Berita Sitaro
Sitaro Catat 16 Kasus DBD, 3 Orang Meninggal Dunia
Warga meminta agar pemerintah daerah bisa secepatnya mengambil langkah dalam rangka mencegah penyebaran DBD.
Penulis: Octavian Hermanses | Editor: Rizali Posumah
TRIBUNMANADO.CO.ID, Manado - Jumlah kasus Demam Berdarah Dengue atau DBD di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro) terus bertambah.
Hingga pertengahan Desember 2021 ini, Dinas Kesehatan Kabupaten Sitaro telah mencatat sebanyak 16 kasus DBD telah terjadi dengan tiga angka kematian pada pasien.
Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran tersendiri di kalangan masyarakat, khususnya para orang tua karena mayoritas penderita DBD adalah anak-anak termasuk yang meninggal dunia.
Warga pun meminta agar pemerintah daerah bisa secepatnya mengambil langkah dalam rangka mencegah penyebaran DBD agar tidak meluas di lingkungan masyarakat.
“Tentu kami sebagai orang tua sangat khawatir dengan penyebaran kasus DBD yang begitu cepat seperti saat ini. Makanya kami minta pemerintah daerah bisa secepatnya melakukan langkah-langkah pencegahan,” kata Junita Takalumang, warga Kelurahan Tarorane Kecamatan Siau Timur.
Dimintai tanggapannya, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sitaro, dr Semuel Raule menerangkan, sejauh ini pihaknya telah melakukan beragam langkah sebagai bentuk upaya pencegahan penyebaran DBD.
“Sampai saat ini kami terus melakukan sosialisasi di masyarakat, memberikan anjuran terkait pentingnya kebersihan lingkungan, melakukan foging hingga abateasi,” ungkap Raule, Rabu (15/12/20210.
Menurut Raule, disamping empat hal di atas, tidak ada lagi upaya yang lebih efektif yang dapat dilakukan, mengingat penyebaran DBD ini berkaitan erat dengan pola hidup masyarakat.
Tak hanya itu, tingginya mobilitas masyarakat yang kerap bepergian ke luar daerah hingga kondisi cuaca saat ini turut berpengaruh terhadap tingginya angka penyebaran DBD.
“Artinya kebersihan lingkungan itu menjadi salah satu hal penting. Dalam kondisi cuaca seperti ini, akan banyak genangan-genangan air sebagai tempat perindukan yang bagus. Sementara bicara mobilitas masyarakat, sering terjadi gigitan nyamuk di luar Sitaro dan pasien mengalami sakit setelah kembali ke Sitaro,” beber Raule.
Meski telah mencapai 16 kasus dengan tiga kematian, namun Raule menyebut angka tersebut menunjukan tren penurunan dari tahun-tahun sebelumnya.
“Tiap tahun cenderung menurun (kasus DBD). Hanya siklusnya setiap akhir tahun sampai awal tahun,” kuncinya.
Sementara itu, berdasarkan keterangan pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Lapangan Sawang, total pasien yang menjalani perawatan medis di fasilitas kesehatan tersebut sebanyak tujuh orang, yang dua di antaranya meninggal dunia.
“Total jumlah pasien yang sudah menjalani perawatan di Rumah Sakit Sawang sebanyak tujuh pasien, dua di antaranya meninggal dunia.
Saat ini masih ada satu pasien yang menjalani perawatan,” kata Direktur Utama RSUD Lapangan Sawang, dr Alva Mangundap.