Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Sejarah

Akhirnya Pihak Belanda Minta Maaf atas Kekerasan Selama Perang Kemerdekaan Indonesia 1945-1949

Seperti yang diketahui Indonesia dulu menjadi jajahan Belanda. Bahkan Belanda belum mengakui kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945.

Editor: Glendi Manengal
via Tribunnews
Ilustrasi masa penjajahan Belanda ke Indonesia. 

Menurut para peneliti, jumlah korban dari kejahatan ini tidak bisa dipastikan.

Kekejaman selama perang Kemerdekaan RI ini pertama kali diungkap oleh seorang mantan veteran Belanda pada 1969.

Namun pemerintah Belanda mengklaim bahwa pihaknya hanya melakukan serangan terisolasi dan bersikeras bahwa militer tidak melakukan kekerasan.

Permintaan Maaf Mark Rutte

Dengan munculnya tinjauan sejarah ini, Perdana Menteri Belanda Mark Rutte meminta maaf kepada Indonesia, Kamis (17/2/2022).

Tidak hanya soal kekejaman yang terjadi, tapi juga atas kegagalan pemerintah Hindia Belanda selama masa penjajahan di Indonesia.

"Atas kekerasan ekstrem yang sistematis dan meluas dari pihak Belanda pada tahun-tahun itu dan sikap konsisten yang dilakukan pemerintah sebelumnya, saya meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada rakyat Indonesia," kata Rutte.

Menurutnya, Belanda harus mengakui temuan tersebut.

"Itu keras, tetapi tidak dapat dihindari," ujarnya.

Ia mengaku pemerintah bertanggung jawab penuh atas 'kegagalan kolektif'.

Dilaporkan Straits Times, diyakini sekitar 100.000 orang Indonesia tewas sebagai akibat langsung dari perang, dan meskipun persepsi konflik telah berubah di Belanda, pemerintah Belanda tidak pernah sepenuhnya memeriksa atau mengakui ruang lingkup tanggung jawabnya.

Foto : Masa penjajahan di Indonesia. (Tropenmuseum)

Di tahun 1969, pemerintah Belanda menyimpulkan pasukannya secara keseluruhan telah berperilaku benar selama konflik, tetapi mengakui pada tahun 2005 bahwa mereka "berada di sisi sejarah yang salah".

Permintaan maaf tentang perang tersebut bukanlah yang pertama dari Belanda ke Indonesia tetapi merupakan pengakuan pertama bahwa kekerasan sistematis yang disengaja telah terjadi.

Sumber: Tribunnews
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved