Berita GMIM
Pnt Michaela Paruntu Pimpin KPRS GMIM Sharing Pelayanan di GPIB Ekklesia Kuta Bali
Komisi Pelayanan Remaja Sinode (KPRS) GMIM mengunjungi GPIB Ekklesia Bandara Kuta Bali dalam rangka Sharing Pelayanan
Penulis: Fernando_Lumowa | Editor: Chintya Rantung
TRIBUNMANADO.CO.ID, Manado - Komisi Pelayanan Remaja Sinode (KPRS) GMIM mengunjungi GPIB Ekklesia Bandara Kuta Bali dalam rangka Sharing Pelayanan, Sabtu (23/10/2021).
Ketua KPRS GMIM Pnt Michaela Paruntu, didampingi jajaran KPRS, yakni Sekretaris Pnt Melky Pattiwael serta Pnt Bonny Rompas, Pnt Harris Sedua, Pnt Melki Nender, Pnt Antoni Tiow dan Pnt Steven Rondonuwu,
Pdt Mince Mulikale, Pendeta di GPIB Ekklesia Bali menyatakan syukur bisa bertemu dengan pembina remaja dari GMIM.
"Di gereja kami ini pengurusnya banyak dari Manado, GMIM dan GPIB ini sebenarnya bersaudara," kata Pdt Mince yang didampingi Sharon Hukom, salah satu pengurus GPIB Ekklesia.
Pnt Michaela Paruntu menjaskan maksud kedatangan ke Bali salah satunya ialah untuk mengetahui kendala serta solusi saat ibadah di masa pandemi.
"Kami juga ingin mengetahui bagaimana gereja di sini melakukan pembinaan pada remaja serta kurikulum pelayanan yang dipakai," kata Mikha.
Pun sebaliknya Pengurus Teruna (Remaja) GPIB Ekklesia, ikut mempertanyakan bagaimana menjalankan pelayanan di Remaja GMIM yang anggotanya mencapai ratusan ribu orang.
"Kami tahu program pelayanan remaja GMIM begitu banyak, ada program Remaja Teladan yang kami dengar gaungnya luar biasa, bagaimana cara melaksanakan kegiatan ini?," tanya Sharon.
Sharing berjalan dalam suasana semangat kekeluargaan. KPRS GMIM dan GPIB Ekklesia saling melengkapi dan memberikan informasi terkait pelayanan masing-masing.
"Kalau kami program yang bisa dibilang unggulan ialah camping pembinaan pada adik teruna dan ibadah Natal, semua kegiatannya dibiayai oleh gereja," tutur Sharon sembari menyebut di GPIB Ekklesia anak remaja dari SMP kelas 1 sampai SMA kelas 2.
Sementara yang sudah sidi otomatis langsung jadi pembina remaja. Sedangkan pola ibadahnya menggunakan pembagian kelas sesuai usia.
Sementara untuk tantangan pelayanan di era covid, ibadah tetap daring memakai YouTube.
"Hanya pada dua bulan terakhir ibadah ganti memakai zoom meeting, dan direncanakan pada November nanti ibadah sudah akan tatap muka bagi 75 anak remaja dari total 150 anak remaja," kata Hukom lagi.
Disisi lain untuk ibadah gereja umum, ditambahkan Pdt Mince, ada saat tertentu dilaksanakan ibadah etnik Manado hingga Kupang.
Jadi saat itu semua jemaat dihimbau pakai pakaian daerah, dan diakhiri dengan ibadah Nusantara.