Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Korea Utara

Tentara Wanita Korea Utara Sering Aborsi Tanpa Anastesi, Terungkap Tugas Utama Mereka Masuk Militer

Para tentara wanita Korut bukannya diterjunkan ke medan perang, tapi malah punya tugas lain. Terbongkar saat kedapatan sering aborsi.

Editor: Frandi Piring
via Youtube/Tangkap Layar
Kisah cerita Tentara Wanita Korea Utara Sering Aborsi Tanpa Anastesi, Terungkap Tugas Utama Mereka Masuk Militer. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Beredar isu tentara wanita di Korea Utara ( Korut ) memiliki tugas lain tanpa bertempur di medan perang.

Para tentara wanita Korut bukannya diterjunkan ke medan perang, tapi malah punya tugas lain.

Mereka tak berdaya saat dijadikan pemuas nafsu oleh pejabat tinggi negara.

Seperti yang dialami sorang tentara wanita Korut ini. Ia harus melayani nafsu para elit politik yang berkuasa.

Hal itulah yang terjadi jika partai politik lebih berkuasa dibanding militer.

Ketahui Aksi Bejat Komandan Militernya yang Melakukan Pemerkosaan ke  Rekan-rekannya Tiap Malam, Inilah Cerita Pilu Mantan Tentara Wanita <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/korut' title='Korut'>Korut</a>  di Negeri Kim Jong Un!

Bukan sebagai patriot bangsa, para gadis-gadis muda yang mengikuti wajib militer di negara itu malah menjadi budak seks para petinggi partai yang berkuasa.

Mirisnya lagi, rumah sakit militer di negara itu dijadikan sebagai rumah aborsi.

Aborsi yang dilakukan untuk para prajurit wanita tidak menggunakan anestesi (bius) terlebih dahulu, melainkan merendamnya ke air es.

Tak tahan dengan perlakuan rezim komunis, salah satu tentara wanita itu pun melarikan diri ke negara lain.

Prajurit wanita itu bernama Jennifer Kim mengatakan ia dipaksa berhubungan badan oleh seorang elit partai politik saat berusia 23 tahun.

Peristiwa pilu itu terjadi di saat itu ia memenuhi panggilan alit partai politik.

"Jika saya menolak permintaannya, saya tidak dapat menjadi anggota Partai Buruh Korea," katanya.

Jennifer Kim juga mengatakan, menjadi anggota partai sabgat penting meski ia berstatus sebabagi prajurit.

Warga Korut akan mengalami masalah administrasi dan diskriminasi jika tidak terdaftar sebagai anggota partai.

"Jika saya kembali ke masyarakat tanpa bisa bergabung dengan partai, saya dianggap sebagai anak bermasalah dan saya akan distigmatisasi seumur hidup.

Halaman
12
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved