Sosok Tokoh
Sosok TB Simatupang, Mantan Panglima TNI yang Berani Menentang Soekarno, Ketua Dewan Gereja Dunia
Letnan Jenderal TNI (Purn) Tahi Bonar Simatupang atau dikenal dengan nama TB Simatupang merupakan sosok militer legendaris dalam sejarah TNI
Setelah kemerdekaan Indonesia, Simatupang bergabung dalam Tentara Keamanan Rakyat (TKR).
Setelah itu, ia pun turut bergerilya bersama dengan Panglima Besar TNI Jenderal Soedirman dalam melawan pasukan Belanda.
Selama perang kemerdekaan Indonesia, ia diangkat menjadi Wakil Kepala Staf Angkatan Perang (WAKASAP) RI pada tahun 1948 hingga 1949.
Dalam jabatannya tersebut, Simatupang mewakili TNI dalam delegasi Republik Indonesia dengan menghadiri Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag, Belanda.
Misi utama mereka untuk mendesak Belanda agar menghapus KNIL dan menjadikan TNI sebagai kekuatan utama tentara Indonesia.
Simatupang pernah mengatakan bahwa ada tiga Karl yang memengaruhi hidup dan pikirannya, yaitu Carl von Clausewitz, seorang ahli strategi kemiliteran, Karl Marx, dan Karl Barth, teolog Protestan terkemuka abad ke-20.
Seluruh kehidupan Simatupang mencerminkan peranan ketiga pemikir besar tersebut.
Setelah meninggalkan tugas-tugas aktifnya sebagai anggota militer, Simatupang terjun ke dalam pelayanan gereja serta aktif menyumbangkan pemikiran-pemikirannya soal peranan Gereja di dalam masyarakat.
Dalam aktivitasnya itu, ia pernah menjabat sebagai Ketua Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia, Ketua Majelis Pertimbangan PGI, Ketua Dewan Gereja-Gereja Asia, Ketua Dewan Gereja-Gereja Sedunia, dan lainnya.
Di lingkungan kemasyarakatan, Simatupang menjabat sebagai Ketua Yayasan Universitas Kristen Indonesia dan Ketua Yayasan Institut Pendidikan dan Pembinaan Manajemen (IPPM).
Simatupang bahkan merupakan salah satu pencetus lembaga pendidikan itu, ketika di Indonesia belum banyak orang yang memikirkannya.
Simatupang percaya bahwa Indonesia membutuhkan pemimpin-pemimpin yang menguasai ilmu manajemen di dalam perusahaan maupun di tengah masyarakat.
Pada tahun 1969, Simatupang dianugerahi gelar Doctor Honoris Causa dari Universitas Tulsa, Oklahoma, Amerika Serikat.