Panglima TNI
Ini Alasan Presiden Joko Widodo Pilih Jenderal Andika Perkasa Menjabat Sebagai Panglima TNI
Hal tersebut diketahui setelah Presiden Joko Widodo mengusulkan Andika Perkasa sebagai pengganti Marsekal Hadi Tjahjanto.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Seperti yang diketahui Jenderal Andika Perkasa kini menjadi calon tunggal Panglima TNI.
Hal tersebut diketahui setelah Presiden Joko Widodo mengusulkan Andika Perkasa sebagai pengganti Marsekal Hadi Tjahjanto.
Terkait hal tersebut apa alasan Jokowi memilih Jenderal Andika Perkasa.
Baca juga: Hasil Real Madrid vs Shaktar Donetsk, Benzema Cetak Brace Bawa Los Blancos Puncaki Klasemen Grup D
Baca juga: Kecelakaan Maut Tadi Pukul 00.05 WIB, Satu Tewas 5 Orang Jadi Korban, Mobil Avanza Alami Tabrakan
Baca juga: Live Streaming Liga Champions Sheriff vs Inter Milan, Jadi Tim Tamu Inzaghi Lakukan Rotasi Pemain
Foto : Calon Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa. (Tribunnews/Irwan Rismawan)
Menteri Sekretaris Negara ( Mensesneg), Pratikno membeberkan alasan Presiden Joko Widodo (Jokowi) memilih KSAD Jenderal Andika Perkasa sebagai calon Panglima TNI.
Penetapan nama Jenderal Andika Perkasa sebagai calon tunggal Panglima TNI dilakukan Presiden Jokowi sebelum melakukan kunjungan kerja (kunker) ke Italia dalam rangka menghadiri G20.
Surat Presiden (surpres) terkait usulan nama calon Panglima TNI menggantikan Marsekal Hadi Tjahjanto disampaikan Istana ke pimpinan DPR pada Rabu (3/11/2021).
Menurut Pratikno, Presiden Jokowi mengajukan nama Jenderal Andika Perkasa sebagai calon Panglima TNI baru karena saat ini menjabat kepala staf angkatan.
"Ya kan panglima harus kepala staf, kepala staf kan pilihannya itu," kata Praktikno di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (3/11/2021).
Lebih lanjut, ia mengatakan, Panglima TNI saat ini, yakni Hadi Tjahjanto sudah berasal dari Angkatan Udara. Sehingga, pilihan calon panglima TNI berikutnya mengerucut antara Angkatan Darat (AD) dan Angkatan Laut.
Ia mengatakan, Jokowi pun memutuskan panglima pengganti Hadi dari matra AD. "Kepala stafnya kan sekarang ini kan TNI AU sudah panglima jadi pilihannya Angkatan Darat dan Angkatan Laut, pak Presiden sudah memilih Angkatan Darat," ucapnya, dikutip Tribunnews.com dari Kompas.com.
Praktikno menyampaikan, panglima dari matra AL bisa diusulkan pada periode berikutnya.
Di samping itu, Pratikno juga mengatakan Andika dipilih Jokowi sebelum kunker ke luar negeri. "Sebelum berangkat ke luar negeri," kata Pratikno.
Nama Jenderal Andika Perkasa diusulkan untuk menggantikan Marsekal Hadi Tjahjanto setelah masa pensiun.
Hal itu disampaikan Ketua DPR RI, Puan Maharani setelah menerima Surat Presiden (surpres) calon Panglima TNI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (3/11/2021).
Dalam suratnya, Presiden mengusulkan hanya satu nama calon Panglima TNI kepada DPR RI untuk mendapatkan persetujuan.
"Pada hari ini melalui Pak Mensesneg, Presiden sampaikan surpres mengenai usulan calon Panglima TNI kepada DPR RI atas nama Jenderal TNI Andika Perkasa," kata Puan, dikutip Tribunnews.com dari kanal YouTube Kompas TV, Rabu (3/11/2021).
"Dengan demikian, DPR akan menindaklanjuti Surat Presiden mengenai usulan calon Panglima TNI yang baru setelah melalui rapat pimpinan," imbuhnya.
Selanjutya, DPR melalui Komisi I akan segera memproses surat tersebut untuk mempersiapkan uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) dalam rapat paripurna.
"Dalam hal ini, Komisi I DPR untuk melakukan pembahasan termasuk fit and proper test terhadap calon Panglima TNI."
"Kemudian, DPR akan menggelar rapat paripurna untuk mendapatkan persetujuan," ujarnya.
DPR RI dalam memberikan persetujuan Panglima TNI usulan Presiden akan memperhatikan berbagai aspek dan dimensi yang dapat memberikan keyakinan.
Diketahui, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto akan memasuki masa pensiun dari dunia kemiliteran pada November 2021.
Sehubungan hal tersebut, sesuai mekanisme yang diatur dalam UU, maka pemberhentian dan pengangkatan Panglima TNI akan melalui proses serta bertahap, termasuk proses persetujuan DPR RI.
Nantinya, Panglima TNI akan diangkat dan diberhentikan oleh Presiden setelah mendapat persetujuan DPR RI.
