Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Militer

Apa Itu Tim Mawar Kopassus yang Dulu Dibentuk Prabowo? Panglima TNI dan KSAD Diminta Klarifikasi

Tim Mawar adalah tim kecil yang dibuat oleh kesatuan Komando Pasukan Khusus (Kopassus) Grup IV, Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat, 1998. 

Editor: Aldi Ponge
Tribunnews/Yongky Yulius
Tim Mawar 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Pengangkatan Mayjen TNI Untung Budiharto menjadi Pangdam Jaya menuai polemik.

Diketahui, Tim Mawar adalah tim kecil yang dibuat oleh kesatuan Komando Pasukan Khusus (Kopassus) Grup IV, Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat, 1998. 

Tim Mawar ini merupakan dalang dari operasi penculikan para aktivis politik pro-demokrasi tahun 1998.

Pasalnya, Mayjen TNI Untung Budiharto merupakan eks Tim Mawar. Tim Mawar Kopassus diduga terlibat dalam penculikan aktivis 1998.

Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa dan KSAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman diminta untuk memberikan klarifikasi  terkait promosi perwira eks Tim Mawar

Pengamat Militer dari Center for Intermestic and Diplomatic Engagement (CIDE) Anton Aliabbas mengatakan penjelasan tersebut hendaknya mencakup bagaimana posisi kasus penculikan aktivis 1998, apa saja hukuman yang sudah dijatuhkan dan sanksi yang telah dijalankan oleh mereka yang terlibat dalam Tim Mawar.

Mayjen TNI Untung Budiharto
Mayjen TNI Untung Budiharto (Tribunnews.com)

Hal tersebut, kata dia, termasuk misalnya apabila ada penundaan kenaikan pangkat dan lain sebagainya.

Klarifikasi tersebut, kata Anton, penting untuk menjawab spekulasi dan tuduhan adanya praktik impunitas dalam kasus penculikan aktivis sekaligus menjadi awal perbaikan tata kelola karir prajurit. 

Pimpinan TNI, kata dia, juga hendaknya memberikan penjelasan bagaimana dampak dari kasus hukum yang dihadapi terhadap perjalanan karir dan promosi prajurit.

Dengan demikian, kata Anton, publik mendapatkan informasi awal terkait apakah karir personel dikelola dengan obyektif atau subyektif pimpinan. 

"Untuk menghindari polemik berkepanjangan, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dan KSAD Jenderal Dudung Abdurahman sebaiknya memberikan klarifikasi dan penjelasan terkait promosi perwira eks Tim Mawar," kata Anton kepada Tribunnews.com pada Selasa (11/1/2022).

Anton berpandangan pro kontra promosi terhadap perwira yang pernah tergabung dalam Tim Mawar Kopassus merupakan salah satu bukti masih adanya kelemahan pembinaan karir prajurit TNI yang diterapkan saat ini. 

 Kurangnya transparansi dan akuntabilitas dalam proses promosi karir prajurit termasuk mekanisme yang diambil di tingkatan Wanjakti, kata dia, membuat polemik terkait promosi perwira tidak bisa dihindarkan. 

Tidak dipungkiri, lanjut dia, TNI sudah membangun sebuah mekanisme baku terkait pembinaan karir. 

Selain itu, kata Anton, Dewan Kepangkatan dan Jabatan juga membuat serangkaian penilaian dalam sebelum menentukan promosi dan penugasan.

"Akan tetapi, parameter dan prinsip yang digunakan dalam melakukan penilaian tersebut dinilai kurang transparan, jelas dan terukur. Akibatnya, ketidakjelasan ini membuka peluang munculnya tuduhan miring seperti favoritisme dalam pengambilan keputusan promosi dan penugasan lanjutan," kata Anton.

Selain itu, lanjut dia, konsistensi pimpinan TNI dalam pengelolaan karir personel juga ikut berkontribusi menciptakan polemik tersebut. 

Akibatnya, kata dia, promosi kerap dikaitkan dengan patron ataupun klik politik tertentu.

Anton mengatakan kontroversi seputar penugasan dan promosi dalam tubuh angkatan bersenjata bukanlah hal yang baru. 

Mengutip penelitian Kammen dan Chandra (2010), lanjut dia, menunjukkan pada 1980-an telah banyak promosi dan penugasan posisi strategis diberikan pada personel yang dituduh terlibat dalam sejumlah kasus kekerasan. 

"Sekalipun demikian, sejak peristiwa Santa Cruz pada 1991, pihak angkatan bersenjata meningkatkan standar disiplin dan menghukum para perwira yang terlibat kasus pelanggaran HAM," kata Anton.

Apa Itu Tim Mawar?

Tim Mawar terbentuk lantaran peristiwa saat itu para preman didukung tentara merampas kantor dan menyerang simpatisan yang mendukung Megawati di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat.

Kejadian ini kemudian membuat Prabowo Subianto saat itu dirinya berpangkat Mayor Jenderal dan menjabat Danjen Kopassus menugaskan secara khusus kepada Mayor Bambang Kristiono, Komandan Batalyon 42.

Ia diminta untuk menjabat sebagai Komandan Satgas Merpati.

