Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Bitung

Ahmad Wildan Senior Investigasi KNKT Ingatkan Ini ke Sopir Angkutan Logistik di Bitung

Menurut Plt Ketua Sub Komite Moda Investigasi LLAJ dan Senior Investigator KNKT itu, keselamatan dalam berlalulintas.

tribunmanado.co.id/Christian Wayongkere
Ahmad Wildan Plt Ketua Sub Komite Moda Investigasi LLAJ dan Senior Investigator KNKT bersama Kombes Pol Robertho Pardede Dirlantas Polda Sulut dan Izak Ray Kadis Perhubungan Daerah Sulut mempraktikkan keselamatan pada kendaraan angkutan tonase besar. 

Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Ahmad Wildan menilai, Pelatihan Keselamatan Berlalulintas Kepala Pengusaha dan Pengemudi Kendaraan Angkutan Barang Bertonase Besar bagian dari program keselamatan.

Menurut Plt Ketua Sub Komite Moda Investigasi LLAJ dan Senior Investigator KNKT itu, keselamatan dalam berlalulintas, terhindarnya seseorang dari resiko terjadinya kecelakaan.

"Kalau tidak ingin celaka, gampang. Pahami resikonya, kendalikan," terang dia, Jumat (28/1/2022) saat mengecek dua unit mobil truk gandengan di Terminal Petikemas Bitung PT Pelindo IV.

Melalui pelatihan ini kami menyampaikan ke para pengemudi, apa saja resiko di kendaraan, sistem pengereman, kalau mati seperti apa, keberadaan ban kendaraan dan pahami resiko lainnya," kata Ahmad Wildan.

Dengan memamahi itu, sopir alan a ware dengan resiko dalam berkendara, hingga menghibdari bisa mengantisipasi terjadinya resiko kecelakaan.

Terkait dengan kendaraan yang sudah di fase penurunan perfomance, itu adalah hal yang wajar.

Seperti penggunaan kanvas rem, terus menerus dipakai pasti akan tipis, hal seperti ini wajib dan harus diperhatikan.

Keberadaan perfomance kendaraan satu diantaranya kanvas rem, Ahmad Wildan berpesan kepada para sopir agar berhati-hati.

Karena kanvas rem ada masanya, tidak tebal terus dan kalau tidak diperiksa dan cek resiko nyawa melayang.

"Penyebab kecelakaan dari kendaraan angkutan bertonase besar pertama, rem blong.

Rem blong terjadi dan didominasi saat berada di jalan menurun.

Kedua pada saat jalan menurun pengemudi kendaraan angkutan bertonase besar, pasti menggunakan gigi tinggi sehingga untuk menaham laju kendaraan truk atau bus dengan cara rem bolak balik (berulang-ulang),"kata dia.

Kondisi seperti para sopir akan diperhadapkan dengan tiga hal, satu backfeeding, kedua tekor angin. 

Tekor angin, kalau ada gep (jarak) di kanvas atau tromol, kemudian di truk atau bus memasang klakson telolet dan melakukan pengereman terus menerus, maka akan tekor angin lebih dulu sebelum backfeeding sehingga tidak bisa melakukan pengereman.

Kemudian, kalau bus atau truk menggunakan minyak rem akan muncul panas, karena minyak rem yang memiliki kandungan air lebih dari tiga persen ketika proses pengereman terus menerus akan terjadi vapor lock.

Tiga hal ini, kerap diperhadapkan dengan para sopir truk dan bus saat dalam keadaan melakukan rem terus menerus.

"Oleh sebab itu, pengemudi jangan rem pada saat jalan menurun. Yang akan menahan kendaraan bukan rem, tapi mesin.

Pasang gigi rendah dan exhaust break serta engine break, tapi jalan dimainkan on off nya, harus di pasang terus biar kuat dalam menahan kendaraan. Inilah yang harus ditanamkan ke kepala pengemudi," urainya.

Wildan juga menyampaikan langkah untuk pengemudi ketika akan mengoperasikan kendaraan, mulai dari start engine, kendaraan berjalan sampai kendaraam berhenti.

Kepada para pengemudi, sebelum membawa kendaraan harus melakukan pemeriksaan awal. 

Mulai dari masuk dalam kabin kendaraan. Ingat nyawa pengemudi ada di angin, pastikan tekanan angin normal. 

Lakukan pengecekan, apakah ada masah di gep atau tidak. Dengan cara menurunkan handbreak, lalu diinjak dalam dan dilepas lagi.

