Populer Nasional
Terungkap Fakta Kasus Pengeroyokan TNI Pratu Sahdi di Waduk Pluit, Pelaku Salah Sasaran
Akhirnya empat pelaku pengeroyokan oknum anggota TNI AD di Jakarta Utara ditangkap. Fakta terungkap, pelaku salah sasaran.
Korban juga merasa tidak ada urusan dengan para pelaku.
Tersinggung didiamkan oleh korban, para pelaku mengajak korban cekcok.
Cekcok itu kemudian berujung ke penusukan terhadap korban yang dilakukan salah satu pelaku bernama Baharuddin.
Akibatnya korban Sahdi meregang nyawa saat dibawa ke rumah sakit.
Selain Sahdi, dua rekan korban lainnya yang merupakan warga sipil alami luka berat hingga dirawat di rumah sakit.
Dari kasus tersebut, polisi membentuk tim. Hasilnya empat orang ditangkap, sementara tiga orang buron. Lalu satu diduga pelaku masih diidentifikasi oleh polisi.
"Total keterangan saksi diduga ada delapan pelaku. Semua pelaku warga sipil dan tidak mengenal korban," jelas Tubagus.
Sahdi Penyandang Brevet Cakra
Diketahui sosok Sahdi adalah anggota Yonif Raider Kostrad TNI AD berpangkat prajurit satu atau pratu. Pratu Sahdi menyandang brevet Cakra dan mempunyai kemampuan khusus.
Sebagai anggota Yonif Raider Kostrad dengan bravet Cakra, Pratu Sahdi memiliki kemampuan tangguh dan tegas.
Ia juga menyandang sebagai prajurit memiliki kesaktian ‘ Cakra’ artinya senjata cakra.
Cakra diyakini sebagai senjata astuti yang secara lahiriah sebagai juru selamat yang ampuh yang dapat digunakan sebagai senjata budi.
Dikutip dari Grid.id, untuk memiliki kualifikasi khusus dan memperoleh brevet Cakra, para prajurit Kostrad harus melalui latihan Standarisasi Kostrad.
Latihan yang dilakukan untuk membangun jiwa korsa yang kuat serta mewujudkan kemampuan yang handal dalam melaksanakan tugas di medan operasi baik di hutan gunung, rawa laut dan perkotaan.