KSAD Jenderal Andika Perkasa ikut lepas Presiden Jokowi
Sebelumnya, KSAD Jenderal Andika Perkasa ikut melepas kepergian Presiden Jokowi menuju Roma, Italia, di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten pada Jumat (29/10/2021).
Diketahui, Jokowi akan berpartisipasi pada KTT G20 yang digelar di Roma pada 30-31 Oktober 2021.
Selanjutnya, Jokowi akan menghadiri KTT Pemimpin Dunia COP 26 di Glasgow, Skotlandia pada 1-2 November 2021. Lalu, Jokowi akan berkunjung ke UEA pada 3-4 November 2021.
Tak sendiri, Andika melepas kepergian Jokowi bersama Wakil Presiden, Maruf Amin; Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo; Menteri Sekretaris Negara, Pratikno; dan Gubernur Banten, Wahidin Halim.
Momen itu disebut-sebut sebagai sinyal positif bagi Andika menjelang pergantian Panglima TNI.
Seperti diketahui, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto akan memasuki masa pensiun pada November 2021.
Namun, Pengamat Militer Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi, menilai momen tersebut bukan lah hal istimewa.
Ia mengatakan mengantar kepergian Presiden ke luar negeri adalah agenda protokoler kenegaraan.
Hal itu, ujar Khairul, lazimnya memang dihadiri oleh pimpinan TNI-Polri dan kepala daerah setempat.
Kehadiran Andika pada Jumat melepas kepergian Jokowi untuk menggantikan Hadi Tjahjanto yang sedang tidak berada di Jakarta karena menghadiri pelantikan Taruna Akademi TNI.
"Jadi menurut saya agak berlebihan jika kehadiran KSAD hari ini dimaknai sebagai sinyal positif penunjukan Panglima TNI," kata Fahmi saat dihubungi Tribunnews pada Jumat.
Hal serupa juga disampaikan anggota Komisi I DPR RI, Bobby Rizaldi.
Senada dengan pernyataan Khairul, Bobby mengatakan kehadiran Andika hanyalah standar protokol kenegaraan untuk menggantikan Hadi yang berhalangan hadir.
"Hanya standar protokol kenegaraan saja, karena Panglima TNI berhalangan sedang menghadiri acara lain di Surabaya," kata Bobby lewat pesan singkat yang diterima Tribunnews, Sabtu (30/10/2021).
Lebih lanjut, Bobby menilai kehadiran KSAD di beberapa event Jokowi, tidak perlu disebut sebagai sinyal positif peluang Andika menjadi Panglima TNI lebih besar dibanding Kepala Staf lainnya.
Kendati demikian, Bobby menyebut pihaknya akan tetap mendukung keputusan Jokowi jika memang sang Presiden memilih Andika sebagai pengganti Hadi.
"Bila Pak Andika yang diusulkan Bapak Presiden, saya yakin Komisi I akan 100 persen mendukung," ujarnya.
Namun, saat ini Komisi I DPR akan tetap objektif selama belum ada Surat Presiden (Surpres) mengenai Panglima TNI.
Menurutnya. semua Kepala Staf punya peluang yang sama untuk menjadi Panglima TNI.
"Semua kepala staf memiliki peluang yang sama menjadi Panglima TNI setelah Pak Hadi pensiun," tandasnya.
Jokowi sempat diprediksi kesulitan pilih calon Panglima TNI
Masa pensiun Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto semakin dekat. Namun, Presiden Joko Widodo (Jokowi) belum kunjung menyerahkan nama calon penggantinya ke DPR RI.
Ketua Komisi I DPR RI, Meutya Hafid, memprediksi Jokowi akan kesulitan dalam menentukan nama calon Panglima TNI.
Lantaran, menurut Meutya, calon-calon panglima TNI berlatar belakang dan memiliki kinerja yang bagus.
Foto : Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa saat menggelar konferensi pers di Markas Besar TNI Angkatan Darat, Jakarta Pusat, Selasa (9/3/2021). (Tribunnews/JEPRIMA)
"Kalau figur (nama pengganti Panglima TNI), semua bagus, semua calon-calon yang kita dengar."
"Memang pasti Presiden sulit untuk memutuskan karena pertimbangannya banyak dan calon-calonnya bagus-bagus semua," terang Meutya, Selasa (19/10/2021), dilansir Tribunnews.
Kendati demikian, Meutya mengatakan nantinya Jokowi hanya akan mengirimkan satu nama calon Panglima TNI.
Pernyataan Meutya ini berkaca dari pengalaman sebelumnya, di mana Presiden hanya memberikan satu nama.
"Biasanya sih kalau di Komisi I, calon tunggal ya," kata Meutya.
Diketahui, hingga saat ini Komisi I DPR RI belum menerima surat presiden (surpres) terkait pergantian Panglima TNI.
Namun, Meutya mengungkapkan proses pergantian Panglima TNI masih ada waktu hingga akhir November 2021.
Karena itu, ia menilai penyerahan surpres tidak harus terburu-buru.
"Kurang lebih awal-awal November, begitu yang saya dengar terakhir. Dan memang masih ada waktu sampai akhir November prosesnya."
"Jadi enggak harus diburu-buru juga, ini keputusan penting kita memilih Panglima TNI," bebernya.
Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Alasan Presiden Jokowi Pilih KSAD Jenderal Andika Perkasa Sebagai Calon Tunggal Panglima TNI.