Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Terkini Internasional

Info Terbaru WHO, Terkait Dampak Penyebaran Virus Corona, Jumlah Kematian Sejak Omicron Ditemukan

Sudah 500.000 kematian akibat Covid-19 telah dicatat sejak varian Omicron ditemukan. Jumlah itu sesuai data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

FABRICE COFFRINI / AFP via KOMPAS.COM
Tanda Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang diambil pada akhir 29 Mei 2020 di kantor pusat WHO, di Jenewa, Swiss, tampak kotor. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Sudah 500.000 kematian akibat Covid-19 telah dicatat sejak varian Omicron ditemukan.

Jumlah itu sesuai data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Selasa (8/2/2022), 

Temuan jumlah korban tersebut sebagai temuan yang “sangat tragis”. Demikian disampaikan WHO. 

Baca juga: Tanda Tubuh Seseorang Terserang Virus Corona Omicron, Simak Apa Saja Gejalanya

Baca juga: Peringatan Dini Rabu 9 Februari 2022, BMKG: Ini 32 Wilayah Patut Waspada Cuaca Ekstrem

Peringatan dari WHO: Virus Corona Jenis Baru yang Lebih Berbahaya dari Varian Delta akan Muncul

Peringatan dari WHO: Virus Corona Jenis Baru yang Lebih Berbahaya dari Varian Delta akan Muncul (Ed Jones/AFP)

130 juta kasus dan 500.000 kematian Covid-19 telah dicatat secara global sejak Omicron dinyatakan sebagai varian yang mengkhawatirkan pada akhir November 2021.

Berikut penyampaian Manajer Insiden WHO Abdi Mahamud.

Sejak itu varian Omicron dengan cepat mengambil alih posisi varian Delta sebagai varian Covid-19 yang dominan di dunia karena lebih mudah menular, meski tampaknya menyebabkan penyakit yang tidak terlalu parah.

"Di zaman vaksin yang efektif, setengah juta orang meninggal, itu benar-benar sesuatu," kata Mahamud dalam interaksi langsung di saluran media sosial WHO.

"Sementara semua orang mengatakan Omicron lebih ringan, (mereka) melewatkan titik bahwa setengah juta orang telah meninggal sejak ini terdeteksi. Ini lebih dari tragis," kata Abdi, dikutip dari AFP, Rabu (9/2/2022).

Maria Van Kerkhove, Pimpinan Teknis WHO untuk Covid-19, mengatakan jumlah kasus varian Omicron yang diketahui "mencengangkan", sementara jumlah sebenarnya mungkin akan jauh lebih tinggi.

WHO umumkan Virus Corona jenis baru yang lebih berbahaya dari varian Delta dan sulit dikendalikan.

WHO umumkan Virus Corona jenis baru yang lebih berbahaya dari varian Delta dan sulit dikendalikan. (Facebook)

“Itu membuat puncak-puncak (temuan kasus Covid-19) sebelumnya terlihat hampir datar,” katanya.

Dia mengingatkan bahwa kita semua masih berada di tengah pandemi Covid-19.

"Banyak negara belum melewati puncak Omicron mereka," ungkap dia.

Van Kerkhove sangat prihatin bahwa jumlah kematian telah meningkat selama beberapa minggu berturut-turut.

"Virus ini terus berbahaya," katanya.

Pertumbuhan Omicron

Dalam pembaruan epidemiologi Covid-19 mingguan yang dikeluarkan pada Selasa malam, WHO mengatakan hampir 68.000 kematian baru akibat Covid-19 dilaporkan terjadi minggu lalu.

Jumlah itu naik 7 persen dibandingkan minggu sebelumnya.

Sementara, jumlah kasus baru mingguan Covid-19 turun 17 persen menjadi hampir 19,3 juta.

Wilayah Eropa WHO menyumbang 58 persen dari kasus baru yang dikonfirmasi minggu lalu, dan 35 persen kematian baru.

Sedangkan, wilayah Amerika membuat 23 persen kasus baru dan 44 persen kematian baru.

"Pandemi saat ini ditandai dengan penyebaran global yang cepat dari varian Omicron," kata laporan itu.

WHO menyatakan varian Omicron sekarang terdeteksi "di hampir semua negara".

Menurut WHO, varian Omicron menyumbang 96,7 persen dari sampel yang dikumpulkan dalam 30 hari terakhir yang telah diurutkan dan diunggah ke inisiatif sains global GISAID.

Sementara, varian Delta sekarang hanya menghasilkan 3,3 persen.

Laporan itu mengatakan data yang terbatas tersedia untuk kemanjuran vaksin terhadap Omicron.

"Namun, perkiraan yang tersedia menunjukkan pengurangan perlindungan vaksin seri utama Covid-19 terhadap varian Omicron untuk semua hasil (penyakit parah, penyakit simtomatik, dan infeksi) daripada yang telah diamati sebelumnya untuk varian lain yang menjadi perhatian," jelas laporan WHO.

Tetapi, WHO menambahkan bahwa pemberian vaksin booster Covid-19 "secara substansial" bisa meningkatkan kemanjuran.

Menurut laporan itu, Covid-19 telah menewaskan lebih dari 5,7 juta orang sejak muncul di China pada Desember 2019, sementara lebih dari 392 juta kasus telah dicatat.

Hampir 10,25 miliar dosis vaksin Covid-19 telah diberikan secara global.

Berita Terkait TERKINI INTERNASIONAL

Telah tayang di: Kompas.com

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved