Berita Nasional
Arteria Dahlan Kena Teguran Partai, Sekjen PDIP Minta Jadi Pembelajaran Kader: Hati-hati Berbicara
Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengingatkan seluruh pengurus hingga kader partai agar tak sembarangan dalam berkomunikasi.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP menjatuhi sanksi peringatan kepada kadernya di Komisi III DPR, Arteria Dahlan buntut ucapan agar Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) yang berbahasa Sunda di rapat dicopot.
Ini merupakan buntut Arteria mengkritik seorang kajati memakai bahasa Sunda dalam rapat.
Ia meminta Jaksa Agung ST Burhanuddin memecat kajati tersebut saat rapat kerja Komisi III DPR beberapa waktu lalu.
Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengingatkan seluruh pengurus hingga kader partai agar tak sembarangan dalam berkomunikasi.
Terlebih di ranah publik.
Baca juga: Dicibir Publik karena Cium Pacar Barunya, Stefan William Emosi: Kepo dan Mikir Anda Paling Benar
Menurut Hasto, apa yang diucapan anggota DPR sekaligus kader PDIP Arteria Dahlan yang mempersoalkan Kepala Kejaksaan Tinggi (kajati) berbahasa Sunda dalam rapat, bisa jadi pelajaran besar bagi seluruh partai.
"Bagi PDI Perjuangan, ini juga menjadi pembelajaran bagi seluruh anggota dan kader partai untuk dalam politik itu hati-hati berbicara," kata Hasto di sela-sela peringatan acara HUT ke-49 PDIP dan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri di Bali, Sabtu (22/1/2022).
Hasto juga mengaku DPP PDIP telah menerima permintaan maaf dari Arteria secara langsung.
Bahkan, Hasto melihat kesungguhan Arteria dalam permohonan maaf yang disertai penyesalan tersebut.
"Saya sendiri ketika memanggil yang bersangkutan sudah melihat bagaimana keseluruhan penyesalan itu nampak dalam diri saudara Arteria Dahlan," ungkapnya.
Hasto menyadari bahwa membangun kedisiplinan termasuk disiplin dalam berbicara menjadi tugas partai untuk membina anggotanya.
Melihat persoalan berkaitan Kajati berbahasa Sunda, ia menilai Arteria jelas tidak menampilkan kedisiplinan dalam berbicara.
Untuk itu, Hasto kembali mengingatkan seluruh kader PDIP agar tak melakukan kesalahan yang sama dalam berkomunikasi di publik.
Ia pun menegaskan bahwa sikap PDIP selalu membangun kerukunan di tengah keberagaman.
"Kita ini justru selalu mendorong semangat membangun kerukunan sebagai warga bangsa, terus memperbaiki dari berbagai kekurangan-kekurangan yang ada," jelasnya.
Pimpinan DPR: Belajar Dari Kasus Arteria Dahlan, Mari Saling Hormati Kearifan Lokal
Wakil Ketua DPR RI Lodewijk F Paulus mengajak semua pihak, terutama anggota dewan untuk menghormati dan menjaga kearifan lokal yang ada di Indonesia.
Hal itu disampaikannya menanggapi insiden yang menimpa Arteria Dahlan, di mana meminta Kajati dicopot karena berbahasa Sunda.
Pernyataan itu dinilai sebagian pihak sebagai pernyataan bersifat SARA.
"Nah ini juga yang kita jaga kearifan lokal, mari kita saling menghargai. Masing-masing wilayah punya kearifan lokal, mari kita saling menghormati, saling menjaga saling mengetahui sehinga diharapkan tidak terjadi kegaduhan," katanya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (21/1/2022).
Lodewijk mengingatkan, setiap wilayah di Indonesia memiliki kearifan lokal masing-masing.
Dikatakannya, kearifan lokal itu sampai dibawa atau melekat pada anggota DPR saat ini.
"Pertama tentu terkait bagaimana penampilan, cara berpakaian contoh yang sedikit spesifik yang bagaimana dia menjaga kearifan lokal Pak Dedi Mulyadi kan dia tetap berpakaian adatnya, itu sudah style bahwa orang tahu lihat Pak Dedi ini orang Jawa Barat," ucap Sekjen Golkar itu.
Namun, menurut Lodewijk hal penting lainnya adalah mengenai bahasa, yang harus dihormati.
"Yang paling penting ada dalam konteks dialek atau bertutur kata, ada bahasa-bahasa. Apalagi ada bahasa-bahasa yang menjadi ciri khas sebagai penghormatan," tandasnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Minta Kasus Arteria Dahlan Jadi Pembelajaran Kader, Sekjen PDIP: Dalam Politik, Hati-hati Berbicara