilannya, selain penderitaan fisik yang menderanya.
Penderitaan fisiknya al: dipenjara, didera, disesah, dipukul (195 kali), dilempari, dikejar diancam dibunuh, kapal karam terombang-ambing di laut, digigit ular berbisa, diancam penyamun, ancaman orang Yahudi maupun non Yahudi dll. Tak dapat disebutkan lagi saking banyaknya. Semuanya dia rela terima dan hadapi, karena Kristus.
Demikian firman Tuhan hari ini. "Aku banyak berjerih lelah dan bekerja berat; kerap kali aku tidak tidur; aku lapar dan dahaga; kerap kali aku berpuasa, kedinginan dan tanpa pakaian, dan, dengan tidak menyebut banyak hal lain lagi, urusanku sehari-hari, yaitu untuk memelihara semua jemaat-jemaat. Jika ada orang merasa lemah, tidakkah aku turut merasa lemah? Jika ada orang tersandung, tidakkah hatiku hancur oleh dukacita?" (ayat 2 Korintus 11: 27-29)
Meski menderita dan menanggung beban berat, namun Paulus tetap sangat peduli kepada jemaat. Dia tak menjadikan penderitaan dan kesusahan hidup dan pelayanannya sebagai alasan mengabaikan apalagi meninggalkan jemaat yang dalam kesusahan. Tapi dia tetap peduli dengan mereka.
Paulus sangat berempati dengan jemaat, dia turut merasakan apa yang menjadi beban jemaat, terutama ketika mereka lemah, dia turut merasakan dan menguatkan mereka dan mengangkat yang tersandung serta menghiburkan yang hancur hatinya dalam dukacita. Karena Paulus sangat mengasihi jemaat, umat Tuhan.
Begitulah kepribadian sosok Paulus. Dia harus menjadi patron hidup orang percaya, termasuk sebagai hamba-hamba Tuhan. Dia sangat taat kepada Tuhan walau menderita. Dan meski diliputi oleh berbagai gumul juang hidup, dia tetap fokus mencari jiwa, menolong jemaatnya.
Itulah model yang harus kita adopsi penuh dari rasul Paulus. Baik cara hidupnya, model pelayanannya, kesetiaan dan ketulusan hatinya dalam melayani Tuhan, maupun ketegasannya dalam bersikap, semangatnya dan pemberian dirinya melayani, perlu menjadi pembelajaran yang baik bagi kita di zaman now.
Seperti Paulus, penderitaan dan atau pergumulan serta berbagai persoalan hidup dan pelayanan kita, jangan sampai menghambat bahkan merusak esensi tanggungjawab pelayanan kita. Hendaklah kita tetap melayani meski menderita dan tetap peduli membangun iman jemaat yang kuat, kokoh dan teguh.
Jangan karena penderitaan yang kita alami, kita mengabaikan jemaat. Urusan jemaat dibiarkan. Justeru ketika kita menderita tapi tetap mengasihi dan peduli kepada jemaat, kita mendapat belas kasihan dari Kristus.
Sebagai hamba Kristus, kita memang akan menderita. Tapi percayalah, Tuhan tidak akan membiarkan kita. Dia akan tetap setia menjaga, memelihara, menolong, menyelamatkan dan memberkati kita bersama keluarga, kini sampai selamanya. Amin
Doa: Tuhan Yesus, kuatkan dan teguhkan kami melayani Engkau, meski harus menderita. Sebab kami yakin, Tuhan Yesus menguatkan n memberkati kami slalu. Amin