Berita Bolmong
Tagar SulutMenangis Ramai di Twitter, Masyarakat Adat Minta Presiden Perhatikan Konflik di Bolmong
Media Sosial (medsos) Twitter diramaikan dengan #SulutMenangis. Muncul karena konflik lahan yang mengakibatkan penembakan Armanto Damopolii tewas
Penulis: Nielton Durado | Editor: Rizali Posumah
TRIBUNMANADO.CO.ID, Manado -- Polemik konflik patok wilayah di perkebunan Bolingongot, Bolaang Mongondow (Bolmong), Sulawesi Utara (Sulut), belum usai.
Media Sosial (medsos) Twitter diramaikan dengan #SulutMenangis.
Tagar ini muncul karena konflik lahan yang mengakibatkan penembakan Armanto Damopolii tewas belum diusut tuntas.
Masyarakat adat di Bolmong meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) turun tangan.
“Kenapa kemudian (ramai) #SulutMenangis, karena kemudian kami prihatin persoalan tanah adat di Toruakat,” kata Ketua Aliansi Masyarakat Adat Bolaang Mongondow Tengah, Can Mulyadi Mokodompit, ketika dihubungi tribunmanado.co.id, Minggu (31/10/2021).
“Itu hanya salah satu dari sekian banyak persoalan yang akan muncul di kemudian hari, dan hari ini tidak dapat perhatian dari aparat penegak hukum apalagi pemerintah daerah."
"Pemerintah tidak pernah melihat persoalan adat ini menjadi persoalan yang serius,” tambahnya.
Aliansi Masyarakat Adat Bolaang Mongondow Tengah mendesak agar persoalan masyarakat adat menjadi perhatian serius.
Menurut dia, Jokowi harus ikut turun mengusut masalah tersebut.
“Sehingga kami meminta Presiden Jokowi serta Panglima TNI dan Kapolri. Terutama Kompolnas harus turun untuk menyelesaikan. Komnas HAM juga harus turun memantau persoalan di lapangan,” ujarnya.
Menurut Mulyadi, masyarakat adat di Sulut sementara menghadapi masalah besar.
Menurutnya, polemik di Toruakat hanya satu masalah dari banyak kasus lain yang belum terungkap.
“Intinya begini, kami melihat bahwa persoalan tanah adat Toruakat yang sampai menyebabkan sudah terbunuhnya anak adat tidak selesai hanya dipermainkan seperti ini," kata dia.
Ini menjadi pertanda lonceng kematian komunitas adat yang ada di Bolmong.
"Karena sekian banyak perusahaan-perusahaan di Bolmong yang tidak memperhatikan masyarakat,” jelasnya.