Tugas tim ini adalah untuk mengumpulkan data dan informasi tentang kegiatan-kegiatan radikal.

Mayor Bambang kemudian memanggil Kapten Fauzani Syahril Multhazar, Kapten Nugroho Sulistyo Budi, Kapten Yulius Selvanus, dan Kapten Dadang Hendra Yudha untuk menganalisis informasi tersebut dengan membentuk tim khusus.

Terdapat tiga tim yang dibentuk, yaitu Tim Mawar, Tim Garda Muda, dan Tim Pendukung.

Tim Mawar bertugas untuk mendeteksi kelompok radikal, pelaku aksi kerusuhan, dan teror.

Pada 18 Januari 1998, terjadi ledakan di Rusun Tanah Tinggi, Jakarta Pusat. Kejadian ini membuat Tim Mawar semakin menginsentifkan kinerja mereka.

Tim Mawar menyusun rencana untuk menangkap sejumlah aktivis yang dicurigai terlibat dalam insiden ledakan bom tersebut.

Kompas.com mencatat, setidaknya terdapat enam anggota eks Tim Mawar yang kini mempunyai karier dan jabatan moncer. Berikut daftarnya:

1. Brigjen Dadang Hendra Yudha

Dadang merupakan lulusan Akademi Militer (Akmil) 1988. Ia merupakan eks Tim Mawar yang kini menjadi anak buah Prabowo di Kementerian Pertahanan.

Jabatan yang diemban di Kementerian Pertahanan adalah Direktur Jenderal Potensi Pertahanan.

Sebelumnya, pria kelahiran 21 Mei 1965 itu juga pernah menjabat sebagai Kepala Biro Umum Sekretariat Utama Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).

2. Brigjen (Purn) Yulius Selvanus

Yulius merupakan abituren Akmil 1988 dari kecabangan infanteri.

Seperti eks Tim Mawar lain, Yulius juga mengisi jabatan di lingkungan Kementerian Pertahanan, yakni Kepala Badan Instalasi Strategis Pertahanan (Kabainstrahan).

Sebelumnya, Yulius pernah menjabat Komandan Korem 181/Praja Vira Tama.

3. Mayjen Fauzambi Syahrul Multhazar

Fauzambi merupakan eks Wakil Komandan Tim Mawar. Sebelumnya, ia pernah menjabat sebagai Staf Khusus KSAD.

Di Kementerian Pertahanan, ia mengemban jabatan Kepala Satuan Pengawas Universitas Pertahanan (Kasatwas Unhan) yang berada di bawah kewenangan Kementerian Pertahanan.

4. Mayjen (Purn) Chairawan Kadarsyah Kadirrussalam Nusyirwan

Chairawan merupakan eks Komandan Tim Mawar. Prabowo Subianto kemudian mengangkat Chairawan menjadi Asisten Khusus Kemenhan.

5. Brigjen TNI Nugroho Sulistyo Budi

Brigjen TNI Nugroho Sulistyo Budi mendapat posisi sebagai Staf Ahli Bidang Politik Kementerian Pertahanan. Sebelumnya, ia menjabat sebagai Staf Ahli Ka BIN Bidang Sosbud BIN.

6. Mayjen TNI Untung Budiharto

Sedangkan, Untung Budiharto merupakan satu di antara eks anggota Tim Mawar yang masih berkarier di TNI AD. Untung Budiharto tercatat beberapa kali menempati jabatan strategis.

Pada 2016-2017, ia menjabat sebagai Inspektorat Kodam (Irdam) XVIII/Kasuari. Selanjutnya, Wakil Asisten Operasi (Waasops) Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) pada 2017-2019.

Kemudian, pada 2019-2020, ia menjabat Kepala Staf Komando Daerah Militer (Kasdam) I/Bukit Barisan.

Lalu menjadi Direktur Operasi dan Latihan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan pada 2020, Sekretaris Utama BNPT.

Penculikan hingga aktivis yang hilang

Peristiwa penculikan ini dipastikan berlangsung dalam tiga tahap: Menjelang pemilu Mei 1997, dalam waktu dua bulan menjelang sidang MPR bulan Maret, sembilan di antara mereka yang diculik selama periode kedua dilepas dari kurungan dan muncul kembali.

Para aktivis ada yang dilepaskan setelah diculik, namun ada juga yang masih hingga saat ini, termasuk Wiji Thukul.

Sembilan aktivis yang dilepaskan adalah Desmond Junaidi Mahesa, Haryanto Taslam, Pius Lustrilanang, Faisol Reza, Rahardjo Walujo Djati, Nezar Patria, Aan Rusdianto, Mugianto, Andi Arief.

Dan terdapat 13 aktivis yang masih hilang dan belum kembali, mereka adalah Petrus Bima Anugrah, Herman Hendrawan, Suyat, Wiji Thukul, Yani Afri, Sonny, Dedi Hamdun, Noval Al Katiri, Ismail, Ucok Mundandar Siahaan, Hendra Hambali, Yadin Muhidin, Abdun Nasser.

Sumber: Pengamat: Panglima TNI dan KSAD Sebaiknya Klarifikasi Soal Promosi Perwira Eks Tim Mawar,

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved