Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

BACAAN ALKITAB

BACAAN ALKITAB: Bilangan 8:5-22 Jabatan Pelayanan adalah Persembahan Ujukan Bagi Tuhan

Gereja berhadapan dengan tantangan pelayanan yang semakin dinamis dan kompleks di era tatanan baru.

Editor: Aswin_Lumintang
WWW.THOUGHTCO.COM
Renungan 

MTPJ 6 – 12 FEBRUARI 2022
TEMA BULANAN : “Meningkatkan Integritas, Kompetensi dan Soliditas Pelayanan”
TEMA MINGGUAN : Jabatan Pelayanan adalah Persembahan Ujukan Bagi Tuhan
BACAAN ALKITAB: Bilangan 8:5-22

Renungan
Renungan (WWW.THOUGHTCO.COM)

ALASAN PEMILIHAN TEMA

Gereja berhadapan dengan tantangan pelayanan yang semakin dinamis dan kompleks di era tatanan baru. Adapun upaya gereja menjawab kebutuhan pelayanan ini, adalah memperlengkapi pelayan khusus dan anggota jemaat secara konsisten dan kontinu.

Dengan maksud supaya jemaat semakin bertumbuh dewasa ke arah Kristus, Kepala Gereja. Indikasinya jemaat semakin solid, mandiri dan bersinergi mewujudkan kehendak Tuhan untuk menjadi berkat bagi dunia.

Pekerjaan pelayanan merupakan panggilan Tuhan kepada setiap orang percaya. Acuan panggilan ini berdasarkan imamat am orang percaya.

Kamu akan menjadi bagi-Ku kerajaan imam dan bangsa yang kudus (Kel 19:6a). …., kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus dan umat kepunyaan Allah sendiri supaya kamu memberitakan perbuatan – perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib (1 Ptr 2:9).

Orang percaya terpanggil untuk mendedikasikan dirinya di dalam jabatanpelayanan yang memuliakan nama Tuhan. Bukan untuk mengejar kepentingan pribadi, mencari popularitas, meningkatkan prestise apalagi mencari dukungan publik sebagai batu loncatan demi jabatan politis.Berkaitan dengan hal itu, maka tema minggu ini adalah jabatan pelayanan merupakan persembahan unjukan bagi Tuhan.

Pemilihan tema ini untuk memberikan landasan teologis Alkitabiah agar jemaat memahami bahwa seorang pelayan merupakan suatu persembahan kepada Tuhan. Kitab Bilangan menyebutnya sebagai persembahan unjukan.

Biasanya dalam peribadatan yang dipersembahkan uang atau materi lainnya. Namun dari perspektif ini, yang dipersembahkan adalah diri sendiri. Ia dan keluarga mempersembahkan seluruh potensi yang dimilikinya untuk melayani Tuhan.

PEMBAHASAN TEMATIS
 Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Nama Bilangan berasal dari bahasa Yunani, Aritmoi dan Latin, Numeri. Sedangkan dalam bahasa Ibrani, nama ini diambil dari kata-kata pertama yang berarti “di gurun”. Kitab ini banyak memuat daftar kelompok, jumlah orang dan menceritakan perjalanan orang Israel di padang gurun menuju tanah yang dijanjikan Allah.Perikop Bilangan 8 : 5 – 22 menuturkan pentahbisan orang Lewi.

Orang Lewi adalah salah satu suku dari kedua belas suku Israel keturunan Lewi, putra Yakub. Berbeda dengan suku-suku lainnya, mereka tidak diberikan milik pusaka, berupa tanah. Milik pusaka mereka ialah Tuhan, Allah Israel (Bnd Bil 18:20, Yos 13:33,). Olehnya, mereka dikhususkan menjadi suku para imam untuk melayani TuhanSebelum melayani di Kemah Suci, orang Lewi harus menjalani tahapan ritual pentahiran sebagai berikut :

Pertama, orang Lewi diambil dari tengah-tengah Israel dan ditahirkan dengan percikan air penghapus dosa. Selaku pemimpin, Musa diberi tanggungjawab untuk memisahkan atau mengkhususkan orang Lewi dari antara orang Israel.

Sedangkan proses pentahiran selanjutnya yaitu mencukur rambut dan mencuci pakaian dilakukan sendiri, di mana orang Lewi tidak hanya sebagai pihak penerima, tetapi juga terlibat aktif mentahirkan dirinya sendiri. Ritual pentahiran dari perspektif sistem keagamaan, pertanda pengudusan dan pendamaian. Inilah akses bagi orang Lewi untuk melaksanakan tugas di hadapan Tuhan.

Tuhan itu kudus maka umat-Nya harus kudus dan kekudusan ini harus dijaga dan dihormati. Kedua, orang Lewi harus mempersiapkan dua ekor lembu jantan muda. Seekor lembu jantan muda diolah dengan korban sajian dari tepung terbaik dan minyak sedangkan seekor lainnya untuk korban penghapus dosa.

Indikasi dari persembahan ini menggambarkan bahwa kurban dan bahan yang dipersiapkan berkualitas, tidak bercacat dan bercela. Ketiga, orang Lewi disuruh mendekat ke depan Kemah Pertemuan dan segenap orang Israel dipanggil berkumpul. Pada saat itu orang Israel harus meletakkan tangannya atas orang Lewi.

Sumber: Tribun Manado
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved