Berita Sulut
Bencana Alam Ancam Sulut, Pemprov Siapkan Dana Tak Terduga Hingga Rp 7 Miliar
Bencana alam mengintai Provinsi Sulut. Banjir, tanah longsor dan terjangan gelombang di pesisir bak langganan
Penulis: Ryo_Noor | Editor: Chintya Rantung
TRIBUNMANADO.CO.ID, Manado - Bencana alam mengintai Provinsi Sulut. Banjir, tanah longsor dan terjangan gelombang di pesisir bak langganan yang biasanya muncul jelang akhir tahun.
Pemprov Sulut pun siaga bencana.
Sejak curah hujan meningkat belakangan ini, Pj Sekprov Sulut, Asiano Gamy Kawatu, Jajaran Pemprov sudah menyiapkan langkah antisipasi
"Pusatnya ada di Badan Bencana, suplainya ada di Dinas PU, dan Dinas Sosial," kata Pj Sekprov Sulut kepada tribunmanado.co.id, Rabu (8/12/2021).
BPBD sudah menyiapkan Posko Siaga Bencana, peralatan logistik dan personel pun stand by. Mana kala dibutuhkan siap bergerak.
Kemudian, Dinas PUPR punya kelengkapan alat berat, sementara Dinas Sosial siap untuk menyalurkan bantuan sosial tanggap darurat.
Asiano Gamy Kawatu mengatakan, manakala persiapan itu dirasa kurang cukup Pemprov sudah mengantisipasi dana cadangan
"Kita juga masih menyiapkan alokasi anggaran yang namanya BTP atau Bantuan Tidak Terduga, kalau kejadian apa-apa dalam satu bulan ke depan kita siapkan dana," kata Mantan Kepala Badan Keuangan dan Aset Daerah Sulut ini.
Adapun informasi diperoleh tribunmanado.co.id, di APBD 2021 Pemprov Sulut menganggarkan dana tak terduga sebesar Rp 7 miliar.
Posko Siaga
Badan Penanggungan Bencana Daerah (BPBD) Sulut pun siaga bencana. Joi Oroh, Kepala BPBD Sulut mengatakan, bentuk kesiapsiagaan di antaranya membangun posko di Kantor BPBD Sulut, Jalan Bethesda, Kota Manado.
"Personel, peralatan dan logistik sudah disiapkan, kita tidak minta-minta, tapi manakala dibutuhkan maka semuanya siap bergerak," kata dia kepada tribunmanado.co.id, Kamis (2/12/2021).
Baru-baru ini Gubernur Sulut, Olly Dondokambey sudah mengeluarkan imbauan siaga bencana, BPBD pun merespon dengan kesiagaan 1x24 jam.
Ia mencontohkan untuk kesiapan peralatan, mobil, perahu, tenda pengungsian.
Untuk alat berat, Joi mengatakan sudah dari pekan lalu berkordinasi dengan Balai Jalan dan Dinas PUPR Sulut.
Alat berat akan ditempatkan misalnya di daerah rawan longsor seperti Jalan Manado-Tomohon
"Biasanya mereka sudah standby di Kinilow," kata dia.
Koordinasi dengan instansi terkait pun sudah dilakukan sejak akhir November 2021. BPBD kata Joi sudah melakukan rapat dengan BMKG, TNI-Polri, Balai Jalan, Dinas Sosial dan Dinas PUPR
"Kita sudah dengar pemaparan BMKG soal kondisi yang berpotensi terjadi bencana," ungkap dia.
Selain itu, BPBD terus berupaya melakukan edukasi terutama di daerah rawan banjir dan longsor
Imbauan kepada masyarakat terutama di daerah rawan bencana bantaran sungai, daerah bukit dan lereng terjal harus hati - hati.
Semisal terjadi hujan keras bentuk kesiagaan bisa dilakukan dengan menyiapkan tas siaga bencana.
Tas ini diisi barang berharga, surat penting, dan logistik untuk kebutuhan harian.
Tentu saja yang diutamakan juga evakuasi mandiri, kata Joi utamakan dulu kelompok rentan seperti anak-anak dan lansia
"Hujan intensitas tinggi dimintakan untuk lakukan evakuasi mandiri. Utamakan kelompok rentan seperti anak - anak dan lansia dievakuasi lebih dulu ke ke rumah saudara aman. Kemudian siapkan tas siaga berisi barang berharga, surat berharga," ujar Mantan Kadis Perhubungan Sulut.
Dengan kesiapsiagaan ini diharapkan saat terjadi bencana tak jatuh korban
"Slogan kita siap untuk selamat," ungkap dia.
Pun kala terjadi bencana, Sulit sudah mengakar budaya mapalus. Pemerintah, masyarakat, terdiri dari elompok gereja, pemuda, dan ormas saling bahu membahu datang membantu. (ryo)
Baca juga: Peringatan Dini Rabu 8 Desember 2021, Waspada Cuaca Ekstrem di 24 Wilayah, Ini Daftarnya
Baca juga: Bupati Bolsel Sambut Kedatangan Kadis PPPAD Sulawesi Utara Kartika Devi Thanos
Baca juga: Heboh Nama Gala Sky Diganti, Tak Pakai Nama Ardiansyah, Doddy Sudrajat: Jangan Dipermasalahkan