Turunnya hanya hanya 0,3 tidak boleh lebih, kalau turunnya dari 10 langsung ke 9 berarti ada masalah, sehingga matikan lagi mesin dan dicel lalu setel lagi.

Setelah melakukan pengecekan didalam kabin clear, masuk ke pemeriksaan sambungan angin, konektor, kura-kura dan chamber.

Kemudian cek twislocknya, hingga real underround protection (RUP) selain RUP harus ada alat pemantul cahaya (APC), adalah aturan baru di kementrian perhubungan atas rekomendasi KNKT.

Semua kendaraan truk harus menggunakan RUP dan APC.

Bahwa kendaraan angkutan bertonase besar, pada bagian belakangnya ada bumper belakang agar ketika ada tabrakan dari belakang yang tabrak selamat.

Kalau tidak ada bumper belakang, pengemudi yang tabrak dari belakang akan ketemu langsung dengan casis kendaraan angkutan bertonase besar.

"Fatalitas dari tabrakan kendaraan dari belakang ke kendaraan truk di depan 93 persen meninggal. Sehingga keberadaan RUP dan APC sangat vital, kalau malam kelihatan cahayanya mantul," bebernya.

Selain itu ada perisai kolong harus ada di kendaraan truk, kemudian untuk peningkatakan fatalistas penggunaan bumper tanduk dilarang.

Bumper tanduk dari besi di bagian depan, sangat bahaya.

Sehingga kalau dalam pengujian mendapati ada truk pakai bumper tanduk, harus di lepas karena sudah di larang dalam PP nomor 55.

Kombes Pol Robertho Pardede Dirlantas Polda Sulut, menyampaikan pelaksanaan Pelatihan Keselamatan Berlalulintas Kepala Pengusaha dan Pengemudi Kendaraan Angkutan Barang Bertonase Besar.

Adalah tindak lanjut, rapat lintas koordinasi stekholder yang ada di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut). 

Karena di Wilayah Sulut yang tengah membangun butuh keselamatan dalam berkendara khususnya dari kendaraan yang bertonase besar.

Di awal tabun baru akan terus aktis gelorakan keselamatan berlalu lintas khusus kendaraan bertonase besar.

"Kami Ingin dukung dan sekseskan perekonomian Nasional, lewat aktivitas angkutan logistik oleh Kendaraan bertonase besar bisa aman dam tertib dalam berkendara," kata Dirlantas Polda Sulut.

Pelatihan tersebut barulah langkah awal, akan di tindak lanjuti lagi dengan kegiatan berikutnya oleh Dinas Perhubungan Daerah Provinsi Sulut dan Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Wilayah XII Sulut, diantaranya aktifkan lagi forum lalulintas angkutan dan jalan yang sempat tidak aktif karena pandemi.

Pelatihan Keselamatan Berlalulintas Kepala Pengusaha dan Pengemudi Kendaraan Angkutan Barang Bertonase Besar, di Container Freigth Station (CFS) PT Pelindo IV (Persero) Terminal Peti Kemas Bitung

Dibuka langsung oleh Gubernur Sulut melalui Izak Ray Kepala Dinas Perhubungan Daerah Provinsi Sulawesi Utara, dihadiri Reinhard Ronald Kepala Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Wilayah XII Sulut.

Pahlevi Barnawi Syarif SE RSA CRP QRMP, Kepala PT Jasa Raharja Cabang Sulut, Kepala Dinas Perbungan dan PUPR Kabupaten Kota.

Juga berlangsung diskusi Panel, yang dipandu Kompol Roy Tambayonv Kabag Ops Ditlantas Polda Sulut.

Syam Panai Ketua DPW Alfi Ilfa Sulut, mengusulkan kegiatan seperti ini dibuat khusus, melibatkan para pengusaha logistik, sopir, Dirlantas Polda Sulut, Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Wilayah XII Sulut dan Dinas Perhubungan Daerah Sulut.

"Acara bagus dan sangat bagus bagi pelaku logistik dan para sopir angkutan. Kami butuh pelatihan dan sosialisasi seperti ini," kata Syam Panai. (crz)

Jenazah Grace Karundeng Akan Dikebumikan di Pekuburan Keluarga

Gempa Guncang Yogyakarta Jumat 28 Januari 2022, Baru Saja Terjadi, Info BMKG Magnitudo dan Lokasi

Shin Tae-yong Bicara soal Nomor Punggung Ronaldo Kwateh dan Marselino, Ungkap Perubahan Permainan

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved