Profil Tokoh
PROFIL Max Sopacua, Pendiri Partai Demokrat Jadi Inisiator KLB, Meninggal karena Sakit Paru-paru
Politisi senior partai Demokrat, Max Sopacua meninggal dunia, Rabu (17/11/2021) Pagi.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Kabar duka datang dari dunia politik tanah Air.
Politisi senior partai Demokrat, Max Sopacua meninggal dunia, Rabu (17/11/2021) Pagi.
Max Sopacua menghembuskan nafas terakhirnya pada pukul 05:53 WIB.
Baca juga: Profil Mayjen TNI Suharyanto, Pangdam Brawijaya Calon Kepala BNPB, Eks Sesmilpres Jokowi
Baca juga: Peringatan Dini BMKG Rabu 17 November 2021, Ini 24 Wilayah yang Diperkirakan Potensi Cuaca Ekstrem
Kabar tersebut diketahui dari politisi Partai Demokrat, Imelda Sari melalui akun Twitter @isari68.
"Innalillahi waiina ilaihi rojiun Telah berpulang papa kami H. Zulkifli bin Adam ( Max Sopacua ) pada Hari ini rabu 17 November 2021 pukul 05.53 wib, mohon di maafkan segala kekhilafan Almarhum semasa hidup. Ferro Sopacua."
Sementara, Radio Sonora Jakarta melalui akunnya di Twitter @SonoraFM92 mengabarkan jika saat ini jenazah Max Sopacua berada di RS Pusat Angkatan Darat.
"Berita Dukacita Telah meninggal dunia Bapak Max Sopacua pagi ini Rabu 17 November 2021 Pkl 05.53 wib Di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta. Saat ini kami sedang berbincang dengan Putra Beliau Vero Sopacua. Keluarga besar Radio Sonora ikut berdukacita sedalam2nya."
Max Sopacua sempat dirawat di rumah sakit.
Mantan penyiar TVRI itu meninggal dunia karena sakit paru-paru.
Profil Max Sopacua
Pernah Jadi Penyiar TVRI
Pernah Menjadi Penyiar TVRI Dikutip dari Tribunnews.com, pria kelahiran Ambon, pada 2 Maret 1946 itu menyelesaikan gelar sarjana S1 dan mendapatkan gelar magister di STIE Gotong Royong, Jakarta.
Max juga sempat bekerja sebagai penyiar olahraga dan produser di Televisi Republik Indonesia (TVRI) pada zaman orde baru.
Dalam catatan buku wajah DPR dan DPD 2019-2014, Max diketahui menjadi produser di TVRI sejak 1985 hingga tahun 2002.
Ikut Dirikan Partai Demokrat
Setelah era kepemimpinan Presiden Soeharto berakhir, Max mulai terjun ke dunia politik.
Ia diketahui terlibat dalam pendirian Partai Demokrat pada 9 September 2001 bersama SBY.
Bersamaan dengan suksesnya SBY terpilih sebagai Presiden pada Pilpres 2004, di tahun yang sama Max juga terpilih menjadi anggota DPR dari daerah pemilihan (dapil) Jabar V Bogor.
Ia menduduki Senayan selama dua periode yakni di tahun 2004 dan tahun 2009.
Kiprah Max di Partai Demokrat bisa dikatakan cukup penting.
Selain sebagai salah satu pendiri partai, ia juga pernah menduduki jabatan strategis lainnya seperti Wakil Sekjen DPP Partai Demokrat, hingga menjadi anggota Majelis Tinggi.
Bergabung Dengan Partai Emas
Max sudah menyatakan mundur dari Partai Demokrat dan bergabung dengan partai Esa Masyarakat Sejahtera (Emas) pada 11 Desember 2020 lalu.
Saat itu Max merasa bahwa dirinya disingkirkan oleh Partai Demokrat.
Ia mengibaratkan upaya menyingkirkan dirinya, seperti menurunkan penumpang di pinggir jalan.
