Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

14 Februari

Mengenang Peristiwa Merah Putih 14 Februari 1946 Manado, Soekarno Menyebut Hari Sulawesi Utara

14 Februari 1946, peristiwa Merah Putih terjadi di Kota Manado, Sulut. Peristiwa Merah Putih adalah penyerbuan tangsi (markas) milier Belanda di Telin

Penulis: Fernando_Lumowa | Editor: Rizali Posumah
Istimewa/Kolase Tribun Manado
BW Lapian dan Ch Taulu, dua tokoh sentral dalam Peristiwa Merah Putih 14 Februari 2022 di Manado, Sulawesi Utara. 

Pembagian tugas yang ditetapkan oleh Ch Taulu dan SD Wuisan adalah sebagai berikut:

Kompi-VII dijadikan combat troop, dipimpin Mambo Runtukahu, Yus Kotambunan, Gerson Andris, Mas Sitam, Lengkong Item dan Niko Anes, bertugas menguasai dan mengamankan perwira-perwira Belanda KNIL dan NICA. Yang pertama harus dikuasai bahan makanan, senjata, mesiu dan pakaian.

Kompi-148 dibawah pimpinan Wim Waney, dibantu Wim Tamburian, Wangko Sumanti, Frans Lantu, Yan Sambuaga, Bert Sigarlaki, Samel Kumaunang, Oscar Rumambi, bertugas menjalankan aksi penangkapan terhadap anggota tentara Belanda dan pejabat-pejabat NICA di rumah mereka.

SD Wuisan menguasai Kompi-143 dan akan mengawasi kamp tawanan Jepang di Girian-Bitung; Sigar Mende dan Polet Malonda Kompi-144 di Manado dan Suparmin Kompi-142 di Tomohon.

Pengamanan markas besar di Tomohon dan telekomunikasi ditugaskan kepada telegrafis-markonis AS Rombot yang selanjutnya akan menguasai semua dinas radio.

No Tooy menguasai semua dinas telepon dan Maurits Rotinsulu dinas pengangkutan.

Kurir-kurir istimewa untuk menghubungi pemuda-pemuda di Manado, Tondano dan pedalaman Minahasa adalah No Korompis, Gustaf Sumarauw, Jan Sambuaga dan Wim Tamburian.

Sebelum pemberontakan dilakukan, para pimpinan pemberontakan malah tertangkap bersama tahanan nasionalis seperti Lumanauw dan Pakasi.

Namun para tahanan nasionalis Manado telah diberitahu tentang saat dan awal aksi ini sebelumnya melalui titipan surat yang disembunyikan dalam makanan.

Mereka dibebaskan oleh Frans Lantu dan Yus Kotambunan beserta pasukan.

Kaum nasionalis yang selama ini meringkuk dalam tahanan semuanya dibebaskan.

Tokoh-tokoh perintis nasional seperti GE Dauhan, A Manoppo, OH Pantouw, Max Tumbel, Dr Sabu, FH Kumontoy, CP Harmanses, HC Mantiri, NP Somba dan juga pemimpin-pemimpin pemuda BPNI, John Rahasia dan Mat Canon.

Pada subuh hari semua tentara Belanda dimasukkan dalam tahanan di Teling dan selebihnya dibawa ke penjara untuk menggantikan para tahanan nasionalis yang telah dibebaskan.

Pukul 3 dini hari, secara hikmat bendera Merah Putih digerek oleh Kotambunan dan Sitam untuk kemudian berkibar pada saat fajar menyingsing di bumi Sulut.

Menjelang pukul lima, Frans Bisman dan Freddy Lumanauw ditugaskan dengan dua peleton berangkat ke Tomohon.

Komandan Polisi Samsuri yang menjadi penghubung antara Pasukan Bisman dan Komandan KNIL De Vries, membawa ultimatum dari Bisman agar De Vries dengan seluruh pasukan-pasukannya di Tomohon ialah Kompi-142 dan satu kompi stafnya menyerahkan diri.

Samsuri mengancam bahwa Tomohon akan diserbu pasukan yang datang dari berbagai wilayah.

De Vries memutuskan dan menyampaikan kepada Samsuri bahwa ia akan menyerahkan diri bersama pasukan-pasukan di Tomohon.

Dalam upacara penyerahan, bendera merah-putih-biru disobek helai birunya. Bendera Merah Putih kemudian dinaikkan pada tiang.

Beberapa penguasa-penguasa Belanda tertawan dan rakyat Manado berpawai sepanjang jalan dengan sorak-sorakan ‘’Hidup Merah Putih’’.

Kapten Blom, pemimpin Garnisun Manado ditangkap sekitar pukul 03.00, setelah lebih dulu menahan Letnan Verwaayen, pimpinan tangsi militer Teling.

Siangnya, pasukan pejuang republik menangkap Komandan KNIL Sulawesi Utara Letkol de Vries dan Residen Coomans de Ruyter beserta seluruh anggota NICA.

Sehari kemudian, para pejuang menaklukkan kamp tahanan Jepang yang berkekuatan 8.000 serdadu. 

Dampak

Presiden Soekarno mengabadikan peristiwa ini dalam peringatannya 10 Maret 1965 di Istana bahwa Hari 14 Februari adalah hari Sulawesi Utara.

Peristiwa ini diberitakan berulang-ulang melalui siaran radio dan telegrafi oleh Dinas Penghubung Militer di Manado, ditangkap dan diteruskan oleh kapal perang Australia SS "Luna" ke Allied Head Quarters di Brisbane.

Radio Australia juga menjadikan peristiwa ini sebagai berita utama dan kemudian disebar-luaskan oleh BBC-London dan Radio San Fransisco Amerika Serikat.

Dampak peristiwa ini ternyata cukup besar berpengaruh terhadap tentara Sekutu (AS-Inggris-Belanda) yang juga harus mendeportasi 8000 tawanan tentara Jepang di Girian.

Pemerintah Indonesia juga mengangkat Dr Sam Ratulangi sebagai gubernur wilayah Sulawesi.

Tak Dapat Subsidi dari Pemerintah, Harga Minyak Goreng di Pasar Bersehati Manado Turun

2 Anak Nekat Makan Makanan Sisa di Tempat Sampah karena Kelaparan, Keduanya Lalu Meninggal

Akhirnya Terkuak Sosok Ini Suruh Joddy Hapus Story Usai Kecelakaan Vanessa & Bibi: Saya Panik

Sumber: Tribun Manado
Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved