Gempa Bumi
Gempa Magnitudo 7.4 Guncang NTT, Dirasakan hingga Selayar, Dampaknya Rumah dan Satu Pulau Amblas
Pascagempa magnitudo 7.4 SR di NTT yang dirasakan hingga Selayar. Pulau Kalao Toa amblas. Pemukiman warga terendam air laut.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Guncangan gempa kuat dengan skala magnitudo 7.4 di Laut Flores, Nusa Tenggara Timur ( NTT ) pada 14 Desember 2021 lalu menimbulkan dampak besar yang merugikan warga.
Gempa kuat itu dirasakan kuat hingga ke Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan.
Dilaporkan, sebagian Pulau Kalao Toa yang dekat dengan titik gempa amblas hingga 1,5 meter.
Hal tersebut diungkapkan, Camat Pasilambena, Patta Bau ketika dikonfirmasi, Senin (14/2/2022).
Patta menjelaskan, ada beberapa patahan yang mengakibatkan penurunan tanah hingga 1,5 meter di Pulau Kalao Toa.
“Jadi patahan terdiri dari beberapa bagian. Ada patahan di bukit, jalan amblas, dan juga bibir pantai di Toddo Bare amblas hingga 1,5 meter.
(Dampak gempa 7.4 SR di NTT Dirasakan hingga Selayar. Jalanan, Rumah dan Pulau Kalao Toa Amblas./via Kompas.com)
Patahan yang mengakibatkan tanah turun ini sudah disurvei dari Badan Geologi dan BMKG,” ungkapnya.
Akibat amblasnya tanah di Pulau Kalao Toa ini, membuat air laut masuk hingga ke permukiman penduduk.
“Jadi kalau air laut pasang, tanggul pinggir pantai sudah tenggelam.
Air laut juga sudah menggenangi pemukiman penduduk, ketinggian air hingga di atas lutut orang dewasa.
Rata-rata rumah panggung dan air sudah masuk di kolom rumah warga,” ujarnya.
Saat ditanya warga yang melakukan pengungsian ke tempat yang lebih tinggi dan aman, Patta Bau mengaku belum ada.
Karena warga memilih bertahan tinggal di rumahnya masing-masing meski telah terendam air laut.
“Kalau di Toddo Bare itu, ada sekitar 14 rumah warga terendam air laut,” paparnya.
Patta Bau menuturkan, pemerintah setempat sudah mengambil langkah-langkah penanganan sementara.
(Dampak gempa 7.4 SR di NTT Dirasakan hingga Selayar. Jalanan, Rumah dan Pulau Kalao Toa Amblas./DOK. SAR SELAYAR)
Ke depannya, pemerintah kabupaten sudah menjadikan program prioritas untuk membuat tanggul dan penimbunan daerah yang amblas.
“Saya selaku camat, setiap saat memberikan laporan ke Pemerintah Kabupaten terkait perkembangan terjadi di Pulau Kalao Toa yang amblas.
Dan Dinas terkait sudah merespon juga untuk melakukan penanganan cepat,” kata dia.
Artikel ini tayang di Kompas.com