Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Desa Miliarder

Nasib Warga Desa Miliarder di Kuningan, Uang Menipis dan Mulai Ketar-ketir untuk Bertahan Hidup

Ingat desa yang dikenal 'desa miliarder' dulu mendapat keuntungan dari ganti untung pembangunan Waduk Kuningan.

Editor: Glendi Manengal
Tribun Jabar
Seorang warga melintas di depan sebuah rumah yang terpaksa dibongkar di "desa miliarder" di Desa Kawungsari, Kecamatan Cibeureum, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, Jumat (11/6/2021). 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Ingat desa yang dikenal 'desa miliarder' dulu mendapat keuntungan dari ganti untung pembangunan Waduk Kuningan.

Kini kabarnya memprihatinkan.

Uang ganti untung dari pemerintah disebut sebagai uang panas.

Baca juga: Akhirnya Terjawab Sosok Calon Ayah Mertua Jessica Tanoesoedibjo, Kekayaan Tembus Puluhan Triliun

Baca juga: Akhirnya Terjawab Besarnya Peran Fuji di Hidup Gala Sky Gantikan Posisi Vanessa Angel

Baca juga: Hujan Lebat dan Angin Kencang Potensi Terjadi Kamis 3 Februari 2022, BMKG: 29 Wilayah Patut Waspada

Desa Kawungsari di Kabupaten Kuningan dikenal sebagai desa miliarder karena warganya mendapat ganti untung pembangunan Waduk Kuningan.

Waduk Kuningan sendiri sudah diresmikan Presiden Jokowi pada 2021.

Warga yang lahannya terdampak pembangunan proyek tersebut, mendapat ganti untung dari ratusan juta hingga miliaran.

Lantas, bagaimana kondisi warga di desa miliarder terkini setelah mendapat ganti untung dari pemerintah?

Jaja (56) salah seorang warga desa miliarder, menyebut, uang ganti untung dari pemerintah sebagai uang panas.

Tak sedikit warga yang saat menerima ganti untung, berbelanja berbagai kebutuhan. 

Seperti sepeda motor, mobil, dan peralatan rumah tangga lainnya. 

"Kami baru tinggal beberapa waktu saja disini sudah ketar-ketir untuk bertahan hidup. Bener kang, lagi punya (uang) kita suka lupa berpikir untuk masa depan," kata Jaja, saat berbincang tadi sore, Rabu (2/2/2022).

Jaja dan warga lainnya kini menempati tempat tinggal baru setelah mendapat ganti untung.

Dalam menjalankan aktivitas di lingkungan perumahan baru, kata dia, merasa tidak karuan.

Karena suasana baru dan tidak punya lahan sebagai lokasi garapan untuk bertani.

"Iya, disini dirasakan hanya menghabiskan uang saja. Karena, mau kerja gimana? Lahan sawah atau kebun gak punya. Kehidupan ini benar dari nol. Mulai gaul dengan masyarakat tetangga atau dengan lingkungan sekitar," katanya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved