Berita Minahasa
Cerita Wisatawan Asal Prancis Saat Berziarah di Makam Tuanku Imam Bonjol Minahasa
Selain turis Nusantara, banyak pula turis asing eropa yang ziarah di makam tuanku Imam Bonjol.
Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Chintya Rantung
TRIBUNMANADO.CO.ID, Manado - Sulawesi utara punya banyak objek wisata ziarah.
Salah satunya adalah makam Tuanku Imam Bonjol di Desa Lotta, Kecamatan Pineleng, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara.
Imam Bonjol merupakan pahlawan Nasional yang berperan penting dalam Perang Paderi.
Tuanku Imam Bonjol lahir pada tahun 1774 dan meninggal dunia dalam pengasingannya di Minahasa pada tahun pada tanggal 8 November 1854.
Dari Manado, makam ini hanya berjarak tujuh kilometer arah ke Kota Tomohon.
Saat berada di Kecamatan Pineleng, pada jalur kiri setelah jembatan pertama, terdapat sebuah gerbang bertuliskan, Gerbang Menuju Makam Pahlawan Nasional, Tuanku Imam Bonjol.
Di samping gerbang, terdapat patung pahlawan tersebut. Jarak dari gerbang ke makam sekitar satu kilometer.
Makam itu berada di pinggir jalan, tepat di seberang jalan Masjid Imam Bonjol, Lotta.
Selain ziarah, daya tarik makam ini adalah toleransi umat beragama.
Hal itu nampak karena dari dirawatnya makam tersebut oleh warga Lotta yang mayoritas beragama Kristen.
Dua presiden RI pernah ziarah disini yakni almarhum Gusdur dan SBY.
Selain turis Nusantara, banyak pula turis asing eropa yang ziarah di makam tuanku Imam Bonjol. Mereka adalah bule mualaf. Beroleh hidayah dan menekuni Islam.
Tribunmanado.co.id mengunjungi lokasi tersebut pada Senin (22/11/2021).
Bagian kiri dan kanan kompleks bangunan seluas 75x25 meter, dikelilingi tembok setinggi satu setengah meter. Memasuki area makam, pengunjung disambut taman mawar yang sederhana.
Pada bagian kanan taman, terdapat sebuah rumah, yang dulunya hanya sebuah pondok di tengah hutan sebagai tempat berteduh Tuanku Imam Bonjol. Rumah itu dulunya berangka kayu. Kemudian direnovasi menjadi bangunan permanen dengan arsitektur Minangkabau oleh Syahril Sabirin, saat menjabat Gubernur Bank Indonesia.
Bekas rumah Imam Bonjol sekarang menjadi shelter atau tempat menginap sementara bagi para penziarah yang bermalam.
Bangunannya tergolong sangat sederhana.
Hanya rumah berlantai keramik dengan ruangan yang cukup lapang tanpa perabot.
Selembar karpet merah terhampar, menjadi alas bagi mereeka yang ingin rebahan atau tiduran, dan sebuah ceruk ruang untuk tempat salat.
Menuju makam, harus melalui 32 anak tangga. Makan Tuanku Imam Bonjol seluas 12,5x8 meter ini beratap sirap.
Aroma harum daun pandan langsung tercium ketika wartawan Tribun Manado masuk ke dalam ruangan, melalui pintu samping, satu dari tujuh pintu yang ada.
Bau harum daun pandan itu berasal dari atas makam sang pahlawan, yang memang sengaja ditaburkan juru kunci makam.
Bahkan mereka yang datang berkunjung dapat pula menaburkan daun pandan bercampur bunga mawar merah yang telah disediakan.
Pada tembok dalam ruangan tersebut, terdapat relief Tuanku Imam Bonjol menunggang seekor kuda putih.
Di atas kudanya, tangan Imam Bonjol mengacungkan untuk menggambarkan keberaniannya melawan penjajah.
Bangunan itu seluruhnya berlantai keramik, bahkan di dalam ruangan, sisi tembok juga berlapiskan keramik.
Makam itu dikelilingi pagar rantai setinggi setengah meter. Pada batu nisannya bertuliskan, nama Peto Syarief Ibnu Pandito Bayanudin, bergelar Tuanku Imam Bonjol, pahlawan nasional, lahir tahun 1774 di Tanjung Bungo, Bonjol, Sumatera Barat, wafat 6 November 1854 di Lotta.
Di belakang pagar bangunan makam, terdapat jalan menurun berupa anak tangga, menuju musala yang merupakan tempat salat Tuanku Imam Bonjol, persis di pinggir sungai Malalayang yang melintasi Pineleng.
Wisatawan Asal Prancis
Berpakaian gamis. Berwajah bule.
Pria ini memasuki Makam Imam Bonjol di Desa Lotta, Kecamatan Pineleng, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, dengan langkah perlahan.
Gaya yang sangat tidak khas bagi umumnya pria prancis yang elegan sekaligus angkuh.
Dengan takzim ia sujud berdoa lantas menabur bunga di atas makam.
Kemudian ia berjalan menuju ke arah batu tempat Imam Bonjol Shalat di sebuah Mesjid samping sungai.
Menuju kesana, menuruni tangga, bau badannya menguar, dan tercium bau tak sedap, salah satu bukti jika orang prancis ini sekali lagi melanggar aturan prancisnya, memakai parfum.
"Orangnya tak bisa berbahasa Indonesia, hanya bilang Khairun yang artinya terima kasih," cerita ahli waris makam Imam Bonjol Abdul Muthalib.
Beber Muthalib, orang Prancis tersebut datang beberapa kali ke makam Imam Bonjol termasuk pada bulan Ramadan.
Dia adalah penjelajah khusus tempat religi Muslim di seluruh dunia. Dan ia punya kesan tersendiri mengenai makam ini, katanya sangat unik karena berada di tengah komunitas Kristen," beber dia.
Menurut Muthalib, sang bule mengaku muslim sejak lahir. Namun namanya berbau Prancis.
"Saya sudah lupa namanya," beber dia.
Beber Muthalib, ada seorang bule lagi yang kerap datang di Makam Imam Bonjol.
Sang bule berasal dari Belanda dan beragama Kristen.
"Ia datang untuk meneliti," kata dia.
Dikatakannya, turis Tiongkok juga belakangan sering datang ke makam imam bonjol.
"Mereka sering berfoto di dalam makam," beber dia. (Art)
Tentang Minahasa
Kabupaten Minahasa adalah salah satu kabupaten yang berada di provinsi Sulawesi Utara, Indonesia.
Ibu kota kabupaten ini terletak di Kota Tondano, dengan luas wilayah kabupaten 1.025,85 km².
Kabupaten Minahasa memiliki 25 kecamatan, 43 kelurahan dan 227 desa (dari total 171 kecamatan, 332 kelurahan dan 1.507 desa di seluruh Sulawesi Utara.
Saat ini Kabupaten Minahasa dipimpin oleh Bupati Royke Octavian Roring dan Wakil Bupati Robby Dondokambey. (Mjr)