Berita Boltim
Para Santri Miftakhul Khoir Tebu Tetap Lakukan Proses Belajar Mengajar Meski dengan Cara Melantai
Semangat para Siswa dan santri di Pondok Pesantren Miftakhul Khoir Tebu Ireng VII di Desa Buyat untuk belajar sangat tinggi meski harus melantai
Penulis: Rustaman Paputungan | Editor: Chintya Rantung
Meski Harus Melantai, Santri Ponpes Miftahul Khoir Tebu Ireng di Buyat Tetap Lakukan Proses Belajar Mengajar
TRIBUNMANADO.CO.ID, Manado - Semangat para Siswa dan santri di Pondok Pesantren Miftakhul Khoir Tebu Ireng VII di Desa Buyat Kecamatan Kotabunan Kabupaten Bolaang Mongondow Timur untuk belajar sangat tinggi meski harus melantai.
Hal ini diceritakan Pengasuh Pondok Pesantren Miftakhul Khoir Tebu Ireng VII di Desa Buyat Kecamatan Kotabunan Kabupaten Bolaang Mongondow Timur Kyai Abdurahman Modeong kepada Tribunmanasdo.co.id.
Ia mengaku saat ini sarana penunjang kegiatan pendidikan masih kekurangan.
Menurutnya kalau pondok pesantren ini kekurangan berupa kursi dan meja belajar untuk para siswa/santri di dua sekolah di bawah naungan yayasan itu, yakni Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA).
"Para siswa /santri sekarang sebagian belajar sambil melantai, karena kekurangan kursi dan meja. Tapi apapun kondisinya, proses belajar mengajar tetap kita laksanakan," akuinya.
Ia mengatakan selain meja dan kursi pondok pesantren ini juga masih membutuhkan bangunan dan peralatan laboratorium Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
"Muda - mudahan tahun ini bantuan dari Pemerintah Daerah sudah ada kami dapat informasi,mungkin APBD Perubahan," tutupnya.
Kepala Madrasah Aliyah (MA) di Pondok Pesantren Miftakhul Khoir Tebu Ireng VII Buyat, Masdar Paputungan mengatakan bahwa pihaknya sudah memasukkan proposal bantuan dana hibah ke Pemkab Boltim.
“Sudah diserahkan sejak tahun lalu (2021), harapan kita Pemkab bisa mensuport dengan memberikan dana hibah untuk pengadaan sarana pendidikan yang masih kurang di pondok ini,” ujarnya.
Diketahui Pondok Pesantren Miftakhul Khoir Tebu Ireng VII Buyat memiliki 103 pelajar atau siswa,yang terdiri dari 24 pelajar Madrasah Aliyah (MA) yang terbagi dalam dua kelas X dan XI,serta dan 79 pelajar Madrasa Tsanawiyah (MTs) yang terbagi dalam tiga kelas.
Dari 103 pelajar, 65 diantaranya mondok di pesantren dan sisahnya tinggal di luar pesantren.
“Jumlah meja kursi kami sekitar 40an pasang. Ini dibagi untuk MTs dan MA Jadi lebih setengah total santri atau siswa kami yang harus belajar melantai,” pungkasnya.
Tentang Boltim
Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (disingkat Boltim) adalah sebuah kabupaten di Provinsi Sulawesi Utara.
Kabupaten Boltim beribukota Tutuyan.
Jarak Kota Tutuyan ke Manado, Ibukota Provinsi Sulut 124,2 km lewat Jl Ratahan - Kotamobagu atau bisa ditempuh 3 jam 22 menit.
Kabupaten ini dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2008 yang merupakan pemekaran dari Kabupaten Bolaang Mongondow.
Peresmian dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri Mardiyanto di Manado pada hari Selasa, 30 September 2008.
Kabupaten Bolaang Mongondow Timur terdiri dari 7 kecamatan dan 81 desa, dengan luas wilayah 910,18 km².
Saat ini Kabupaten Boltim dipimpin Bupati Sam Sachrul Mamonto dan Wakil Bupati Oskar Manoppo.
Baca juga: Masih Ingat Eddi Brokoli? Dulu Satpam Lalu Jadi Artis Tenar, Kabarnya Sekarang Punya Aktivitas Baru
Baca juga: Potret Model Cantik Simpanan Pangeran Arab, Dibayar Rp 77 Juta per Hari, Rp 2 Miliar Sekali Kencan
Baca juga: Dilantik Pdt Raymond Kuhon, BPMW GMIM Manado Barat Daya 2022-2026 Siap Bekerja