“Yang saya prihatin tetapi saya doakan Partai Demokrat semoga bagus dan makin jaya. Yang saya sayangkan, saya disingkirkan dari Partai Demokrat seperti menurunkan penumpang angkot di pinggir jalan,” tutur Max saat itu di Kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Emas, Kemang, Jakarta Pusat.
Ia menyebut dirinya bergabung dengan Partai Emas karena ingin mengabdi dan menyejahterakan masyarakat Indonesia.
Bergabungnya Max dengan Partai Emas ditandai dengan pelepasan jaket Partai Demokrat miliknya, kala itu.
Inisiator KLB Kontra AHY
Konflik antara Max dengan Partai Demokrat sudah nampak sejak tahun 2019, saat itu Max bersama sejumlah senior Partai Demokrat membentuk Gerakan Moral Penyelamatan Partai Demokrat (GMPPD).
Gerakan itu meminta SBY yang saat itu masih menjabat sebagai ketua umum untuk melaksanakan KLB.
GMPPD beralasan, KLB harus segera dilaksanakan karena perolehan suara Partai Demokrat anjlok.
Saat itu, GMPPD juga mendesak agar segera ditunjuk ketua umum dan pengurus baru.
Konflik itu nampaknya juga menjadi pemicu Max keluar dari Partai Demokrat dan bergabung dengan Partai Emas.
Selain itu, Max kemudian juga diketahui menjadi salah satu tokoh yang mendukung KLB kontra kepemimpinan Ketua Umum Partai Demokrat AHY, yang berlangsung di Sibolangit, Deli Serdang, Sumatera Utara, 5 Maret 2021.
Ia meminta para kader Partai Demokrat tidak perlu takut dipecat jika mendukung berlansungnya KLB itu.
“Jangan takut dipecat, tidak bisa sembarangan memecat kader. Semua ada prosedurnya,” kata Max, dikutip Antara.
Anggota DPR 2 periode
Disalin dari Wikipedia.org, Max Sopacua lahir 2 Maret 1946.
Semasa hidupnya, dia pernah menjabat sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) selama dua periode pada 2004–2009 dan 2009–2014.
Tokoh senior Partai Demokrat itu, selama di DPR RI, mewakili daerah pemilihan (dapil) Jawa Barat IV (2004–2009) dan Jawa Barat V (2009–2014) serta pernah bertugas di Komisi IX dan I DPR.
Riwayat pendidikan
Max Sopacua menyelesaikan sekolah dasar hingga sekolah menengah pertamanya di Pulau Saparua, tepatnya di SR Negeri Saparua selama enam tahun hingga 1958, dan di SMP Negeri 2 Saparua sampai 1961.
Tiga tahun berselang ia menamatkan pendidikan SMA di SMA Negeri 1 Ambon.
Pada tahun 2003, Max Sopacua berhasil menuntaskan pendidikan strata-1 di STIE Gotong Royong dan meraih gelar Sarjana Ekonomi (SE), dua tahun kemudian ia meraih gelar Master of Science (MSc) juga dari perguruan tinggi yang sama.
Istri lebih dulu meninggal
Max Sopacua menikah dengan Tutie Irawati, mereka dikaruniai tiga orang anak.
Salah satu putranya, Ferro Sopacua juga merupakan seorang politikus yang pernah menjadi anggota DPRD Kota Bogor pada tahun 2009 hingga 2014.
Istri Max Sopacua, Tutie, telah meninggal dunia pada tahun 2013.
Artikel ini telah tayang di Tribun-Timur.com dengan judul Penyebab Politisi Partai Demokrat Max Sopacua Meninggal, Biodata atau Profil Mantan Penyiar TVRI Itu dan di Kompas.com dengan judul Profil Max Sopacua: Mantan Penyiar TVRI hingga Politikus Partai Emas yang Jadi Pendukung KLB Demokrat