Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Bursa Capres

Megawati Belum Tentu Pilih Puan Maharani, Pengamat Beber Fakta Sejak Tahun 2014

Sebagai partai terbesar di Indonesia, putusan yang diambil PDI Perjuangan sangat dinanti masyarakat banyak di Indonesia.

Editor: Aswin_Lumintang
Kompas TV/Tangkap Layar
Megawati Soekarnoputri 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Sebagai partai terbesar di Indonesia, putusan yang diambil PDI Perjuangan sangat dinanti masyarakat banyak di Indonesia.

Termasuk warga asing yang sangat berkepentingan dengan kondisi Indonesia saat ini.

Direktur Eksekutif Charta Politica, Yunarto Wijaya, ikut menanggapi kontemplasi yang dilakukan Ketua Umum PDI-Perjuangan, Megawati Soekarnoputri dalam mengusung calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) di Pemilu 2024 mendatang.

Menurut Yunarto, kontemplasi yang dilakukan Megawati hanya bisa dimaknai oleh orang-orang terdekatnya saja.

Namun, Yunarto menilai keputusan Megawati dalam mengusung capres dan cawapres 2024 bisa dilihat melalui rekam jejaknya di Pemilu 2014.

Megawati Soekarnoputri
Megawati Soekarnoputri (Kompas.com/Dok. PDI-P)

"Kalau kontemplasi saya yakin kader internal apalagi orang-orang terdekat Ibu Mega saja yang bisa memaknai."

"Tapi kita sebagai pihak luar paling tidak bisa membaca fakta-fakta empiris yang pernah terjadi dalam konteks pengambilan keputusan Ibu Megawati terkait dengan siapa yang akan dimajukan sebagai capres."

"Minimal kita belajar dari 2014 dan saat itu lebih sakral pertanyaan terbesarnya adalah Ibu Mega maju sendiri atau kader lain," ungkap Yunarto, dikutip dari tayangan Youtube Metro TV, Kamis (28/10/2021).

Sementara, dalam kontestasi politik di Pemilu 2024, Yunarto melihat adanya kesamaan pertanyaan dari publik terkait capres yang akan diusung Megawati.

"Orang melihat pendekatan elektoral dengan situasi yang agak mirip, kalau mau disamakan yang satu mewakili keluarga Ibu Mega, satu lagi yang dilihat secara elektoral tinggi," ungkap Yunarto.

Kendati masukan publik terus menggema terkait capres dan cawapres usungan Megawati, Yunarto meyakini keputusan tersebut akan dibuat paling akhir.

 
Selain sebagai strategi, Yunarto menilai keputusan tersebut adalah sebuah insting naluriah dari partai terbesar di Indonesia.

"Pertama yang tidak bisa dibantah, betul ada last minute kecenderungan dari Ibu Mega dalam mengambil keputusan."

"Itu memang pola yang biasa terjadi dari partai terbesar apalagi yang paling ditunggu-tunggu itu biasanya yang terakhir dalam mengambil keputusan."

"Saya melihat bisa itu sebagai strategi atau sebuah insting naluriah dari partai terbesar karena itu akan paling berpengaruh dalam kontestasi politik," jelas Yunarto.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved