Bacaan Alkitab
Bacaan Alkitab Senin 31 Januari 2022, 1 Korintus 14:27-28 : Karunia Bahasa Roh
Bahasa roh adalah karunia roh yang diberikan menurut kehendak Roh Kudus kepada orang percaya untuk menjalankan
TRIBUNAMANADO.CO.ID - Bahasa roh merupakan salah satu dari 9 karunia Roh Kudus. Menurut Abraham Yeboah, berkata-kata dalam bahasa roh merupakan tanda pertama bahwa seseorang sudah memiliki pengalaman khusus tentang dan dengan Roh Kudus.
Bahasa roh adalah karunia roh yang diberikan menurut kehendak Roh Kudus kepada orang percaya untuk menjalankan tugas dan fungsinya di dalam tubuh Kristus sesuai dengan panggilannya. Bahasa roh adalah bukti manifestasi Roh Kudus. Namun itu bukanlah satu-satunya.
Bahasa roh adalah pesan dari Roh Kudus yang diberikan dalam suatu "bahasa asing" bagi umat Kristiani. Ketika berbahasa roh, Tuhan akan mengarahkan umat dalam berdoa.
Tuhan akan memimpin umat untuk meminta kepada-Nya tentang apa yang diperlukan oleh umat itu sendiri. Tidak dengan orang lain. Jadi hubungan yang "tertutup" antara Allah dengan orang yang diberikan karunia bahasa roh itu.
Siapa yang berbahasa roh, menjalin hubungan pribadi dan sendiri dengan Tuhan. Sedangkan untuk membangun jemaat, yang sangat diperlukan adalah karunia bernubuat.
Sebab, "Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, tidak berkata-kata kepada manusia, tetapi kepada Allah. Sebab tidak ada seorang pun yang mengerti bahasanya; oleh Roh ia mengucapkan hal-hal yang rahasia." (1 Kor 14:2)
Jika bahasa roh disampaikan kepada orang lain, harus ditafsirkan. Bahkan, yang menafsir itu harus minimal 2 atau 3 orang, sehingga tidak terjadi salah tafsir, bias bahkan penyesatan kepada jemaat. Dan kalau tidak, mereka harus berdiam diri. Karena bahasa roh itu bersifat pribadi seseorang dengan Tuhan.
Demikian firman Tuhan hari ini. "Jika ada yang berkata-kata dengan bahasa roh, biarlah dua atau sebanyak-banyaknya tiga orang, seorang demi seorang, dan harus ada seorang lain untuk menafsirkannya. Jika tidak ada orang yang dapat menafsirkannya, hendaklah mereka berdiam diri dalam pertemuan Jemaat dan hanya boleh berkata-kata kepada dirinya sendiri dan kepada Allah." (ayat 27 dan 28)
Tidak ada larangan orang berbicara dalam bahasa roh. Justeru itu baik.
Tapi harus digunakan secara baik dan benar, sebab itu merupakan karunia dari Allah yang tidak boleh disalahgunakan oleh penerimanya maupun orang lain yang memanfaatkannya. Sebab pada hakekatnya, sesuai firman Tuhan, bahasa roh bersifat pribadi.
Namun jika bahasa roh itu "dijemaatkan," maka harus ada penafsirnya. Penafsir juga ada syaratnya.
Mereka harus minimal 2 atau 3 orang, dan yang mendapat karunia untuk menafsirkan ataupun menerjemahkan bahasa roh.
Kalau tidak, sebaiknya bahasa roh itu diperkuat oleh yang bersangkutan dalam hubungan yang intim dia dengan Tuhan.
Penafsiran yang tidak benar bukan hanya menghasilkan multi tafsir, tapi salah tafsir dan menghancurkan persekutuan jemaat. Itulah yang ditentang oleh rasul Paulus.
Dia menekankan pentingnya hubungan yang saling membangun di antara jemaat. Sehingga tidak ada yang merasa diri paling benar. Menganggap dirinya sendiri superior, sedangkan yang lainnya inferior bahkan sub ordinatnya.