Kejayaan Manado Beach Hotel, Apakah Mimpi Itu Akan Kembali dan Menjadi Kenyataan?

Manalagi Manado dikenal sebagai kota yang aman dimana pluralisme masyarakat hidup dengan selaras.

Infrastruktur di Sulawesi Utara akan lebih baik dan jika pariwisata bergeliat maka penerbangan luar negeri frekuensinya akan bertambah. Masyarakat di desa-desa sekitar akan mendapat lapangan pekerjaan.

Betapa mimpi yang sangat manis bukan?

Rapat terakhir yang saya ikuti yaitu Rapat Umum Pemegang Saham bertempat di Hotel Indonesia pada bulan Maret 2002.

Kemudian kerja Tim membuahkan hasil.  Hutang yang melilit mejadi agak longgar, yang tadinya Rp 88 Miliar mengalami penurunan.

Seingat saya, menjadi 48 M. Meskipun demikian negosiasi yang dilakukan Pemprov Sulut tetap berlanjut.

Saya tetap mengikuti perkembangan dari jauh dan menurut data terakhir yang saya baca di koran, dalam negosiasi terakhir, kewajiban PT. PPSU turun menjadi 18 Miliar.

Kemudian masyarakat Sulut ribut mempertanyakan 18 Miliar apakah semuanya dibayarkan ke BPPN.

Kejaksaan turun tangan dan menemukan pelunasan hutang ke BPPN melalui PT. Tribrata Mitra mempunyai selisih.

Itulah yang akhirnya disebut MBH Gate. Kasus yang menggegerkan masyarakat Sulawesi Utara karena menyeret beberapa pejabat Pemprov dan anggota DPRD Sulut masa itu.

Tentu saja saya menyayangkan hal itu terjadi.  Alm. Bp. Sualang dan Tim telah berusaha semaksimal mungkin.

Tapi sayang sekali dihari terakhir, kerja keras menjadi seperti tidak berarti. Tim Penyelamat MBH diseret ke pengadilan.

Mimpi manis bagai diterjang gelombang Teluk Manado di bulan Desember pecah menghempas dinding reklamasi pantai Boulevard.

Saat ini saya tidak dalam membela kasus ini tapi seperti judul tulisan saya ini. "Melihat kasus MBH Gate dari sisi lain. Bak melepas lembu tambun".