Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Viral Medsos

Video Detik-detik Seorang CEO Perusahaan Pecat 900 Karyawan Secara Massal dalam Satu Panggilan Zoom

Bos sebuah perusahaan di AS ini langsung diterjang kritik setelah dia memecat massal 900 stafnya dalam satu panggilan Zoom.

(INDIA TODAY via TWITTER)
CEO Better.com, Vishal Garg memecat 900 karyawan AS dari India, melalui satu panggilan Zoom. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Menghebohkan sebuah insiden Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dilakukan saat webinar Zoom.

Bahkan CEO perusahaan tersebut langsung memecat sekira 900 karyawan dan ini menjadi PHK massal di masa pandemi Covid-19.

Dia adalah Vishal Garg, seorang CEO dari perusahaan bernama Better.com.

Bos sebuah perusahaan di AS ini langsung diterjang kritik setelah dia memecat massal 900 stafnya dalam satu panggilan Zoom.

Empat Benda Ini Ditemukan Danu di TKP pembunuhan Ibu dan Anak di Subang, Ada Surat

Video panggilan itu tersebar luas ke media sosial. Dengan sejumlah netizen berkomentar bahwa apa yang dilakukan pimpinan perusahaan itu "dingin", "keras" dan "langkah yang mengerikan", terutama menjelang Natal.

"Hai semuanya, terima kasih telah bergabung. Saya datang kepada Anda dengan berita yang tidak bagus,” kata Vishal Garg, kepala eksekutif perusahaan hipotek Better.com, dalam panggilan itu.

“Ini adalah kedua kalinya dalam karier saya melakukan ini (pemecatan), dan saya tidak ingin melakukan ini. Terakhir kali saya melakukannya, saya menangis. Kali ini saya berharap untuk menjadi lebih kuat.”

"Jika Anda menerima panggilan ini, Anda adalah bagian dari kelompok kurang beruntung yang diberhentikan. Pekerjaan Anda di sini dihentikan. Efektif segera," ujar Garg kepada ratusan karyawannya dalam panggilan zoom itu.

Garg mengeklaim kinerja dan produktivitas staf, dan perubahan pasar, menjadi alasan pemecatan massal sekitar 15 persen dari tenaga kerja Better.com.

Dia tidak menyebutkan pemasukan tunai senilai 750 juta dollar AS (Rp 10,8 triliun) yang diterima Better.com dari investor minggu lalu menurut laporan BBC pada Selasa (7/11/2021).

Mendengar kabar tersebut, seorang wanita yang suaranya terekam dalam unggahan itu merespons: "Kalian pasti bercanda, ini tidak mungkin, saya tidak percaya ini. Setelah apa yang kami (karyawan) lakukan untuk perusahaan."

Chief finance officer Better.com, Kevin Ryan, mengatakan kepada BBC: "Harus melakukan PHK yang sangat memilukan, terutama sepanjang tahun ini."

Menurutnya, perusahaan memerlukan neraca pembayaran yang kuat, dan pengurangan serta fokus tenaga kerja diperlukan, untuk menghadapi "perkembangan radikal pasar kepemilikan rumah".

'Empati itu penting'

Setelah kabar pemecatan itu ramai di media sosial, majalah Fortune mengatakan bahwa Garg adalah penulis unggahan blog anonim, yang isinya menuduh staf yang dipecat di perusahaannya "mencuri" dari kolega dan pelanggan mereka, dengan tidak produktif dan hanya bekerja dua jam sehari, sementara mengklaim delapan atau lebih.

Ann Francke, Kepala Eksekutif Chartered Management Institute Inggris, mengkritik cara pemecatat karyawan tersebut.

"Manajer yang buruk akan memecat orang dengan buruk baik secara virtual maupun secara langsung," katanya kepada program BBC Today.

"Tetapi cara tidak berperasaan yang dilakukan ini diperburuk dengan fakta bahwa itu dilakukan dalam gaya virtual dan sangat tidak berperasaan semacam ini.”

Padahal "Apa yang kita ketahui dalam pandemi adalah bahwa empati itu penting."

Better.com adalah perusahaan teknologi untuk membuat proses pembelian rumah "lebih cepat dan efisien", didukung oleh konglomerat Jepang Softbank dan bernilai sekitar 6 miliar dollar AS (86,4 triliun).

Gaya manajemen Garg telah dikritik sebelumnya, setelah email yang dia kirim ke staf diperoleh Forbes tahun lalu.

Dalam emailnya, Garb menulis: "Kalian TERLALU LAMBAT. Kalian adalah sekumpulan lumba-lumba bodoh... JADI HENTIKAN. HENTIKAN. HENTIKAN SEKARANG. KAMU MEMPERMALUKANKU."

Gemma Dale, dosen hukum ketenagakerjaan dan studi bisnis di Liverpool John Moores University di Inggris, mengatakan tindakan itu jelas “bukan cara yang tepat untuk memimpin sebuah organisasi".

Pemecatan massal seperti ini tidak akan legal di Inggris, katanya.

"Hanya karena Anda bisa melakukan ini di Amerika, bukan berarti Anda harus melakukannya," tambahnya.

"Ada cara untuk melakukan hal-hal ini, bahkan dalam kondisi sulit, menggunakan empati dan sopan santun."

Menurutnya, cara itu dapat membahayakan perusahaan serta stafnya. Sebab "karyawan yang ada akan melihat bagaimana perusahaan memperlakukan orang, sebagai sinyal bagaimana perusahaan akan memperlakukan mereka di masa depan".

Francke juga menilai hal itu dapat berdampak pada bisnis Better.com di masa depan. Apalagi mengingat itu adalah bisnis yang berhadapan dengan pelanggan, dan mencoba memberikan hipotek kepada orang-orang.

"Saya yakin banyak pelanggan atau calon pelanggan berpikir: 'Wah jagoan, jika mereka memperlakukan karyawan mereka seperti ini, saya bertanya-tanya bagaimana mereka memperlakukan pelanggan mereka?' ," kritiknya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul 900 Karyawan Dipecat Massal dalam Satu Panggilan Zoom

 

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved