Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Hukum dan Kriminal

Sosok Rahmat Effendi, Sopir Bus yang Jadi Wali Kota Bekasi, Kini Masuk Penjara Karena Korupsi

Pepen itu diduga menerima suap proyek pengadaan barang dan jasa serta lelang jabatan di Pemkot Bekasi. KPK mengamankan Rp 5 miliar dari OTT

Editor: Finneke Wolajan
Kolase/KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO/Wartakota
Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (6/1/2022). Rahmat Effendi terjaring operasi tangkap tangan KPK terkait dugaan korupsi pengadaan barang dan jasa, serta lelang jabatan di lingkungan Pemkot Bekasi. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Inilah sosok Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi yang ditangkap OTT KPK

Rahmat Effendi sudah ditetapkan sebagai tersangka dari hasil operasi tangkap tangan ( OTT ) Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK ),Kamis (6/1/2022).

Pepen biasa dia disapa, diduga menerima suap untuk proyek pengadaan barang dan jasa serta lelang jabatan di lingkungan Pemkot Bekasi

KPK mengamankan uang total Rp 5 miliar dari OTT itu.

Keadaan ini ironis karena dulu, Pepen pertama kali duduk di kursi Wali Kota Bekasi pada 2012 sebagai Pelaksana Tugas, menggantikan Wali Kota Bekasi sebelumnya, Mochtar Mohammad yang tersandung kasus korupsi.

Orang kuat di Bekasi

Di Kota Bekasi, nama Pepen begitu disegani. Ia memang politikus kawakan di Kota Patriot itu.

Wali Kota Bekasi <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/rahmat-effendi' title='Rahmat Effendi'>Rahmat Effendi</a> atau akrab disapa Pepen di Alun-alun Kota Bekasi, Minggu (10/3/2019).
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi atau akrab disapa Pepen di Alun-alun Kota Bekasi, Minggu (10/3/2019).(KOMPAS.COM/ RINDI NURIS VELAROSDELA)

Rahmat Effendi tercatat memulai karir politiknya di Bekasi sejak tahun 1999 sebagai anggota DPRD Kota Bekasi.

Karir Pepen lalu meningkat dengan menjabat sebagai Ketua DPRD Kota Bekasi 2004–2008. Pepen kemudian menjajal peruntungan dengan mencalonkan diri sebagai Wakil Wali Kota Bekasi pada 2008, berpasangan dengan Mochtar Mohammad.

Setelah menjabat sebagai Pelaksana Tugas Wali Kota, Pepen yang notabene kader Golkar maju sebagai Wali Kota berpasangan dengan politikus PKS yang kini anggota DPR RI, Ahmad Syaikhu, untuk periode 2013-2018.

Pada Pilkada 2018, pria kelahiran 1964 itu kembali menang, kali itu berpasangan dengan Tri Adhianto, eks ASN di Pemerintah Kota Bekasi yang telah menjadi kader PDI-P.

Posisinya sangat kuat di Bekasi, terlebih dia merupakan Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Golkar Kota Bekasi kala itu.

Putri Pepen, Ade Puspitasari, kemudian terpilih secara aklamasi sebagai penerus ayahnya memimpin DPD Golkar Kota Bekasi melalui Musyawarah Daerah (Musda) pada November 2021 lalu.

Meski demikian, Musda ini diwarnai bentrok karena terjadi dualisme. Kubu lain yang dimotori Nofel Saleh Hilabi mengeklaim bahwa Musda versi mereka yang memiliki legitimasi.

Pernah dipuji karena pasang badan untuk IMB gereja

Pamor Pepen pernah mengilap ketika ia dengan berani memasang badan demi penerbitan IMB Gereja Santa Clara.

Saat itu, 2017, penerbitan IMB Gereja Santa Clara dituding sebagai upaya kristenisasi oleh kelompok penolak.

Wali Kota Bekasi, <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/rahmat-effendi' title='Rahmat Effendi'>Rahmat Effendi</a> ditetapkan sebagai <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/tersangka' title='tersangka'>tersangka</a> oleh <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/komisi-pemberantasan-korupsi' title='Komisi Pemberantasan Korupsi'>Komisi Pemberantasan Korupsi</a> di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (6/1/2022). <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/rahmat-effendi' title='Rahmat Effendi'>Rahmat Effendi</a> terjaring <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/operasi-tangkap-tangan' title='operasi tangkap tangan'>operasi tangkap tangan</a> KPK terkait dugaan korupsi pengadaan barang dan jasa, serta lelang jabatan di lingkungan <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/pemkot-bekasi' title='Pemkot Bekasi'>Pemkot Bekasi</a>.
Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (6/1/2022). Rahmat Effendi terjaring operasi tangkap tangan KPK terkait dugaan korupsi pengadaan barang dan jasa, serta lelang jabatan di lingkungan Pemkot Bekasi (KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO)

Sementara itu, Pepen menilai tidak ada yang salah dalam penerbitan IMB ini. Sejak 2019, umat paroki Santa Clara sudah bisa merayakan natal perdana mereka di gereja tersebut.

