Berita Nasional
KABAR Vaksin Nusantara, Dulu Tuai Polemik Kini Bisa Dipakai jadi Booster, Prabowo Sudah Mencobanya
Di tengah perkembangan vaksin yang disiapkan untuk menjadi booster saat pandemi Covid-19, nama Vaksin Nusantara kembali muncul.
Penulis: Rhendi Umar | Editor: Rhendi Umar
TRIBUNMANADO.CO.ID - Kementerian Kesehatan menerbitkan Surat Edaran terbaru untuk memperbaharui Ketentuan Pelaksanaan Vaksin Booster yang berlaku sejak 27 Januari 2022.
Berdasarkan Surat Edaran No. SR.02.06/II/408/2022, pelaksanaan Vaksinasi Program Dosis Lanjutan (booster) dilaksanakan secara serentak di seluruh kabupaten/kota bagi masyarakat umum tanpa menunggu target capaian vaksinasi.
Meski demikian, syarat penerima vaksin dosis lanjutan (booster) masih sama, yakni dengan menunjukkan NIK dengan membawa KTP/KK atau melalui aplikasi Peduli Lindungi, berusia 18 tahun ke atas, dan telah mendapatkan vaksinasi primer dosis lengkap minimal 6 bulan sebelumnya.
Di tengah perkembangan vaksin yang disiapkan untuk menjadi booster saat pandemi Covid-19, nama Vaksin Nusantara kembali muncul.
Kehebatan Vaksin Nusantara Dipelopori Dokter Terawan, Orang Berpenyakitan Berat Bisa Divaksin (istimewa
Perkembangan terbaru, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan penggunaan vaksin Nusantara yang berbeda dengan vaksin Covid-19 yang bisa digunakan secara massal.
Ia menjelaskan, vaksin gagasan mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto itu hanya bisa didapat di rumah sakit.
"Saat sekarang ini diterapkan di rumah sakit dan tentu treatment-nya sedikit berbeda karena sebagai imunoterapi dan dalam bentuk peralatan, alat-alat kesehatan," kata Airlangga
Untuk diketahui, pengembangan vaksin ini dilakukan dengan metode sel dendritik (dendritic cell) autolog yang artinya platform vaksin diambilkan dari sel individu itu sendiri. Sehingga, secara garis besar dapat disebutkan untuk setiap orang dibuat vaksinnya sendiri.
Pernyataan BPOM
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pun angkat bicara mengenai vaksin Nusantara.
Ia mengatakan, izin penggunaan darurat vaksin Nusantara sebagai vaksin booster tidak terkait dengan lembaganya.
Kata dia, pemberian vaksin Nusantara bersifat individual dan berbasis pada fasilitas pelayanan.
"Tidak ada hubungannya dengan BPOM, tidak perlu mendapatkan izin dari BPOM karena itu kan satu orang satu orang konteks pemberiannya berbasis pelayanan," kata Penny.
Penny mengatakan, kemungkinan pemerintah akan menjadikan vaksin Nusantara sebagai booster, namun pemberiannya berbasis pelayanan.
"Mungkin pemerintah akan bisa (jadikan vaksin booster), nanti tunggu (regulasi), mereka akan juga menjadikan (booster) tapi berbasiskan pelayanan hanya ada di fasilitas pelayanan," ujarnya.
Sempat tuai polemik
Dalam proses pengembangannya, vaksin ini mendapat kritik dari banyak pihak. Beberapa ahli mempertanyakan pengembangan vaksin dengan sel dendritik tersebut.
Hingga pada 8 Maret 2021, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FK-KMK), Universitas Gadjah Mada (UGM) memutuskan untuk mengundurkan diri dari tim penelitian vaksin Nusantara.
Sebab, para peneliti tidak dilibatkan dalam proses uji klinis, termasuk dalam penyusunan protokol.
"Kami baru tahu saat itu muncul di media massa bahwa itu dikembangkan di Semarang, kemudian disebutkan dalam pengembangannya melibatkan tim dari UGM," ujar Wakil Dekan FK-KMK UGM Bidang Penelitian dan Pengembangan Yodi Mahendradhata dalam keterangan tertulis Humas UGM.
Sejak diprakarsai Terawan, pengembangan vaksin Nusantara disponsori oleh PT Rama Emerald dan PT AIVITA Indonesia, yang bekerja sama dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes), Kementerian Kesehatan.
dr Terawan Agus Putranto (Tribunnews)
Dikutip dari laman resmi www.litbang.kemkes.go.id, penandatanganan perjanjian kerja sama uji klinik vaksin sel dendritik SARS Cov-2, antara Badan Litbang Kesehatan dengan PT Rama Emerald Multi Sukses dilakukan di Kementerian Kesehatan, Jakarta, Kamis (22/10/2020).
Saat itu, penandatanganan dilakukan oleh Kepala Badan Litbang Kesehatan Slamet dengan General Manager PT Rama Emerald Multi Sukses, Sim Eng Siu, serta disaksikan oleh Menteri Kesehatan RI Terawan Agus Putranto.
PT Rama Emerald Multi Sukses sudah mendapatkan lisensi untuk mengembangkan vaksin sel dendrintik dari PT AIVITA Biomedical Inc yang berlokasi di Amerika Serikat.
Adapun pengembangan vaksin ini dilakukan oleh tim peneliti dari Balitbangkes Kementerian Kesehatan, RSPAD Gatot Subroto, RSUP Dokter Kariadi, dan Universitas Diponegoro.
Prabowo Gunakan Vaksin Nusantara
Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto menerima vaksin Covid-19 dosis ketiga atau penguat (booster) menggunakan vaksin Nusantara.
Hal ini terlihat dari postingan Instagram miliknya, @Prabowo, Kamis (13/1/2022). Dalam postingan ini, Prabowo nampak disuntik langsung oleh mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto.
"Meningkatkan imun dan kekebalan tubuh dengan vaksin Nusantara," tulis Prabowo dalam unggahannya, Kamis.
Dalam unggahan itu, Prabowo juga menyampaikan terima kasihnya kepada Terawan yang telah memberikan vaksin Nusantara.
"Terima kasih Letnan Jenderal TNI (Purn) Prof. Dr. dr. Terawan Agus Putranto, Sp.Rad, atas booster vaksin Nusantara yang telah diberikan kepada saya," katanya.
Sementara itu, juru bicara Prabowo Dahnil Anzar Simanjuntak membenarkan bahwa Prabowo menerima booster dari Terawan.
Menurutnya, Prabowo secara pribadi mempercayai hasil kerja Terawan.
"Pak Prabowo secara pribadi percaya dengan Prof Terawan, dan hasil kerja ilmiah beliau sebagai dokter dan ilmuan," kata Dahnil. (Kompas.com)
SUBSCRIBE YOUTUBE TRIBUNMANADO OFFICIAL: