Penanganan Covid
Varian Omicron yang Telah Ditetapkan WHO Sebagai VOC, Ini Penyebab Kemunculan hingga Dampaknya
Varian B.1.1.529 Omicron ini bukan sekedar baru, tapi juga ini berpotensi menjadi masalah besar bukan hanya Indonesia dan Afrika, tetapi dunia.
"Melalui 3T terutama survelen genomic tidak merata dan kuat di banyak negara, seperti Afrika, akhirnya menghasilkan varian ini," ungkapnya.
Namun bukan hanya Afrika saja. Belahan dunia manapun ketika kemampuan 3T survelen genomic lemah, ditambah vaksinasi yang lambat, rawan melahirkan mutasi Covid-19 yang berbahaya.
"Ditambah jumlah penderita HIV-AIDS termasuk kategori banyak. Pada konteks ini, ketika terinfeksi itu umumnya lama untuk mengalami pemulihan. Dan semakin lama virus dalam tubuh manusia, semakin banyak peluang bermutasi,"pungkasnya.
Menag Sebut Varian Omicron Tak Perlu Dikhawatirkan Berlebihan
Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas merespons kekhawatiran Komisi VIII DPR terhadap varian baru Covid-19 Omicron, lantaran ibadah Umrah bakal dilaksanakan pada Desember 2021.
Yaqut meyakini para anggota Komisi VIII DPR bahwa varian Omicron tak perlu dikhawatirkan berlebihan.
Hal itu disampaikannya dalam rapat kerja bersama Komisi VIII DPR, Selasa (30/11/2021).
"Memang Omicron, Bapak Ibu sekalian, ini cucu dari virus Covid-19, yang menurut data yang saya punya memang, gimana ya, perlu dikhawatirkan tapi tidak perlu berlebihan," kata Yaqut di Ruang Rapat Komisi VIII DPR, Senayan, Jakarta.
Berdasarkan data yang didapat dari Kementerian Kesehatan, Yaqut menjelaskan Omicron mengkhawatirkan lantaran memiliki kombinasi key mutation dari varian lain.
Yaqut menyatakan seluruh varian berbahaya Covid-19 menyatu dalam Omicron.
Selain itu, dia mengatakan Omicron mengkhawatirkan lantaran memiliki kemungkinan penularan yang tinggi, namun bisa menghindari antibodi yang selama ini dibentuk tubuh.
• Cerita Nelayan di Manado Tak Melaut Karena Cuaca Ekstrem, Terpakasa Hutang Demi Penuhi Kebutuhan
Kendati demikian, Yaqut menekankan belum ada bukti bahwa Omicron ini memiliki keparahan yang tinggi.
"Omicron memiliki potensi atau kemungkinan penularan tinggi dan penurunan efektivitas respons imun antibodi yang sebelumnya terbentuk dari infeksi maupun vaksinasi. Jadi antibodi yang sudah dibentuk karena pernah kena atau karena vaksin itu bisa dihindari oleh jenis virus Omicron ini, tapi tidak ada bukti keparahan yang tinggi dibanding varian of concern lainnya," ujarnya.
Di sisi lain, Yaqut menilai alasan tingkat penularan tinggi varian Omicron di Afrika tinggi lantaran vaksinasi yang masih rendah di sana.
"Kenapa tadi dikatakan Bu Sely kenaikan 500 persen, bukan 500 kali ya, 500 persen di Afrika? Karena memang Afrika itu, secara umum benua Afrika, baru 3,5 persen yang divaksin, jadi sangat jauh dibanding kita yang sudah 70-an persen, jadi saya kira kita perlu waspada tapi tak perlu khawatir terlalu berlebihan. Indonesia terus antisipasi ini," tandasnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Ketahui Penyebab Munculnya Varian Omicron yang Telah Ditetapkan WHO Sebagai VOC