“Lebih baik tembak kepala saya daripada cabut IMB gereja,” ujar Pepen pada 2017 lalu, ucapan yang menerbangkan namanya.

Pada tahun yang sama, ia diganjar oleh Komnas HAM sebagai tokoh yang dinilai berperan dan berkomitmen tinggi dalam melindungi dan menjamin hak atas kebebasan beragama dan berkeyakinan di Kota Bekasi.

Panen penghargaan

Pepen memang kerap panen penghargaan. Dikutip dari situs resmi Pemkot Bekasi, kepemimpinan Pepen pada 2019 membawa Pemkot Bekasi meraih 24 penghargaan, baik dari pemerintah pusat, Pemerintah Provinsi Jawa Barat, maupun pihak swasta.

Salah satunya adalah penghargaan kategori layanan kesehatan ramah anak dari Gubernur Jawa Barat.

Pepen juga menerima penghargaan Top Pembina BUMD 2019 dari Majalah Top Bussines.

Tahun berikutnya, yakni 2020, Pepen kembali meraih penghargaan Top Pembina BUMD, kali ini dari Kementerian BUMN.

Pada tahun tersebut, Pepen menakhodai Pemkot Bekasi hingga menerima 17 penghargaan.

Pemkot Bekasi juga beberapa kali berhasil meraih opini wajar tanpa pengecualian (WTP) atas laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), di antaranya WTP atas LKPD tahun 2018 dan 2019.

Wali Kota Bekasi <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/rahmat-effendi' title='Rahmat Effendi'>Rahmat Effendi</a> saat kemudikan bus pegawai, antar PNS dari Stadion Patriot Candrabhaga ke Kantor <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/pemkot-bekasi' title='Pemkot Bekasi'>Pemkot Bekasi</a> untuk ikuti apel pagi, Kamis (3/1/2019).
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi saat kemudikan bus pegawai, antar PNS dari Stadion Patriot Candrabhaga ke Kantor Pemkot Bekasi untuk ikuti apel pagi, Kamis (3/1/2019).(Dokumentasi Humas Pemkot Bekasi)

Mengaku bekas sopir

Pepen pernah memancing perhatian ketika ia mengemudikan sendiri bus hibah dari Kementerian Perhubungan dari Bandung menuju Bekasi pada awal 2019 silam.

Ia kemudian menyetir bus karyawan mengantar Pegawai Negeri Sipil (PNS) Kota Bekasi dari Stadion Patriot Candrabhaga ke kantor Pemkot Bekasi sebanyak tiga rit.

Ketika ditanya alasan suka menyetir bus, ia mengatakan hal itu mengingatkan dia semasa muda saat bekerja sebagai sopir bus di salah satu perusahaan swasta.

"Dulu saya membawa bus pada saat kerja di (perusahaan) swasta. Sempat sepekan yang lalu saya membawa bus hibah dari Provinsi Jawa barat untuk dibawa ke Kota Bekasi, dengan bawa sendiri," ujar Pepen kala itu.

Pepen memang dikenal cukup nyentrik sebagai politikus kawakan. Pada awal 2020, ketika Jabodetabek dilanda banjir dahsyat, Pepen datang mengenakan kaos oranye dan sepatu bot ke Istana.

Dari sederet kepala-kepala daerah yang memenuhi panggilan Presiden Joko Widodo saat itu, hanya dia yang mengenakan pakaian seperti itu.

Pepen bahkan mengaku masih mengantongi SIM B1 yang dikhususkan bagi sopir bus dan truk.

"Saya punya SIM B1 ya, jadi harus tertib administrasi berkendara juga. Ini (SIM B1) saya buat dua tahun yang lalu waktu saya bawa truk sampah hibah DKI," ujarnya.

***

Setelah malang melintang di dunia politik dan pemerintahan, karir moncer Pepen harus kandas pada Rabu, 5 Januari 2022. Saat itu, KPK menangkap basah Pepen yang baru saja menerima uang suap miliaran dari anak buahnya.

Ironisnya, Pepen diduga mengerahkan lurah, camat, hingga kepala dinas menjadi kaki tangannya dalam meminta uang sogokan ke para pengusaha.

Dalihnya untuk korupsi pun tak bisa dibenarkan. Kode "sumbangan masjid" ia gunakan. para pengusaha pun paham maksud sang wali kota melalui orang-orang kepercayaanya itu. Ujung ujungnya duit...

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Wali Kota Rahmat Effendi: Dari Sopir Bus Jadi Orang Kuat Bekasi, Kini Masuk Bui karena Korupsi"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved