Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Terkini Nasional

Akhirnya Bisa Beli Minyak Goreng Setelah Perjalanan 12 Jam, Ini Cerita Ibu dari Sibolga 

Akhirnya bisa beli minyak goreng setelah melakukan perjalanan selama 12 jam.Begini cerita Sakila Andini (45), ibu dari Sibolga Kabupaten Tapteng.

Warta Kota/Henry Lopulalan
Ilustrasi: Warga mengantre untuk membeli minyak goreng dengan harga Rp 10.500 per liter di pasar Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis (3/3/2022). Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) telah menetapkan ketentuan baru harga eceran tertinggi (HET) untuk minyak goreng yaitu Rp 11.500/liter untuk kemasan curah, Rp 13.500/liter untuk kemasan sederhana, dan Rp 14.000/liter untuk kemasan premium. (Warta Kota/Henry Lopulalan) 

"Kita tidak ikut mengambil karena kan menurut kabar yang beredar katanya bakalan selamanya segitu dan kemarin stok minyak kita masih cukup," terangnya.

Namun, setelah seminggu mengelilingi Kota Sibolga, Sakila dan rekan-rekannya mengaku kesulitan mencari minyak.

Maka dari itu pihaknya memutuskan untuk ke Kota Medan.

"Karena kabar minyak di Medan ada jadi mau tidak mau kita kesini hari ini. Itupun bukan mencari harga Rp 14 ribu tapi yang penting minyak ada," jelasnya.

Setibanya di Kota Medan ternyata Sakila mendapatkan minyak seharga Rp 14 ribu.

"Syukur sekali karena dapat minyak seharga Rp 14 ribu rencana mau ambil sekardus untuk jualan tapi tidak diperbolehkan hanya bisa ambil 4 liter minyak goreng," ucapnya.

"Itupun harus menjadi member Lotte Grosir dulu dan prosedurnya tadi lumayan ribet untuk kita yang udah tua seperti ini," terangnya.

Namun, agar bisa mendapatkan minyak dengan harga Rp 14 ribu, Sakila pun tetap mengikuti aturan yang ada.

Selain itu, Sakila juga mengatakan bahwa program pemerintah terkait minyak Rp 14 ribu ini mempersulit masyarakat bukan malah membantu.

"Dengan adanya minyak Rp 14 ribu masyarakat malah melakukan berbagai cara untuk dapat menyetok minyak sama seperti penggunaan masker awal-awal Covid dahulu," paparnya.

Sakila yang datang bersama lima orang temannya dari Sibolga ini juga mempertanyakan sebab sulitnya minyak di Kabupaten Tapteng khususnya Kota Pandan dan Sibolga.

"Jadi kemana minyak itu semua, apa mungkin ada masyarakat yang lakukan penyetokan minyak di rumahnya," terangnya.

Untuk itu ia berharap agar pemerintah Sumut untuk memantau dan mengawasi pemasokan minyak goreng di Kabupaten Tapteng.

"Karena kami yang berjualan gorengan sangat kesulitan mendapat minyak harapannya harga minyak standar saja tidak terlalu murah dan mahal agar masyarakat tidak menyetok minyak sangat banyak di rumahnya," tukasnya.

Antre Berjam-jam Hanya untuk 1 atau 2 Liter Minyak Goreng

Sumber: Tribunnews
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved